15
situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
8
M. Arifin dalam buku “Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi” menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik dengan
lisan, tulisan serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran,
penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan.
9
Menurut Drs. Didin Hafifuddin, dakwah adalah proses yang berkesinambungan yang ditangani para pengemban dakwah untuk
mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT dan secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.
10
DR. Wardi Bachtiar berpendapat dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi kepada situasi yang lebih baik sesuai
ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah SWT yaitu Al- Islam.
11
Syeikh Ali Makhfuz mengemukakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk,
menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan daunia dan akhirat.
12
8
Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, Bandung: Mizan, 1999, Cet. Ke-19, h. 194.
9
M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, jakarta:Bumi Aksara, 1993, h. 6.
10
Didin Hafifuddin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1999, h. 77.
11
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 31.
12
Syeikh Ali Makhfuz, Hidayat al Mursyidin, Terjemahan Chodijah Nasution, Yogyakarta: Tiga A, 1970, h. 17.
16
Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik Islam” mengatakan
bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
13
Menurut S.M. Nasaruddin Latif, dakwah adalah usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru,
mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah sya
ri’at dan akhlak Islamiyah.
14
Syekh Muhammad Abu Al-Fatah Al-Bayanuniy mengemukakan dakwah adalah penyampaian Islam kepada manusia, mengajarkannya
kepada mereka dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata.
15
Dari berbagai pengertian atau definisi diatas menunjukkan bahwa dakwah adalah salah satu cara untuk menyeru atau mengajak kepada
kebaikan. Karena hal ini sudah dilakukan sejak lama oleh para sahabat, tabi’in, tabi’in-tabi’in dan hingga sekarang dilanjutkan oleh para ulama,
bahkan cara-cara yang dipakai pun oleh para sahabat dan yang lainnya sebelum kita tidak jauh berbeda. Sehingga dakwah mereka untuk
mengajak manusia ke jalan Allah SWT dan mengikuti sunah-sunah Rasulullah saw sangatlah baik dan berhasil.
3. Pengertian Metode Dakwah
Didalam melaksanakan suatu kegiatan dakwah, metode dakwah sangatlah penting. Metode dakwah ialah ilmu yang mempelajari
13
Hamzah Yaqub, Publisistik Islam, Bandung: CV. Diponogoro, 1973, h. 49.
14
Nasaruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, 1979, h. 11
15
Syekh Muhammad Abu Al-Falah Al-Bayanuniy, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-
Qur’an dan As-Sunnah, h. 35.
17
bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala- kendalanya. Sumber-sumber pokok metode dakwah yang dijadikan
pegangan antara lain Al- Qur’an, Hadits, sirah sejarah dari salafus shalih
dari kalangan sahabat, tabi’in dan atbaat tabi’in, serta iman.
16
Menurut Wahidin Saputra, metode dakwah Thariqah al-Dakwah ialah cara atau strategi yang harus dimiliki seorang da’i, dalam
melaksanakan aktivitas dakwahnya.
17
Toto Tasmara berpendapat bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang da’i komunikator kepada mad’u untuk
mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.
18
Syekh Muhammad Abu Al-Fatah Al-Bayanuniy mengatakan metode dakwah adalah suatu objek yang meliputi langkah-langkah dakwah
dan aturannya yang telah digariskan.
19
Pandangan Said bin Ali Al-Qahtani tentang metode dakwah ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung
dan kendala-kendalanya.
20
Dari definisi diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa metode dakwah adalah cara penyampaian materi dakwah yang digunakan oleh da’i dalam
menyampaikan materi dan juga salah satu cara dalam menyampaikan seruan. Metode dakwah juga merupakan salah satu unsur terpenting agar
16
Said bin Ali Al-Qahtani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Terjemahan Masykur Hakim dan Ubaidillah, Jakarta: Gema Insani Press, 1994, h. 101.
17
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 9.
18
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gema Media Pratama, 1997, h. 7.
19
Syekh Muhammad Abu Al-Falah Al-Bayanuniy, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-
Qur’an dan As-Sunnah, h. 31.
20
Said bin Ali Al-Qahtani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, h. 101.
18
mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efesien. Sehingga mad’u dapat lebih mudah menerima pesan yang disampaikan oleh da’i.
Harus dipahami juga bahwa metode dakwah adalah cara bagaimana seorang da’i bisa menempatkan posisi ketika menyampaikan pesan-pesan
dakwahnya sesuai dengan pendengar mad’u yang sedang dan akan
dihadapi. Oleh karena itu, seorang da’i diharapkan dapat mengetahui latar belakang mad’u sebelum menyampaikan materinya.
