6
Menurut Soekanto dalam sosiologi suatu pengantar, sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu menjadi satu
dengan manusia lain disekelilingnya serta menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya 1990: 124. Proses ini bisa disebut sosialisasi sehingga ketika
kehilangan agen sosialisasi untuk sebagian besar manusia ini membuat mereka merasa terisolasi dari lingkungannya dan kehilangan masa depannya. Hal inilah
yang dirasakan oleh sebagian besar kaum lansia Jepang sekarang ini, ditambah tidak adanya lagi sistem keluarga besar dimana dalam satu keluarga dapat hidup
dua sampai tiga generasi yang memungkinkan kaum lansia dapat terus bersosialisasi.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa penting untuk membahas dan menganalisis tentang sejarah dan pekembangan kodokushi
yang berdampak pada kehidupan sosial masyarakat Jepang. Hal ini akan penulis bahas melalui skripsi yang berjudul
“
Fenomena Kodokushi di Jepang
Dewasa Ini . “
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Guba dalam Moleong 2007: 93 mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi lain yang menyeret mereka dalam hubungan yang rumit yang mereka sendiri sulit memahaminya.
Fenomena kodokushi sendiri telah menjadi masalah serius bagi pemerintahan Jepang. Fenomena tersebut menunjukkkan lemahnya ikatan sosial
masyarakat Jepang saat ini padahal Jepang adalah negara yang bangga akan
Universitas Sumatera Utara
7
komitmen mereka untuk menghormati orang tua. Kebanggaan ini ditunjukkan dari adanya sistem Ie dimana dalam satu keluarga dapat terdiri dari dua hingga tiga
generasi, menurut Ariga Kizaemon dalam Situmorang 2011: 25 Ie adalah kelompok kerjasama dalam mengelola kehidupan. Maka jika ditinjau lebih jauh
pada dasarnya masyarakat Jepang didasarkan pada dua pilar yaitu pekerjaan dan keluarga yang stabil, namun sekarang hal tersebut tidak sekuat dulu lagi.
Berdasarkan hal diatas maka permasalahan penelitian ini akan menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah realitas kodokushi?
2. Bagaimanakah usaha mengatasi kodokushi dan apa dampak yang
ditimbulkan oleh kodokushi terhadap kehidupan sosial masyarakat Jepang?
1.3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan masalah karena dalam setiap penelitian
diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga penulis dapat lebih fokus terhadap pembahasan dalam masalah tersebut
dan agar tidak menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas.
Seperti diketahui bahwa setiap manusia memiliki masalah tidak peduli apakah seseorang tersebut muda ataupun tua. Di Jepang sendiri yang merupakan
negara maju masyarakatnya tidak terlepas dari masalah-masalah sosial tidak
Universitas Sumatera Utara
8
hanya kaum muda saja, tetapi kaum lansia juga. Salah satu masalah sosial yang sedang dihadapi kaum lansia Jepang saat ini adalah kodokushi. Untuk membatasi
ruang lingkup pembahasan, dalam penulisan ini hanya akan membahas masalah Kodokuhi dalam kehidupan kaum lansia Jepang dan dampak yang ditimbulkannya
terhadap kehidupan sosial masyarakat Jepang. Untuk mendukung pembahasan ini penulis juga akan membahas tentang kehidupan sosial masyarakat Jepang dewasa
ini, latar belakang terjadinya kodokushi, serta faktor-faktor penyebab terjadinya kodokushi di Jepang.
1.4. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI a. Tinjauan Pustaka