Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota Medan

(1)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

ANALISA KECENDERUNGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN BALITA TAHUN 2002-2006

UNTUK PERAMALAN PADA TAHUN 2007-2011 DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SEPTRI ANTI SINAGA NIM. 031000130

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007


(2)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

ABSTRAK

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) meliputi infeksi akut saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Berdasarkan data WHO tahun 2005, kematian balita yang disebabkan oleh ISPA sebesar 19 % yang merupakan urutan kedua penyebab kematian balita, sedangkan yang menyebabkan kematian bayi, infeksi berat yang sudah termasuk ISPA di dalamnya sebesar 26 %. Dari hasil Surkesnas tahun 2001 ISPA merupakan peringkat kedua yaitu 38,7 % sedangkan pada anak balita menduduki peringkat pertama yaitu 42,2 %. Di Kota Medan, ISPA merupakan penyakit utama pada bayi dan balita.

Untuk mencegah peningkatan jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun akibat ISPA, perlu dibuat suatu perencanaan. Perencanaan dibuat setelah mengetahui terelbih dahulu kondisi yang akan datang. Untuk mengetahui hal tersebuut perlu dilakukan peramalan. Peramalan (forecasting) merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian di waktu yang akan datang.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA dan ISPA berdasarkan klasifikasinya (Pneumonia, Pneumonia Berat, dan Bukan Pneumonia) pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun dan hasil ramalannya pada tahun 2007-2011. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis data berkala (Time Series). Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data berkala dengan trend (ramalan jangka panjang) jika terdapat hubungan linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA dan ISPA berdasarkan klasifikasinya. Metode analisis data berkala dengan double exponential

smoothing (ramalan jangka pendek) digunakan jika tidak terdapat hubungan linier

yang signifikan antara waktu dan jumlah penderita ISPA dan ISPA berdasarkan klasifikasinya.

Berdasarkan hasil peramalan, pada umumnya terjadi peningkatan jumlah penderita, kecuali penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun terjadi penurunan jumlah penderita. Dari hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan Kota Medan dapat menjadikan hasil peramalan ini sebagai bahan masukan dalam peningkatan pelayanan kesehatan, memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA dan cara mencegahnya serta memberikan informasi tentang perawatan anak yang menglami sakit ISPA.


(3)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Septri Anti Sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Balimbingan, 25 September 1985

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 4 (empat) orang

Alamat Rumah : Simp. Tangsi Balimbingan Kec. Tanah Jawa

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1991-1997 : SD Negeri No. 091525 Balimbingan 2. Tahun 1997-2000 : SLTP Negeri 2 Tanah Jawa

3. Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Tanah Jawa

4. Tahun 2003-2007 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(4)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya karena kasih-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Bayi dan Balita Tahun 2002-2006 Untuk Peramalan Pada Tahun 2007-2011 Di Kota Medan”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik secara moril, spiritual maupun material. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, M.Si, selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutira, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk serta saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(5)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

4. Ibu Ir. Evi Naria, MKes, selaku dosen pembimbing Akademik penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Asnawi Nasution selaku staf P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Medan yang banyak membantu dan memberikan petunjuk kepada penulis selama penelitian.

6. Bapak dan Ibu dosen Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

7. Kedua Orangtuaku yang tercinta W. Sinaga dan A. Saragih, serta abangku tercinta Janser Sinaga dan adik-adikku yang kusayangi, Hotma Sinaga dan Melda Sinaga yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan kasih sayang kepada penulis selama perkuliahan sampai selesai.

8. Oppungku E. Sinaga dan T. Napitu, Uda dan Inanguda Drs. Anton A.P Sinaga, MSi dan Sofiati Purba, SH, Uda dr. Hasudungan Sinaga, dan semua keluargaku yang selalu mendoakan dan membantu penulis.

9. Abangku “Ronald” yang selalu mendoakan, memberikan aku semangat, dan kesabaran serta perhatiannya selama ini. Thanx for your love and praise. 10.Sahabat-sahabatku: Asnahria, Catrine, Pindah, Arni, Nita, Vera A, Vera L,

yang selalu mendoakan dan setia menemani penulis.

11.Teman-teman angkatan 2003 khususnya peminatan Kependudukan dan


(6)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun.

