25
sampai hari kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al- Qur’an dan
As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun batin.
35
Istilah jama ’ah mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan
konteks kalimat dan kaitannya. Pertama , dikaitkan dengan kata “ahlu
sunnah ” sehingga menjadi ahlu sunnah wal jama’ah, yang berarti golongan
yang mengikuti sunah dan tradisi Nabi Muhammad SAW serta berada dalam kumpulan kaum muslim. Kedua, istilah jama
’ah dikaitkan dengan ijma’ sebagai sumber hukum. Ijma’ merupakan hasil kesepakatan jama’ah
dalam suatu masalah yang di dalamnya terdapat silang pendapat. Ketiga, istilah
jama’ah dengan imam atau pemimpin, yang berarti komunitas kaum muslimin
jama’ah yang dipimpin seorang imam. Istilah jama’ah juga berkaitan dengan masalah shalat, terutama
dalam pelaksanaan shalat jum’at yang harus mencukupi jumlah 40 orang. Sehingga jika jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak sah.
Mazhab-mazhab lain berpendapat bahwa jika pengerti an jama’ah telah
terpenuhi – ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih, termasuk
imam – maka sholat jum’at sah. Hal ini disebutkan arti dari istilah jama’ah
itu sendiri, yaitu jamak, banyak, atau lebih dari tiga orang.
36
Namun yang dimaksud jama’ah di sini yaitu suatu kumpulan atau sekelompok
orang yang
berkumpul untuk
menyaksikan atau
mendengarkan tentang ilmu-ilmu agama yang diberikan oleh seorang ustadz atau ustadzah.
35
Al- Atsari, “Pengertian Jama’ah”.
36
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam; Jemaah, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997, Jilid 2, h. 310-311.
26
D. Majelis Ta’lim
1. Pengertian Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim menurut bahasa terdiri dari dua kata yaitu “majlis”
dan “ta’lim” yang keduanya berasal dari bahasa Arab. Kata majlis dalam bahasa Arab berasal dari kata “jalasa, yajlisu, majlisan” yang artinya
duduk.
37
Sedangkan kata ta’lim dalam bahasa Arab berasal dari akar kata “a’lama, ya’lamu, ta’liman” yang berarti mengajar.
38
Ada beberapa pendapat dari segi istilah definisi maje lis ta’lim
diantaranya adalah sebagai berikut : Dr. Hj. Tutty Alawiyah As,
dalam karangan yang berjudul “Strategi Dakwah di Lingkungan Maje
lis Ta’lim” mendefinisikan majelis ta’lim sebagai berikut majelis dipelihara, dikembangkan, dan didukung oleh
anggotanya. Oleh karena itu, maje lis ta’lim merupakan wadah masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
39
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian majelis ta ’lim
yaitu pertemuan dan perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.
40
Di dalam musyawarah maje lis ta’lim se-DKI Jakarta telah
diberikan tentang pengertian maje lis ta’lim, yaitu lembaga pendidikan non
37
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hila Karya Agung, 2000, h. 98.
38
Asad M. Kalali, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, Cet. Ke-2, h. 8.
39
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis T a’lim, Bandung: Mizan, 1997,
h. 75.
40
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-3, h. 8
27
formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, diikuti oleh jama
’ah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi
antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan seseorang dan antara manusia dengan lingkungan, dalam rangka membina masyarakat
yang bertakwa kepada Allah SWT.
41
Dalam prakteknya, majelis ta’lim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh
waktu. Majelis ta’lim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak
terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushlla, gedung, aula, halaman, dan
sebagainya. Selain i tu majelis ta’lim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu
sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibilitas majelis ta’lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu
bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling dekat denga
n umat masyarakat. Majelis ta’lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para
mualim, dan antara sesama anggot a jamaah majelis ta’lim tanpa dibatasi
oleh tempat dan waktu. Dengan berpedoman beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa maje lis ta’lim adalah sebuah lembaga yang dijadikan sebagai
41
Nurul Huda, Pedoman Majlis Taklim, Jakarta: KODI DKI Jakarta, 1990, Cet. Ke-2, h. 5.
28
wadah pendidikan Islam non-formal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki tujuan untuk merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sosial
masyarakat dan mempunyai program pengajaran tersendiri, dalam rangka membina dan mengembangkan kualitas kehidupan seorang muslim dengan
berpedoman pada ajaran Islam demi terciptanya kehidupan yang lebih baik dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
2. Fungsi Majlis Ta’lim
Adapun fungsi maje lis ta’lim itu sendiri sebagai lembaga
pendidikan non-formal adalah sebagai berikut : a.
Membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
b. Sebagai taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraannya yang
santai. c.
Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi massal yang dapat menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah Islamiyah.
d. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan umat.
e. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi
pembangunan umat dan bangsa pada umumnya.
42
3. Karakteristik Majelis Ta’lim