Teknik Pengambilan Gambar Tinjauan Umum Mengenai Video 1. Pengertian Video Sebagai Film

33 Berikut ini adalah salah satu aspek frammingyang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek type of shot, yaitu: 28 1 Extreme long shot, merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah objek yang sangat jauh atau panorama yang luas. 2 Long shot, pada teknik ini memperlihatkan tubuh fisik manusia yang tampak jelas namun latar belakang masih dominan. 3 Medium long shot, pada teknik ini manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. 4 Medium shot, pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. 5 Medium close-up, pada jarak ini memperlihatkan manusia dari dada ke atas. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak ini. 6 Close-up, umumnya memperlihatkan wajah, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah secara jelas serta gesture yang mendetil. 7 Extreme close-up, teknik ini mampu memperlihatkan lebih detil dari wajah, seperti telingan, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah obyek. 28 Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka,2008, cet. 1 h.104-106. 34 b. Sudut Pengambilan Gambar Ada beberapa tehnik pengambilan gambar yang biasa digunakan diantaranya: 1 Bird Eye View Ini merupakan sudut pengambilan gambar yang dilakukan di atas, seperti burung terbang yang melihat ke bawah. Efek yang tampak, subjek terlihat menjadi rendah, pendek dan kecil. Manfaatnya untuk menyajikan suatu lokasi atau pemandangan. 29 Biasanya untuk mengambil gambar dengan sudut ini dilakukan dari atas gedung ataupun dengan helikopter. 2 High Angle Ini merupakan sudut pengambilan gambar yang tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil. 3 Low Angle Ini merupakan sudut pengambilan gambar yang diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar. Bagi yang kreatif, hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh, dan berwibawa, juga angkuh. 30 29 Yannes Irwan Mahendra, Dari Hobi Jadi Profesional, Yogyakarta: Andi, 2010, ed. 1, h. 49. 30 Yannes Irwan Mahendra, Dari Hobi Jadi Profesional, Yogyakarta: Andi, 2010, ed. 1, h. 50 35 4 Eye Level Ini merupakan sudut pengambilan gambar sebatas mata posisi berdiri. Sudut pengambilan gambar ini merupakan posisi yang paling umum. Objek sejajar dengan mata, tidak menimbulkan kesan khusus yang terlihat menonjol. 31 5 Frog Level Ini merupakan sudut pengambilan gambar yang diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatlkan objek menjadi sangat besar. 32

C. Tinjauan Umum Semiotik 1. Konsep Semiotik

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. 33 Menurut Preminger2001, ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 34 31 Yannes Irwan Mahendra, Dari Hobi Jadi Profesional, Yogyakarta: Andi, 2010, ed. 1, h. 50 32 Yannes Irwan Mahendra, Dari Hobi Jadi Profesional, Yogyakarta: Andi, 2010, ed. 1, h. 50 33 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet-4, h. 15. 34 Rachmat Kriyantono, Ph.D, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, 2012, cet-6, h. 265. 36 Menurut John Fiske, studi semiotik dapat dibagi ke dalam bagian sebagai berikut 35 : a. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis tanda yang berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tanda di dalam menghasilkan makna, dan cara tanda-tanda tersebut berhubungan dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami di dalam kerangka penggunaankonteks orang-orang yang menempatkan tanda-tanda tersebut. b. Kode-kode atau sistem di mana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengiriman kode-kode tersebut. c. Budaya tempat di mana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tanda-tanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri. Tokoh-tokoh penting dalam bidang semiotik adalah Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik dari Swiss dan Charles Sanders Peirce, seorang ahli filsafat dan logika Amerika. 36 35 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2012, cet-1, h. 66. 36 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2012, cet-1, h. 66