Klasifikasi Ajaran Islam Tinjauan Tentang Dakwah Islamiah 1. Pengertian Dakwah Islam

18 “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat- malaikat- Nya, Rosul-rosul-Nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk” HR.Muslim Di bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya misalnya syirik menyekutukan adanya Tuhan, ingkar dengan adanya Tuhan dan sebagainya. 6 Aqidah adalah ajaran tentang keimanan terhadap keesaan Allah swt. Pengertian iman secara luas menurut Daradjat, dkk ialah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan. Adapun pengertian iman secara khusus ialah sebagaimana yang terdapat dalam rukun iman. kompetensi iman seseorang yang sempurna antara lain menunjukkan sifat-sifat: 7 1 Segala perilaku merasa disaksikan oleh pencipta-Nya 2 Memelihara sholat dan amanat serta tidak mengingkari janji 3 Berusaha menghindari perbuatan maksiat 4 Mentaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya 5 Apabila memperoleh kebahagiaan, dia bersyukur 6 Apabila mendapat musibah, dia bersabar 7 Rela atas segala ketentuan Allah yang dilimpahkan kepadanya 6 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al Ikhlas 1983 hal 60 61 7 Zakiah Darajat, Kesehatan Mental Jakarta: PT Gunung Agung 1986 hal 140-142 19 8 Apabila mempunyai rencana, maka dia bertawakal kepada Allah Akidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh ke dalam segala aktifitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktifitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf al- Qardawi 1977 mengatakan bahwa iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari. Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh. b. Masalah Syari’ah Syari’ah dalam Islam berhubungan erat dalam amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi saw. “Islam adalah bahwasanya engkau menyembah kepada Allah swt dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah HR.Asy-Syaikani 20 Hadits tersebut di atas mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah swt. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syari’ah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan dan amal-amal shaleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum- minuman keras, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam nahi anil munkar 8 c. Masalah Budi Pekerti Akhlaqul Karimah Masalah akhlak dalam aktifitas dakwah sebagai materi dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah-masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman. 9 Sebab Rasulullah sendiri pernah bersabda yang artinya: “Aku Muhammaddiutus oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlak” Hadits Shahih 8 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al Ikhlas 1983 hal 61- 62 9 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al Ikhlas 1983 hal 62 - 63 21 Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa yang kata asalnya khuluqun yang berarti perangai, tabiat, adab atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adab, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat. Akhlak karenanya secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung pada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik, jadi “orang yang berakhlak” berarti orang yang berakhlak baik. Akhlak atau sistem perilaku dapat diajarkan melalui dua pendekatan: 1 Rangsangan-jawaban, dapat dilakukan dengan cara: a Latihan b Tanya Jawab c Mencontoh 2 Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan dengan cara: a Dakwah b Ceramah c Diskusi Setelah pola perilaku terbentuk maka sebagai kelanjutannya akan lahir hasil-hasil dari pola perilaku tersebut yang berbentuk material maupun non material. Jadi akhlak yang baik itu ialah pola 22 perilaku yang dilandaskan norma-norma yang berlaku dan memanifestasikan nilai-nilai iman, Islam dan ikhsan. 10

4. Hubungan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah

Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki bagi setiap manusia. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Karena pada dasarnya manusia manusia itu selain sebagai makhlik individu juga sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Manusia itu harus menjalin hubungan. Dengan adanya menjalin hubungan antara manusia sudah dengan sendirinya komunikasi itu terbentuk. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication,dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. 11 Kesamaan makna di sini adalah mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan atau dikomunikasikan. Menurut Onong Uchyana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalan Teori dan Praktek dikatakan: Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan mengerti bahasa pesan yang disampaikan. 12 Carl I. Hovland mendefinisikan 10 Zakiah Darajat, Kesehatan Mental Jakarta: PT Gunung Agung, 1986 hal 253-255 11 Onong Uchyana Effendy, Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Aditya Bakti, 2000 hal 41 12 Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997 hal:10 23 komunikasi sebagai: upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 13 Pendapat lain mengenai komunikasi adalah sebagaimana dikemukakan oleh Toto Tasmara dalam buku Komunikasi Dakwah, bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang artinya partisipasi atau komunikasi juga bias berasal dari kata commones yang artinya sama. 14 Untuk mengetahui lebih jelas pengertian komunikasi, Toto Tasmara mengemukakan: Dengan demikian, secara sangat sederhana, dapat kita katakana bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain dapat ikut serta berpartisipasi atau bertindak sama sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan yang disampaikannya. 15 Dakwah juga merupakan bagian dari aktivitas hidup sehari-hari, seperti yang diungkapkan oleh Amarullah Ahmad bahwa dakwah itu pada hakekatnya merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya agama Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. 16 13 Carld I Hovland, Irving L. Janis, Harold H. Kelly, Communication and Persuasion. New Heaven and London : Yale University Press. 1963 hal 10 14 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Media Prama Jakarta, 1997 hal: 1 15 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Media Prama Jakarta, 1997 hal: 1 16 Amrullah Ahmad, “Dakwah Islam dan Perubahan Sosial Suatu Kerangka Pendekatan dan Permasalahan”. Dalam Amrullah Ahmad Ed. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, PLP2M, Yogyakarta, 1985 hal.2