Struktur Enamel Perubahan warna gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. 11 Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik. 11,17

2.1 Struktur Enamel

Enamel gigi merupakan jaringan terluar gigi berwarna kuning muda sampai putih keabuan yang menutupi anatomis mahkota gigi manusia dan memiliki ketebalan yang berbeda pada setiap area gigi. 12,19 Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 96 bahan anorganik mineral, 1 bahan organik dan 3 air. 12,19 Enamel mengandung zat anorganik yang terbesar sehingga merupakan bagian terkeras pada tubuh manusia. 19 Komponen mineral dari enamel digambarkan dalam bentuk hidroksiapatit Ca 10 PO 4 6 OH 2 . 19 Enamel tersusun dalam bentuk prismata-prismata hexagonal. 12,20 Dasar prismata di bagian luar yakni di bagian permukaan makin kecil ke arah lapisan dentin. 12 Prismata ini bidang-bidangnya banyak sehingga hampir melingkar seperti silinder dan mirip kerucut. 12 Antara prismata satu dengan yang lainnya dilekatkan satu sama lain dengan substansia interprismatik. 12,20 Sedangkan tiap-tiap prismata itu sendiri diselubungi oleh satu selubung. 12 Gambar 1. A Prisma enamel pada permukaan gigi. B dan C Prisma enamel tersusun tidak beraturan yang dilihat dengan menggunakan scanning electron micrograph 20 Substansia interprismatik C B A Dilihat dari sifat fisiknya, enamel memiliki sifat yang sangat keras karena bahan mineralnya. 12 Meskipun demikian, enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat mengalami penetrasi sebagian atau kompleks. Enamel dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan mineral enamel akan mempengaruhi permukaan enamel. 12 Enamel memiliki kelenturan yang rendah dan rapuh yang dipengaruhi oleh faktor positif dan negatif dalam rongga mulut. Faktor positif yang mempengaruhi enamel yaitu dengan tersedianya kalsium dan fosfat yang cukup pada saliva serta adanya fluor dari pasta gigi. 19 Faktor negatif yang berpengaruh pada kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman minuman dan makanan yang akan menyebabkan perubahan dari permukaan enamel. 14

2.2 Demineralisasi dan remineralisasi

2.2.1 Demineralisasi

Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena larut dalam asam, semakin rendah pH maka akan meningkatkan ion hidrogen yang akan merusak hidroksiapatit enamel. 14,19 Demineralisasi dapat disebabkan karies dan non karies. 14 Demineralisasi non karies terdiri dari Atrisi, Abrasi dan Erosi. 14 Perbedaannya yaitu karies gigi disebabkan oleh asam hasil fermentasi karbohidrat dan makanan lainnya yang diakibatkan bakteri di dalam rongga mulut, sedangkan erosi gigi disebabkan oleh asam dari makanan dan minuman bukan berasal dari hasil fermentasi. 14 Makanan dan minuman yang memiliki pH 7 dapat menyebabkan demineralisasi enamel. 14 Pada saat asam berkontak dengan enamel maka komponen ion hidrogen yang terdapat pada larutan asam tersebut mulai melarutkan kristal enamel. 14 Mula-mula, daerah selubung prisma prisma sheath akan melarut dan berlanjut ke inti prisma, membentuk permukaan yang dikenal dengan sarang lebah. 14,19 Kemudian asam yang tidak berionisasi anion akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik pada enamel gigi dan melarutkan lebih lanjut mineral pada daerah bagian bawah permukaan enamel. Struktur prisma enamel menjadi irreguler diikuti dengan derajat hilangnya enamel yang bervariasi dari satu tempat ketempat lain. 14,19 Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit Ca 10 PO 4 6 OH 2 atau fluoroapatit Ca 10 PO 4 6 F 2 . 13 Pada keadaan asam, kedua komponen tersebut akan larut menjadi Ca 2+ ; PO 4 -9 dan F - , OH - . 13 Ion H + akan bereaksi dengan gugus PO 4 -9 , F - , OH - membentuk HSO 4 - , H 2 SO 4 - , HF atau H 2 O, sedangkan yang kompleks terbentuk CaHSO 4 ; CaPO 4 dan CaHPO 4 . 13 Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh derajat keasaman, konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat. 13 Apabila hidroksiapatit berkontak dengan asam, reaksi yang terjadi sebagai berikut: 13 Berdasarkan reaksi di atas, pada proses acidification berkontak dengan asam OH - akan diubah oleh H + menjadi H 2 O dan PO 4 3- akan dirubah menjadi HPO4 2- , yang apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H 2 PO4 - . Ini akan menyebabkan berkurangnya OH - dan PO 4 3- pada persamaan di sebelah kanan. Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan. Namun tidak ada perubahan pada Ca 2+ . Demineralisasi yang terus menerus akan membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga porositas, yang dapat menyebabkan perubahan dari permukaan enamel. 13