B. Macam-macam Metode Dakwah
Pada prinsipnya metode dakwah berpijak pada dua aktivitas, yaitu aktivitas bahasa lisantulisan dan aktivitas badan. Aktivitas lisan dalam
menyampaikan pesan dapat berupa metode ceramah, diskusi, dialog, nasehat, ta’lim, peringatan, dan lain-lain. Aktivitas tulisan berupa penyampaian pesan
dakwah melalui berbagai media massa cetak, seperti buku, majalah, buletin, koran, dan lainnya. Sedangkan aktivitas badan dalam menyampaikan pesan
dakwah dapat berupa berbagai aksi amal sholeh, diantaranya tolong-menolong melalui materi, lingkungan, penataan organisasi, atau lembaga-lembaga
keislaman. Dalam membahas metode dakwah ini, terdapat beberapa kerangka
dasar metode dakwah yang terkandung dalam firman Allah SWT di surat An- Nahl ayat 125 :
19
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
” QS. An-Nahl : 125 Berdasarkan kandungan ayat diatas maka dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa dalam dakwah terdapat tiga macam metode, yaitu :
1. Metode Al-Hikmah
Kata al-hikmah mempunyai banyak pengertian. Pengertian- pengertian yang dikemukakan para ahli bahasa maupun Al-
Qur’an tidak hanya menyangkut pemaknaan eksistensinya. tetapi juga pemaknaan
dalam konsepnya sehingga pemaknaan lebih luas dan bervariasi. Dalam kamus dan beberapa kitab tafsir kata al-hikmah diartikan: al-
„adl keadilan, al hilm kesabaran dan ketabahan, an-nubuwwah kenabian,
al- „ilm ilmu pengetahuan, al-Qur’an, falsafah, kebijakan, pemikiran atau
pendapat yang baik, al-haq kebenaran, meletakkan sesuatu pada tempatnya, kebenaran sesuatu dan mengetahui sesuatu yang paling utama
dengan ilmu yang paling utama.
21
Selain itu, kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian
bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya
sendiri, sehingga tidak merasakan adanya paksaan, konflik, maupun rasa tertekan. Adapun definisi dakwah secara umum adalah ketepatan dalam
perkataan, perbuatan, keyakinan serta melakukan sesuatu pada tempatnya.
22
Kata-kata hikmah diyakini dapat memberikan motivasi serta dampak psikologis yang mengarahkan seseorang kepada satu tujuan.
Motivasi dapat membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah serta dapat membuat perilaku semakin berkualitas dan bermutu. Di dalam setiap
perbuatan manusia, sudah pasti terdapat motivasi yang melatar
21
Asep Muhiddin, Dakwah Dalam Perspektif Al- Qur’an: Study Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, h. 163.
22
Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000, h. 29.
20
belakanginya sebagai landasan kenapa perbuatan itu dilakukan. Dan motivasi yang positif akan mengarahkan seseorang menuju kesuksesan
hidup di dunia dan di akhirat kelak.
23
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hikmah dalam dunia dakwah mempunyai posisi yang sangat penting, yaitu dapat
menent ukan sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u yang
beragam tingkat pendidikan, strata sosial, dan latar belakang budaya, para da’i memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang
hati para mad’u dengan tepat. Oleh karena itu, para da’i dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar
belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukkan kalbunya.
24
Atas dasar itu, seorang da’i harus pintar dan cermat sebelum
melakukan ceramah di suatu tempat. Maksudnya, ketika seorang da’i ingin
berceramah atau melakukan ceramahnya, da’i haruslah selalu memerhatikan realitas yang terjadi pada mad’unya, baik dari tingkat
intelektual, strata, sosial, psikologis dan sebagainya. Semua itu menjadi acuan yang harus dipertimbangkan.
2. Metode Al-Mau’idzah Al-Hasanah
Secara bahasa , mau’idzah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu
mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berasal dari kata wa’adza- ya’idzu-wa’dzan-„idzatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan
dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikkan fansayyi’ah
yang artinya kebaikan lawannya kejahatan.
25
Kata hasanah baik adalah lawan sayiah buruk, maka mauizhah terkadang bersifat baik dan terkadang buruk sesuai dengan apa yang
23
Abdul Qadir Umar Mauladdawilah, Secangkir Hikmah, Malang: Pustaka Basma, 2010, Cet. Ke-2, h. ix.
24
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 247.
25
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 251.