Kerangka Teori KESIMPULAN DAN SARAN

9 kebebasan- kebebasan manusia. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah. Kenudian Ralph Linton dalam Hasan 2009: 28 dalam bukunya yang berjudul The Study of Man, mengemukakan masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa manusia adalah makhluk sosial sedangkan yang merupakan bentuk umum dalam proses-proses sosial adalah interaksi sosial, bahkan beberapa ahli sosiologi berpendapat bahwa interaksi sosial tersebut merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan secara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia Soekanto, 1990: 51. Namun dalam masyarakat Jepang sekarang ini interaksi sosial yang terjadi sangat jarang karena adanya tuntutan pekerjaan sehingga interaksi sosial dianggap tidak terlalu penting. Hal ini akhirnya menjadi masalah bagi masyarakat Jepang yang salah satunya adalah kodokushi.

b. Kerangka Teori

Dalam setiap penelitian perlu adanya kerangka teori untuk mendukung penelitian tersebut, menurut Koentjaraningrat 1976: 1 kerangka teori berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak Universitas Sumatera Utara 10 kedalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan teori pendekatan psikologi sosial, teori sosiologi, juga pendekatan fenomenologis untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan kodokushi. Michener dan Delameter, dalam Tridayaksini dan Hudaniah 2003: 5 mendefinisikan psikologi sosial sebagai studi yang sistematik tentang sifat alami dan sebab-sebab dari perilaku sosial manusia. Sementara menurut Shaw Costanzo dalam Sarwono 1987: 3, psikologi sosial didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsangan- rangsangan sosial. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan rangsangan-rangsangan sosial adalah manusia dan seluruh hasil karya manusia yang ada disekitar individu. Teori ini berhubungan dengan bagaimana cara berfikir kaum lansia di Jepang dalam menghadapi masalah yang ada dalam kehidupannya. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto dalam Upe 2010: 39 menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial dan masalah sosial. Menurut Moleong 1994: 8, pendekatan fenomenologis menekankan rasionalitas dan realitas budaya yang ada serta berusaha memahami budaya dari sudut pandang pelaku budaya tersebut. Dalam pendekatan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu. Universitas Sumatera Utara 11 Penulis menggunakan teori psikologi sosial, teori sosiologi, dan pendekatan fenomenologis untuk menjawab hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya kodokushi dan dampak yang ditimbulkan oleh kodokushi terhadap kehidupan sosial masyarakat Jepang karena perilaku individu pelaku kodokushi merupakan gejala psikologi sosial yang terjadi di masyarakat.

1.5. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN a. Tujuan Penelitian