2.2.2 Remineralisasi

Remineralisasi merupakan proses perbaikan alami pada permukaan gigi yang non-kavitas dan proses perbaikan mineral seperti ion kalsium, fosfat dan fluor untuk membangun kembali permukaan enamel yang telah mengalami demineralisasi. 19 Remineralisasi seperti mengembalikan komponen-komponen yang telah hilang untuk membuat enamel kuat dan stabil kembali. 19 Remineralisasi membutuhkan ketersediaan kalsium dan fosfat, dan hal ini sebanding dengan kemampuan fluor. Tetapi, remineralisasi tidak mungkin terjadi apabila kandungan mineral apatitnya telah hilang secara keseluruhan. 19 Aplikasi fluor pada permukaan enamel terbukti dapat meremineralisasi permukaan enamel yang mengalami demineralisasi. 19

2.3 Perubahan warna gigi

Warna gigi setiap orang sangat bervariasi. Secara fisiologis, dengan bertambahnya umur seseorang, email akan menjadi tipis karena abrasi atau erosi, dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan reparatif, serta terjadi penumpukan noda-noda dari faktor ekstrinsik. Hal inilah yang mempengaruhi perubahan warna gigi menjadi semakin gelap. 5,21 Menurut Albert Henri Munsell, terdapat tiga dimensi warna yaitu: 22 • Hue color tone adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh Areddish- brownish , Breddish-yellowish, Cgrayish shade dan Dreddish-greyish dalam shade guide Vita Classic. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. • Chroma brightness merupakan kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat dengan yang lemah. Bayangkan ketika pewarna merah makanan diteteskan ke dalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan, intensitas atau kekuatan akan meningkat. • Value saturation merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan sumber cahaya dan objek akan terlihat gelap bila jauh dari sumber cahaya. Skala value diukur dari anga 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10 untuk putih. Warna gelap dapat diistilahkan value yang rendah dan sebaliknya. Perubahan warna gigi diskolorisasi gigi disebabkan bermacam-macam yang umumnya dapat digolongkan: 5,21 • Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi karena rokok tembakau, minuman dan makanan yang berwarna seperti teh, kopi, minuman berkarbonasi dan kecap sehingga membentuk stain noda pada bagian luar gigi, yaitu email. Kebersihan mulut oral hygiene yang jelek juga bisa mempengaruhi warna gigi. Perubahan warna ekstrinsik relatif lebih mudah ditanggulangi dengan membersihkan noda pada emailnya dibandingkan dengan perubahan warna intrinsik. Noda- noda terutama yang berasal dari stain rokok lebih banyak ditemukan pada bidang lingual pada rahang bawah dan bidang palatal pada rahang atas. • Perubahan warna intrinsik terjadi akibat faktor dari dalam gigi. Umumnya noda terdapat pada email dan dentin. Penyebabnya diantaranya adalah : 1 Obat-obatan selama pertumbuhan gigi contohnya tetrasiklin dan fluoride 2 Obat- obatan setelah pertumbuhan gigi, misalnya Minocycline 3 Penyakit atau kondisi selama pertumbuhan gigi, seperti kondisi kelainan darah dan trauma 4 Perubahan pada pulpa, contohnya obturasi saluran akar, nekrosis pulpa dengan dan tanpa perdarahan 5 Penyebab lain pada gigi nonvital, misalnya trauma selama ekstirpasi pulpa, material restorasi gigi, dan material perawatan saluran akar.

2.4 Pemutihan gigi bleaching