Akhir kata semoga Tuhan selalu menyertai kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2007 Penulis


(7)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur ... 39 Tabel 4.2. Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan

Tahun 2002-2006... 40 Tabel 4.3. Hasil Ramalan Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun 2007-2011

di Kota Medan ... 42 Tabel 4.4. Jumlah penderita ISPA pada Balita 1-4 tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 43 Tabel 4.5. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun

di Kota Medan Tahun 2007... 44 Tabel 4.6. Jumlah Penderita Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 45 Tabel 4.7. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun

di Kota Medan Tahun 2007... 46 Tabel 4.8. Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 46 Tabel 4.9. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun

di Kota Medan Tahun 2007 ... 47 Tabel 4.10. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Bayi < 1 Tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 48 Tabel 4.11. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan Tahun 2007... 49 Tabel 4.12. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Balita 1-4 Tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 49 Tabel 4.13. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4

Tahun

di Kota Medan Tahun 2007 ... 50 Tabel 4.14. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun

di Kota Medan Tahun 2002-2006 ... 51 Tabel 4.15. Hasil Ramalan Penderita bukan pneumonia pada Bayi < 1

Tahun 2007-2011 di Kota Medan... 53 Tabel 4.16. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun


(8)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

di Kota Medan Tahun 2002-2006... 54

Tabel 4.17. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun di Kota Medan Tahun 2007 ... 55

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1. Kurva Trend ... 18

Gambar 2.2. Kurva Gerakan/Variasi siklis ... 18

Gambar 2.3. Kurva Variasi Musiman ... 20

Gambar 2.4. Kurva Variasi Irreguler ... 21

Gambar 4.1. Trend Jumlah Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun ... 41

Gambar 4.2. Index Musim Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun ... 42

Gambar 4.3. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun Pada Tahun 2007-2011 di Kota Medan ... 43

Gambar 4.4. Trend Jumlah Penderita bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ... 52

Gambar 4.5. Index Musim Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun ... 52

Gambar 4.6. Hasil Ramalan Jumlah Penderita bukan Pneumonia pada Bayi < 1 tahun, Tahun 2007-2011 di Kota Medan ... 54


(9)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Hasil Uji Regresi ... 64

Hasil Uji Regresi Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun ... 64

Hasil Uji Regresi Penderita ISPA Pada Balita 1-4 Tahun ... 64

Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ... 65

Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun ... 65

Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun ... 66

Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun ... 67

Hasil Uji Regresi Penderita Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ... 68

Hasil Uji Regresi Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun ... 68

Lampiran 2 Hasil Peramalan ... 69

Hasil Peramalan Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun ... 69

Hasil Peramalan Penderita ISPA Pada Balita 1-4 Tahun ... 72

Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ... 74

Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun ... 75

Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun ... 77

Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun ... 78

Hasil Peramalan Penderita Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ... 79


(10)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) meliputi infeksi akut saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA menjadi pneumonia berat, pneumonia, dan yang bukan pneumonia.

Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian karena ISPA terutama pada bayi dan balita. (Depkes RI, 1992)

Berdasarkan data WHO tahun 2005, kematian balita yang disebabkan oleh ISPA sebesar 19 % dan ini merupakan urutan kedua penyebab kematian balita setelah penyebab neonatal yaitu sebesar 37 %, sedangkan yang menyebabkan kematian bayi, infeksi berat yang sudah termasuk ISPA di dalamnya sebesar 26 %. Beberapa hasil penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 20-35 % kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan bahwa 2-5 juta bayi dan balita di berbagai negara setiap tahun meninggal karena ISPA. Dua per tiga dari kematian ini


(11)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi pada usia 2 bulan pertama sejak kelahiran. (Depkes RI, 2005 dan Djaja, 2001 )

Dari data mortalitas SKRT 1992 menunjukkan bahwa ISPA sebagai penyebab kematian nomor satu pada bayi yaitu sebesar 29,3 % dan penyebab kematian nomor dua pada anak balita yaitu sebesar 15,3 %. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 21,2 % kematian bayi dan 30,3 % kematian anak balita disebabkan oleh ISPA. Hasil Surkesnas tahun 2001 memperlihatkan prevalensi 10 kelompok penyakit utama, pada bayi, ISPA merupakan peringkat kedua yaitu 38,7 % sedangkan pada anak balita menduduki peringkat pertama yaitu 42,2 %. (Depkes RI, 2005 dan Djaja, 1999)

