Demineralisasi Demineralisasi dan remineralisasi

Dilihat dari sifat fisiknya, enamel memiliki sifat yang sangat keras karena bahan mineralnya. 12 Meskipun demikian, enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat mengalami penetrasi sebagian atau kompleks. Enamel dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan mineral enamel akan mempengaruhi permukaan enamel. 12 Enamel memiliki kelenturan yang rendah dan rapuh yang dipengaruhi oleh faktor positif dan negatif dalam rongga mulut. Faktor positif yang mempengaruhi enamel yaitu dengan tersedianya kalsium dan fosfat yang cukup pada saliva serta adanya fluor dari pasta gigi. 19 Faktor negatif yang berpengaruh pada kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman minuman dan makanan yang akan menyebabkan perubahan dari permukaan enamel. 14

2.2 Demineralisasi dan remineralisasi

2.2.1 Demineralisasi

Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena larut dalam asam, semakin rendah pH maka akan meningkatkan ion hidrogen yang akan merusak hidroksiapatit enamel. 14,19 Demineralisasi dapat disebabkan karies dan non karies. 14 Demineralisasi non karies terdiri dari Atrisi, Abrasi dan Erosi. 14 Perbedaannya yaitu karies gigi disebabkan oleh asam hasil fermentasi karbohidrat dan makanan lainnya yang diakibatkan bakteri di dalam rongga mulut, sedangkan erosi gigi disebabkan oleh asam dari makanan dan minuman bukan berasal dari hasil fermentasi. 14 Makanan dan minuman yang memiliki pH 7 dapat menyebabkan demineralisasi enamel. 14 Pada saat asam berkontak dengan enamel maka komponen ion hidrogen yang terdapat pada larutan asam tersebut mulai melarutkan kristal enamel. 14 Mula-mula, daerah selubung prisma prisma sheath akan melarut dan berlanjut ke inti prisma, membentuk permukaan yang dikenal dengan sarang lebah. 14,19 Kemudian asam yang tidak berionisasi anion akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik pada enamel gigi dan melarutkan lebih lanjut mineral pada daerah bagian bawah permukaan enamel. Struktur prisma enamel menjadi irreguler diikuti dengan derajat hilangnya enamel yang bervariasi dari satu tempat ketempat lain. 14,19 Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit Ca 10 PO 4 6 OH 2 atau fluoroapatit Ca 10 PO 4 6 F 2 . 13 Pada keadaan asam, kedua komponen tersebut akan larut menjadi Ca 2+ ; PO 4 -9 dan F - , OH - . 13 Ion H + akan bereaksi dengan gugus PO 4 -9 , F - , OH - membentuk HSO 4 - , H 2 SO 4 - , HF atau H 2 O, sedangkan yang kompleks terbentuk CaHSO 4 ; CaPO 4 dan CaHPO 4 . 13 Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh derajat keasaman, konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat. 13 Apabila hidroksiapatit berkontak dengan asam, reaksi yang terjadi sebagai berikut: 13 Berdasarkan reaksi di atas, pada proses acidification berkontak dengan asam OH - akan diubah oleh H + menjadi H 2 O dan PO 4 3- akan dirubah menjadi HPO4 2- , yang apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H 2 PO4 - . Ini akan menyebabkan berkurangnya OH - dan PO 4 3- pada persamaan di sebelah kanan. Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan. Namun tidak ada perubahan pada Ca 2+ . Demineralisasi yang terus menerus akan membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga porositas, yang dapat menyebabkan perubahan dari permukaan enamel. 13

2.2.2 Remineralisasi