22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi, 2008.
c. Metode Bioautografi
Bioautografi merupakan metode skrining mikrobiologi yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas antimikroba. Skrining
merupakan prosedur pertama, yang dilakukan pada sampel yang akan dianalisis, untuk mengetahui ada atau tidaknya analit yang didapat. Metode
skrining ini memberikan sensitivitas yang lebih tinggi daripada metode lainnya. Metode ini juga memiliki kelebihan yaitu, sederhana, murah, hemat
waktu dan tidak memerlukan peralatan yang canggih Choma, 2010. Metode bioautografi dibedakan menjadi tiga yaitu, bioautografi kontak,
bioautografi imersi atau bioautgrafi agar overlay, dan bioautografi langsung. Prinsip bioautografi kontak, plat kromatografi diletakkan pada permukaan
agar yang telah diinokulasi mikroba uji selama beberap menit atau jam sehingga proses difusi dapat terjadi. Plat kromatogram diambil dan media agar
diinkubasi. Daerah hambatan ditunjukan dengan adanya spot antimikroba yang menepel pada permukaan media agar. Pada bioautografi imersi, plat
kromatogram dicelup pada medium agar, setelah agar memadat ditambahakan mikroorganisme uji lalu diinkubasi. Metode ini merupakan kombinasi dari
bioautografi kontak dan langsung, karena senyawa antimikroba ditransfer dari kromatogram ke media agar, seperti dalam metode kontak, tetapi lapisan agar
tetap pada permukaan kromatogram selama inkubasi dan visualisasi seperti pada bioautografi langsung Choma, 2010.
Bioautografi langsung merupakan metode bioautografi yang paling banyak digunakan dari semua metode bioautografi. Prinsip dari metode ini adalah plat
KLT dicelupkan pada suspensi mikroorganisme kemudian diinkubasi. Visualisasi dari zona ini biasanya dilakukan dengan menggunakan reagen
dehydrogenase untuk deteksi aktivitas, yang paling umum adalah garam tetrazolium. Dehydrogenase mikroorganisme mengkonversi garam tetrazolium
menjadi berwarna, sehingga terlihat spot krem-putih dengan latar belakang ungu pada permukaan plat KLT menunjukan keberadaan agen antibakteri
Choma, 2010.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 Tinjauan Tentang Antimikroba