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 bahwa jumlah penderita ISPA pada balita berjumlah 356.205 orang, yang terdiri dari pneumonia sebanyak 41.332 orang dan bukan pneumonia sebanyak 314.873 orang. Berdasarkan data laporan P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit ISPA pada bayi sebanyak 40.014 orang dan pada balita sebanyak 86.728 orang. Pada tahun 2005 ditemukan bayi yang menderita ISPA sebanyak 38.642 orang dan 91.605 orang. Dan tahun 2006 ditemukan bayi yang menderita ISPA 39.069 orang dan pada balita sebanyak 93.991 orang.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien penyakit ISPA masih tinggi dan mengalami kenaikan, terutama pada bayi dan balita yang paling rentan untuk terkena ISPA yang dapat menimbulkan kematian. Untuk mencegah


(12)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

terjadinya peningkatan angka kematian, perlu dibentuk suatu program. Sebelum program dibentuk diperlukan perencanaan terlebih dahulu.

Peramalan cukup penting dalam perencanaan, untuk mengetahui terlebih dahulu kejadian yang akan datang. Sering terjadi selang waktu (lead time) antara kejadian sekarang dengan masa yang akan datang. Adanya selang waktu (lead time) ini merupakan suatu alasan untuk perencanaan dan peramalan. Bila lead time ini besarnya nol atau sangat kecil, maka lead time tidak dibutuhkan untuk perencanaan. Tetapi, bila lead time tersebut panjang dan hasil yang diperoleh membutuhkan faktor-faktor yang menyatakan bahwa perencanaan dapat dibentuk memiliki peranan penting. Pada kasus dan situasi tersebut, peramalan terjadi atau dibutuhkan sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan. Sedangkan peramalan tersebut merupakan sebuah alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif dan efisien. (Manurung, 1990)

Untuk melakukan suatu peramalan, dibutuhkan data yang dapat digunakan sebagai acuan untuk meramalkan sesuatu. Data yang dimaksud disini adalah data berkala (time series). Data berkala (time series data, yang disebut time series saja, tanpa menggunakan kata data) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah tenaga kerja, penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, jumlah peserta KB, dan lain sebagainya). Analisis data berkala memungkinkan kita untuk megetahui perkembangan waktu/beberapa kejadian. (Supranto, 2000). Selain yang telah disebutkan oleh Supranto, jumlah penderita suatu


(13)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

penyakit (ISPA) yang dikumpulkan dari waktu ke waktu juga dapat merupakan data berkala (time series).

Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah penderita ISPA yang dapat mengakibatkan jumlah kematian semakin tinggi dan didukung dari data yang menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita maka peneliti ingin mengetahui kecenderungan jumlah penderita ISPA di Kota Medan berdasarkan catatan bulanan Program P2 ISPA.

1.2. Permasalahan

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya jumlah penderita ISPA pada bayi dan balita di Kota Medan dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya dan jika hal ini berlanjut dapat menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian pada bayi dan balita.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kecenderungan penyakit ISPA tahun 2002-2006 dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.


(14)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

2. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA secara keseluruhan pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

3. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011. 4. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

5. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia berat pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011. 6. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia berat pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

7. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi bukan pneumonia pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

8. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi bukan pneumonia pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas bagi penderita ISPA sehingga penderita ISPA dapat disembuhkan berdasarkan data yang diperoleh


(15)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

dari hasil ramalan, serta melakukan upaya pencegahan bagi yang belum terinfeksi dengan melakukan penyuluhan kesehatan.

2. Sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris atau dikenal Acute Respiratory Infections

(ARI).

2.1.1. Definisi ISPA

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan infeksi akut, dengan pengertian sebagai berikut : (Depkes RI, 1992)

1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh


(16)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

2) Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).

3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.

Dengan demikian ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan saluran pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.

2.1.2. Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus,

Haemofillus, Bordetella dan Corinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain

adalah golongan Mixosovirus, Adenovirus, Coronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus. (Depkes RI, 2005)

2.1.3. Klasifikasi Penyakit ISPA

Klasifikasi penyakit ISPA untuk bayi kurang dari satu tahun dan anak 1-4 tahun dibagi atas:


(17)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

a. Pneumonia Berat

Bayi kurang dari 1 tahun yang nafasnya cepat atau dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat digolongkan sebagai pneumonia berat. Batas nafas cepat untuk golongan umur kurang dari satu (1) tahun yaitu 60 kali per menit atau lebih.

