7. Supervisor bagian injection
Supervisor bagian injection mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian injection.
8. Supervisor bagian pelat
Supervisor bagian pelat mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian pelat.
9. Supervisor bagian boker
Supervisor bagian boker memiliki tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian boker.
10. Karyawan gudang
Tugas dan tanggung jawab karyawan gudang sebagai berikut : a.
Menjaga keamanan gudang b.
Mencatat barang yang keluar dan masuk c.
Mengatur keluar masuknya barang 11.
Karyawan penjualan Karyawan penjualan mempunyai tanggung jawab untuk menerima pesanan
dari pelanggan dan mencatat segala aktivitas penjualan 12.
Karyawan Bengkel Tugas dan tanggung jawab karyawan bengkel adalah memberikan jadwal
maintenance kepada kepala bagian produksi dan memperbaiki mesin yang yang mengalami kerusakan.
13. Karyawan pemasaran
Karyawan pemasaran mempunyai tujuan dan tanggung jawab dalam pemasaran produk yang diproduksi dan meningkatkan penjualan melalui
usaha promosi.
14. Operator
Operator mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a.
Bertanggung jawab terhadap proses produksi yang berlangsung di lantai produksi
b. Bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Multiple Criteria Decision Making MCDM
Menurut Kusumadewi 2006, MCDM adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan tujuannya, MCDM dapat dibagi menjadi 2 model yaitu Multi Attribute Decision Making MADM dan Multi Objective Decision Making
MODM. Seringkali MADM dan MODM digunakan untuk menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM digunakan untuk menerangkan kelas atau
kategori yang sama. MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk
melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Secara umum dapat dikatakan bahwa MADM menyeleksi alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif.
3.2. Teori Fuzzy
Pada akhir abad ke-19 hingga akhir abad ke-20, teori probabilitas memegang peranan penting untuk penyelesaian masalah ketidakpastian. Teori ini
terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang secara tidak langsung
mengisyaratkan bahwa tidakhanya teori probabilitas saja yang dapat digunakan untik merepresentasikan masalah ketidakpastian. Namun demikian, teori
himpunan fuzzy bukanlah merupakan pengganti dari teori probabilitas. Pada teori himpunan fuzzy, komponen utama yang sangat berpengaruh adalah fungsi
keanggotaan. Fungsi keanggotaan merepresentasikan derajat kedekatan suatu obyek terhadap atribut tertentu, sedangkan pada teori probabilitas lebih pada
penggunaan frekuensi relatif Kusumadewi, 2006. Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan
untuk merepresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, kekurangan informasi, dan kebenaran parsial. Kurangnya informasi, dalam
menyelesaikan permasalahan sering kali dijumpai di berbagai bidang kehidupan. Max Black mendefinisakan suatu proposisi tentang ketidakjelasan sebagai
suatu proposisi dimana status kemungkinan dari proposisi tersebut tidak didefinisikan dengan jelas. Sebagai contoh, untuk menyatakan seseorang
termasuk dalam kategori muda, pernyataan “muda” dapat memberikan interpretasi yang berbeda dari oleh tiap individu, dan tidak dapat diberikan umur tertentu
untuk mengatakan seseorang masih muda atau tidak.
3.3. Analytic Network Process ANP
Masalah dalam pengambilan keputusan tidak dapat distruktur secara hierarki karena masalah melibatkan interaksi dan keterkaitan antara elemen pada
tahapan yang lebih tinggi terhadap elemen pada tahapan yang lebih rendah. Kepentingan dari kriteria menentukan kepetingan dari alternatif pada hierarki, dan
kepetingan dari alternatif menentukan kepentingan dari kriteria. Saaty, 2006 Analytic Network Process ANP adalah generalisasi dari AHP dimana
beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan
kesimpulan sintesis. Perbedaan di antara AHP dan ANP adalah AHP memiliki struktur hierarki sedangkan ANP memiliki struktur networks atau jaringan.
Struktur hierarki bersifat linear dari struktur atas sampai struktur bawah. Struktur networks atau jaringan bersifat menyebar ke segala arah dan melibatkan siklus di
antara kelompok dan keterkaitan pada kelompok yang sama. Struktur hierarki dan struktur jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Sumber : Saaty 2006
Gambar 3.1. a Struktur Hierarki b Struktur Networks
Penilaian matriks berpasangan dalam metode AHPANP diaplikasikan terhadap elemen yang sejenis. Penilaian matriks berpasangan diisi berdasarkan
penilaian ahli. Skala dasar yang digunakan untuk menentukan intesitas dari penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.2. Skala ini didasarkan pada teori stimulus
respon dan divalidasi atas keefektifannya, tidak hanya pada banyak aplikasi oleh banyak orang, tetapi juga melalui pembenaran teoritikal mengenai skala yang
harus digunakan dalam perbandingan homogen antar elemen. Pada aplikasi fuzzy ANP, skala yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skala Linguistik Fuzzy
Skala Linguistik Skala
Fuzzy Segitiga
Just Equal JE 1,1,1
Weakly More Important WMI 1,3,5
Strongly More Important SMI 3,5,7
Very Strongly More Important VSMI
5,7,9 Absolutely More Important AMI
7,9,9
Sumber : Nihal Erginel and Sevil Senturk. 2011. Ranking of the GSM Operators with Fuzzy ANP.