Latar Belakang Masalah Metode Dakwah Ustadz Muhsin Pada Jama’ah Majelis Ta’lim Imdadil Mustafawii Cawang
3
sangat bergantung pada da’i dalam memberikan pengaruh kepada mad’u. Meski keberhasilan dakwah tidak hanya ditentukan oleh da’i, akan tetapi da’i
yang paling memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan dakwah.
Sejalan dengan pengertian diatas, metode yang dilakukan untuk mengajak haruslah sesuai dengan materi dan tujuan kemana ajakannya
tersebut ditunjukkan. Pemakaian metode yang benar merupakan bagian dari keberhasilan dakwah itu sendiri. Sebaliknya jika metode yang dipergunakan
dalam menyampaikan materi atau pesan dakwah tidak sesuai, maka akan mengakibatkan hal yang tidak diharapkan, sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat An-Nahl ayat 125 :
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
.” Ayat ini menjelaskan sekurang-kurangnya ada tiga metode dakwah
yakni metode hikmah, mau’izatil hasanah, dan mujadalah. Ketiga metode ini
dapat dipergunakan sesuai dengan objek yang dihadapi seorang da’i di tempat ia berdakwah. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan
seseorang da’i komunikator kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas
4
dasar hikmah dan kasih sayang.
3
Metode ini juga merupakan cara dakwah yang dilakukan
da’i kepada mad’unya dalam menyampaikan materi atau pengajian secara rutinitas baik di masjid-masjid, musholla-musholla,
pesantren-pesantren, majelis ta’lim maupun di majelis lainnya. Hal ini juga
dilakukan oleh ustadz Muhsin dalam menyampaikan materi dakwahnya di Majelis Ta’lim Imdadil Mustafawii.
Ustadz Muhsin bin H. Muhammad Said adalah seorang pendiri Maje
lis Ta’lim Imdadil Mustafawi. Beliau dalam mendidik dan mengajarkan para jama’ah murid-muridnya mengikuti tuntunan yang terdapat pada Al-
Qur’an dan Hadits demi semata-mata mencari ridho Allah SWT dan Rasulullah SAW. Beliau juga seorang ustadz yang tidak pernah lelah dalam
menyampaikan syari ’at Islam yang bertujuan mengajak masyarakat,
khususnya masyarakat Cawang agar lebih mengetahui masalah-masalah dalam agama.
Di samping itu juga, bel iau adalah seorang pengajar di Majelis Ta’lim
Imdadil Mustafawi yang mengajarkan dan menyampaikan permasalahan agama khususnya dalam fiqih, aqidah, dan hadits yang diajarkannya dari
kitab-kitab karangan para ulama yang masyhur. Kitab-kitab yang beliau ajarkan kepada jama’ahnya, diantaranya Fathul Ghorib fiqih, al-
Aqoiquddiniyyah aqidah, dan Jalaluddin Asyayati hadits. Dari sinilah ketertarikan peneliti pada sosok ustadz Muhsin yang
mempunyai cita-cita luhur mengajak masyarakat kembali ke jalan Allah SWT melalui Majelis T
a’limnya. Karena di zaman sekarang ini, sudah sangat jarang
3
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gema Media Pratama, 1997, h. 7.
5
akan adanya majelis-majelis ilmu, yang kita duduk didalamnya mendengarkan dan membahas tentang hal-hal yang kita lakukan sehari-hari, seperti sholat,
wudhu, adzan, puasa, haji. Dalam pengajiannya, beliau menggunakan metode yaitu dengan
para jama’ah mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan ustadz Muhsin dalam penyampaian beliau lewat membaca kitab
ilmu dan kitab hadist yang diselingi lantunan sholawat dengan menggunakan alat musik hadroh.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui dan memahami lebih dalam sosok seorang ulama yang telah mengajak dan
memanggil umat Islam agar kembali ke jalan Allah SWT dan Rasulullah SAW, dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Al-
Qur’an dan Hadits yang dituangkan ke dalam skripsi dengan judul
“Metode Dakwah Ustadz Muhsin Pada Jama
’ah Majelis Ta’lim Imdadil Mustafawii Cawang
”.