Untuk anak umur 1-4 tahun ditandai dengan adanya batuk dan kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

b. Pneumonia

Anak dengan nafas cepat dan tidak disertai tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam klasifikasi sebagai pneumonia (tidak berat). Patokan nafas cepat adalah 50 kali per menit atau lebih untuk bayi kurang dari 1 tahun dan untuk anak umur 1-4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.

c. Bukan Pneumonia

Bayi kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan < 60 kali per menit dan tidak mengalami tarikan dinding dada.


(18)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Anak umur 1-4 tahun nafasnya tidak cepat dan tidak mengalami tarikan kuat dinding dada bagian bawah ke dalam.

Menurut anatominya ISPA dibedakan menjadi ISPA bagian atas dan ISPA bagian bawah. Adapun yang menjadi penyakit ISPA bagian atas adalah : pilek (nasofaringitis), otitis media, faringitis akut (tonsilitis akut). Sedangkan yang menjadi penyakit ISPA bagian bawah adalah: laringitis, bronkitis, pneumonia.

Hampir seluruh kematian karena ISPA pada anak kecil disebabkan oleh ISPA bagian bawah, yaitu pneumonia. Akan tetapi, tidak semua infeksi saluran pernafasan bawah akut dapat menjadi serius, sebagai contoh: bronkitis relatif sering terjadi dan jarang fatal. Sedangkan untuk ISPA bagian atas mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil. Kunci untuk mengurangi kematian ISPA adalah dengan memastikan adanya akses yang lebih baik pada penanganan kasus pneumonia tepat pada waktunya. (Widjaja, 2003)

2.1.4. Cara Penularan Penyakit ISPA

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. (Depkes RI, 2004)


(19)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Menurut Amin (1989) yang dikutip oleh Chahaya (2005) timbulnya penyakit ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kuman penyebab penyakit (agent), pejamu (host), dan kondisi lingkungan (environtment).

1) Faktor Agent (Bibit Penyakit)

Infeksi saluran pernafasan akut sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus

pneumonia dan Haemophylus influenzae.

2) Faktor Host (Pejamu)

Faktor host yang mempengaruhi timbulnya penyakit ISPA adalah:

a. Umur

Hasil analisis faktor risiko membuktikan bahwa faktor usia merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kematian. Semakin tua usia balita yang sedang menderita ISPA, semakin kecil risiko meninggal dibandingkan dengan usia muda.

Dari hasil penelitian Lubis dkk (1996) didapatkan bahwa anak yang berumur 1-2 tahun lebih peka 5 kali terkena ISPA dibandingkan anak usia 5 tahun. Ini disebabkan karena anak yang berumur 1-2 tahun tingkat kekebalan tubuhnya lebih rendah dari pada anak usia 5 tahun.

b. Status Gizi

Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu: mempengaruhi nafsu makan, dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah atau mempengaruhi metabolisme makanan. Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan.


(20)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Keadaan gizi buruk muncul sebagai faktor risiko yang penting untuk ISPA. Menurut Martin yang dikutip oleh Djaja (1999), membuktikan adanya hubungan antara gizi buruk dengan infeksi paru sehingga anak-anak yang bergizi buruk sering mendapat ISPA.

Menurut Kartasasmita (1993), diketahui bahwa prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada anak dengan status gizi kurang. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan faktor risiko penting untuk ISPA. Anak yang menderita malnutrisi berat dan kronis lebih sering terkena ISPA dibandingkan anak dengan berat badan normal.

c. Daya Tahan Pejamu

Telah diketahui secara teoritis, bahwa imunisasi adalah cara untuk menimbulkan kekebalan terhadap berbagai penyakit. Imunisasi yang tidak memadai merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden ISPA terutama pneumonia, sehingga faktor anak yang diimunisasi sangat menentukan dalam tingginya angka insidens pneumonia. Anak yang belum pernah diimunisasi campak lebih berisiko terhadap terjadinya kematian karena ISPA pada balita yang menderita ISPA.

Selain imunisasi, ASI juga berperan terhadap menjaga kekebalan tubuh dari berbagai penyakit, karena ASI mengandung zat anti yang dapat mencegah infeksi. Menurut Kartasasmita (1993), melaporkan bahwa pemberian ASI dapat melindungi bayi terhadap ISPA seperti juga terhadap diare. Prevalensi ISPA lebih tinggi pada bayi yang tidak diberi ASI.


(21)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Kondisi kesehatan lingkungan perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi faktor timbulnya penyakit ISPA. Menurut Achmadi, yang dikutip oleh Chahaya (2005) kelembaban udara dalam rumah berkaitan erat dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Udara yang lembab akan menimbulkan gangguan kesehatan penghuninya terutama gangguan pernafasan. Bila kelembaban ruangan makin tinggi, ini merupakan sarana perkembangbiakan yang baik untuk bakteri sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit ISPA.

Selain itu suhu berhubungan erat dengan kelembaban dalam rumah. Untuk mendapatkan suhu yang optimum harus mempunyai ventilasi minimal 10 persen dari luas lantai. Menurut Lubis (1985) yang dikutip oleh Chahaya (2005) ventilasi yang cukup berguna untuk menghindarkan dari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen dan udara segar di dalam rumah, menyebabkan naiknya kelembaban udara, selain itu dapat menyebabkan terakumulasinya polutan bahan pencemar di dalam rumah khususnya kamar tidur sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit terutama gangguan pernafasan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Marvin (2002) yang dikutip oleh Chahaya (2005) yang menyatakan ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA.

Penggunaan obat nyamuk bakar sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap dan bau yang tidak sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan


(22)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernafasan.

Gangguan pernafasan pada balita yang menggunakan bahan bakar minyak tanah lebih tinggi dari rumah yang menggunakan bahan bakar gas. Pemaparan yang terjadi dalam rumah juga tergantung pada lamanya orang berada di dapur atau ruangan lain yang telah terpapar bahan pencemar. (Chahaya, 2005)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak. Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Achmadi (1990) yang dikutip oleh Chahaya (2005) bahwa rumah yang padat seringkali menimbulkan gangguan pernafasan terutama pada anak.

2.1.6. Pencegahan Penyakit ISPA

Dalam usaha mencegah penyakit ISPA, peran serta yang aktif dari masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena ISPA sangat dipengaruhi oleh keadaan kebersihan lingkungan di dalam dan di luar rumah. Beberapa upaya untuk mencegah penyakit ISPA adalah: (Depkes RI, 2005)

1. Memberikan imunisasi yang lengkap pada anak.

Untuk mencegah ISPA dapat dilakukan dengan pemberian imunisaasi yaitu imunisasi campak pada anak usia 9 bulan.


(23)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Dalam memperbaiki gizi anak, ibu sebaiknya diberikan petunjuk tentang cara-caranya. Keadaan gizi seseorang merupakan suatu faktor penting bagi timbulnya ISPA.

3. Menjauhkan anak dari penderita ISPA.

4. Menjaga agar lingkungan tempat tinggal tetap bersih dan menjaga kebersihan perorangan.

2.2. Peramalan

2.2.1. Pengertian Peramalan

Peramalan (forecasting) pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. (Supranto, 2000)

Peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana. Efektif tidaknya suatu rencana yang disusun, sangat ditentukan oleh kemampuan para penyusunnya untuk meramalkan situasi dan kondisi pada saat rencana itu dilaksanakan.

2.2.2. Kegunaan Peramalan

Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan dimasa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul; sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.


(24)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahannya tersebut. (Assauri,1984)

2.2.3. Jenis-Jenis Peramalan

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Peramalan dapat dibedakan berdasarkan sifat penyusunnya, jangka waktu ramalan dan sifat ramalan yang disusun.

1. Jenis peramalan dilihat dari sifat penyusunnya

Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau

“judgement” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya

hasil ramalan tersebut.

b. Peramalan yang objektif, adalah peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.

2. Jenis peramalan dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun


(25)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester.

b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana tahunan, rencana kerja operasional, dan anggaran.

3. Jenis peramalan dilihat dari sifat ramalan yang disusun

Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu.

b. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut :

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain ;

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data;

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

2.2.4. Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.


(26)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Metode peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat.

Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas: (Assauri, 1984)

I. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan deret waktu (time series).

II. Metode peramalan yang menggunakan analisa pola hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhi, yang bukan waktu, atau dikenal dengan metode sebab akibat (“causal methods”) atau korelasi, terdiri dari:

a. Metode regresi dan korelasi

b. Model ekonometri untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang c. Model input output untuk proyeksi trend ekonomi jangka panjang.

Deret Waktu (Time Series)

Dalam time series (Y) terdapat beberapa komponen yaitu: 1. Trend jangka panjang (trend sekuler)


(27)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

3. Variasi musim (seasonal variation) 4. Variasi tak beraturan (irregular variation)

Model time series yang biasa digunakan adalah mengalikan keempat komponen tersebut, dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana, Y = time series

T = trend jangka panjang (trend sekuler) C = Variasi siklis (cyclical variation) S = Variasi musim (seasonal variation)

I = Variasi tak beraturan (irregular variation)

1. Trend jangka panjang (Trend Seculer)

Trend jangka panjang (trend sekuler) yaitu suatu gerakan yang menunjukkan arah perkembangan secara umum (kecenderungan menaik/menurun). Trend jangka panjang disimbolkan dengan T.

Trend sekuler memiliki bentuk berupa garis meningkat dan menurun.

Y= f(x) Y= f(x)


(28)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Waktu X (waktu) Waktu X (waktu)

Gambar 2.1 Kurva Trend 2. Variasi siklis (Cyclical Variation)

Variasi siklis adalah gerakan jangka panjang di sekitar garis trend. Variasi siklis bisa terulang setelah jangka waktu tertentu, bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama.Variasi siklis disimbolkan dengan C.

Dalam bentuk grafik, variasi siklis dapat digambarkan sebagai berikut : Y=f (x)

Garis trend

Gerakan siklis X (waktu)

Gambar 2.2 Kurva gerakan/variasi siklis 3. Variasi Musiman (Seasonal variation)

Variasi musim adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu. Pada umumnya variasi musim terjadi pada data bulanan yang dikumpulkan dari tahun ke tahun, akan tetapi berlaku juga bagi data harian, mingguan atau satuan waktu yang lebih kecil lagi. Variasi musim disimbolkan dengan S.

Pola variasi musim dinyatakan dalam bentuk angka indeks yang disebut indeks musiman. Indeks musiman dapat diketahui dengan metode rasio terhadap trend.


(29)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Metode rasio terhadap trend menggunakan nilai-nilai trend sebagai dasar perhitungan. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode rasio terhadap trend adalah sebagai berikut:

a. Menentukan persamaan trend tahunan dengan metode least square. b. Mengubah persamaan trend tahunan menjadi persamaan trend bulanan.

Trend bulanan adalah trend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari ke bulan Februari dan dari bulan Maret ke bulan april. Sama halnya trend tahunan yang merupakan trend dari tahun ke tahun. Dari trend tahunan (satuan X-nya tahun) bias dibuat menjadi trend bulanan (satuan X-nya bulan) dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 122 atau 144.

Jika persamaan trend tahunan Yi = a + bXi

Maka persamaan trend bulanan adalah Yi = 12

a +

144 b

Xi

c. Menentukan nilai-nilai trend untuk masing-masing bulan, dengan persamaan:

Yi = 12

a

+ 144

b

Xi

d. Menyatakan data berkalanya (Yi) sebagai persentase terhadap nilai trend. e. Lalu dijumlahkan untuk masing-masing bulan.

f. Menentukan rata-rata setiap bulan.

g. Jumlahkan rata-rata bulan Januari sampai Desember h. Menentukan indeks musimnya.


(30)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Indeks Musim = rata-rata x

rata totalrata

1200

Maka peramalan dengan menggunakan trend dan indeks musim :

Ramalan = T x 100

S

Dimana, T = Trend bulanan S = Indeks musiman

Variasi musim biasanya disebabkan pengaruh-pengaruh, seperti musiman dan kebiasaan. Variasi musiman dapat digambarkan sebagai berikut:

Y= f(x)

X (waktu)

Gambar 2.3 Kurva Variasi musiman 4. Variasi Tidak Beraturan (Irregular variation )

Variasi tidak beraturan adalah variasi atau gerakan yang sifatnya sporadis. Variasi ini merupakan gerakan naik turun yang tidak dapat diduga sebelumnya dan terjadi secara acak. Variasi ini dapat digambarkan sebagai berikut: (Supranto, 2000)


(31)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Gambar 2.4 Kurva Variasi Irreguler X (waktu)

Metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, atau analisa deret waktu, terdiri dari:

1. Metode Smoothing

Metode smoothing mencakup metode data lewat (past data), metode rata-rata bergerak (moving average) dan metode exponential smoothing. Ini merupakan metode yang dipergunakan untuk melicinkan (smoothing) dan mengurangi fluktuasi ramalan. Ketepatan dari peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang ketepatannya. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini minimum selama dua tahun.

A. Metode Data Lewat (Past Data)

Metode data lewat (past data)ini merupakan metode peramalan jangka pendek yang paling sederhana. Penyusunan ramalan didasarkan pada data yang lewat. Hasil ramalan ini menggunakan pola fluktuasi data yang diobservasi pada suatu periode, untuk ramalan satu periode di masa depan. Oleh karena fluktuasi yang besar dapat menimbulakn penyimpangan ramalan yang cukup besar pula. (Assauri, 1984)


(32)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Dengan moving average (rata-rata bergerak) ini kita melakukan peramalan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari rata-ratanya, lalu menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

1. Single Moving Average

Menentukan ramalan dengan metode single moving average cukup mudah dilakukan. Persamaan matematis dari moving average adalah:

Ft+1 =

N

X X

X

Xt + t−1 + t−2...+ tN+1

Ft+1 = ramalan untuk periode ke t+1 Xt = data pada periode ke t

N = jangka waktu rata-rata bergerak

2. Double Moving Average

Menentukan ramalan dengan metode double moving average sedikit lebih sulit dibandingkan dengan metode single moving average. Ada beberapa langkah dalam menentukan ramalan dengan metode double moving average, yaitu:

a. Menghitung moving average/rata-rata bergerak pertama, diberi simbol s1t. Ini dihitung dari data historis yang ada. Hasilnya diletakkan pada periode terakhir moving average pertama.

b. Menghitung moving average/rata-rata bergerak kedua, diberi symbol s11

t . Ini dihitung dari rata-rata bergerak pertama. Hasilnya diletakkan pada periode terakhir moving average kedua.


(33)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

at = s

1

t + (s

1

t - s

11

t )

d. Menentukan besarnya nilai bt (slope)

bt =

1 ) (

2 1 11

− −

V s st t

V adalah jangka waktu moving average e. Menentukan besarnya forecast Ft+m = at + bt(m)

m adalah jangka waktu forecast ke depan.

C. Exponential Smoothing

Metode exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode

moving average. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang

perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

Dua metode dalam exponential smoothing diantaranya single exponential

smoothing dan double exponential smoothing. 1. Single Exponential Smoothing

Pada metode ini bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar α untuk data yang terbaru, α (1-α) untuk data yang lama, α (1-α)2 untuk data yang lebih lama, demikian seterusnya. Besarnya α adalah antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan.

Secara matematis besarnya forecast adalah: Ft+1 = α Xt + (1-α) Ft


(34)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Ft+1 : Ramalan untuk periode ke t + 1 Xt : Nilai riil periode ke t

Ft : Ramalan untuk periode ke t

Dari persamaan tersebut besarnya forecast periode yang akan datang dijelaskan sebagai berikut:

Ft+1 = α Xt + (1-α) Ft Ft+1 = α Xt + Ft- α Ft Ft+1 = Ft + α Xt- α Ft Ft+1 = Ft + α (Xt - Ft)

(Xt - Ft) merupakan kesalahan forecast atau forecast error periode ke t. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa forecast pada periode yang akan datang adalah ramalan periode sebelumnya ditambah α (alpha) dikalikan dengan kesalahan forecast periode sebelumnya.

Dalam melakukan peramalan dengan metode single exponential smoothing besarnya α (alpha) ditentukan secara trial dan error sampai diketemukan α yang menghasilkan forecast error terkecil.


(35)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Pada metode ini proses penentuan ramalan dimulai dengan menentukan besarnya alpha secara trial dan error. Sedangkan tahap-tahap dalam menentukan ramalan adalah sebagai berikut: (Gitusudarmo, 2001)

a. Menentukan smoothing pertama (S't) S't = α Xt + (1-α) S't1

S't : smoothing pertama periode t Xt : nilai riil periode t

St1 : smoothing pertama periode t-1 b. Menentukan smoothing kedua (S"t)

S"t = α S

'

t + (1-α) S

" 1 −

t

S"t1 : smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan besarnya konstanta (at)

at = 2 St' - S"t

d. Menentukan besarnya slope (bt)

bt =

α α −

1 (S

'

t - S

"

t)

e. Menentukan besarnya forecast ( Ft+m) Ft+m= at + bt (m)


(36)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Dari beberapa metode smoothing yang telah dijelaskan, ketepatan dari ramalan yang dilakukan dengan metode rata-rata bergerak adalah rendah. Oleh karena alasan tersebut, maka dalam praktek metode atau teknik rata-rata bergerak tidak dipergunakan secara ekstensif dalam penyusunan ramalan. Sehingga terdapat usaha mencari metode dan teknik lain yang lebih baik, yang dikenal dengan metode

exponential smoothing.

2. Metode Box Jenkins

Metode ini menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis, agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin. Metode ini sangat baik ketepatannya (accuracy) untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatannya kurang baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini minimum dua tahun.

3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

Metode ini merupakan garis trend untuk suatu persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa depan. Untuk peramalan jangka pendek maupun jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini adalah data tahunan, dan makin banyak data yang dimiliki makin lebih baik, serta minimum data tahunan yang harus ada adalah lima tahun.

Untuk memproyeksikan hal yang diteliti, terlebih dahulu trend ditentukan. Untuk menentukan nilai trend dapat digunakan beberapa cara yaitu: metode tangan bebas (free hand), metode setengah rata-rata (semiaverage), metode rata-rata


(37)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

bergerak (moving average) dan metode kuadrat terkecil (least square). (Assauri, 1984)

1) Metode Tangan Bebas (free Hand)

Pembuatan trend bebas dilakukan tanpa menggunakan formula matematis. Pada metode ini garis trend ditentukan secara bebas, tetapi tidak berarti ditentukan tanpa pertimbangan-pertimbangan tertentu. Namun demikian penentuan garis trend tetap sangat subyektif, yang setiap orang mempunyai pertimbangan sendiri-sendiri. (Gitusudarmo, 2001).

Langkah-langkah untuk menentukan garis trend dengan menggunakan metode tangan bebas adalah sebagai berikut:

a. Buat sumbu tegak Y dan sumbu mendatar X.

b. Buat scatter diagram yaitu kumpulan titik-titik koordinat (X, Y), X = variabel waktu.

c. Dengan jalan observasi atau pengamatan langsung terhadap bentuk scatter

diagram tariklah garis yang mewakili atau paling tidak mendekati semua titik

koordinat yang membentuk scatter diagram tersebut.

Misalnya Y = data berkala, X = waktu (tahun, bulan, dan lain sebagainya). Y: Y1, Y2, …, Yi, …, Yn

X : X1, X2, …, Xi, …, Xn

Cara menarik garis trend tangan bebas merupakan cara yang paling mudah akan tetapi sifatnya sangat subyektif, maksudnya kalau ada lebih dari satu orang diminta untuk menarik garis trend dengan cara ini akan diperoleh garis trend lebih


(38)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

dari satu. Sebab masing-masing orang mempunyai pilihan sendiri sesuai dengan anggapannya, garis mana yang mewakili scatter diagram tersebut. (Supranto, 2000)

2) Metode Setengah rata-Rata (Semiaverage Methode)

Dengan metode setengah rata-rata nilai trend sudah mulai ditentukan dengan perhitungan-perhitungan, yang berarti unsur subjektif mulai berkurang. Penentuan trend dengan metode setengah rata-rata dengan prosedur sebagai berikut:

a. Data yang ada dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama

b. Tahun dasar ada pada tengah-tengah kelompok I

c. Pada masing-masing kelompok ditentukan nilai X, semitotal dan

semiaverage

d. Jumlah nilai X pada kelompok I harus nol

e. Proyeksi (forecast) di tahun yang akan datang tergantung berapa besarnya nilai X

Nilai trend dihitung dengan formula Y = a + bX Dimana:

a = rata-rata kelompok I

b =

n

I kelompok rata

-rata II kelompok rata

-rata −

n = jumlah data masing-masing kelompok


(39)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Menggambarkan atau menentukan garis trendnya dengan cara menghubungkan dua nilai rata-rata yang diketahui dalam suatu diagram. Garis itulah yang menjadi garis trend. (Gitusudarmo, 2001)

3) Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Metode rata-rata bergerak adalah metode yang banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi sehingga lebih memungkinkan untuk menunjukkan trend dasar atau siklus dalam pola data sepanjang waktu.

Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, nilai yang dimuluskan pada titik waktu t dari pengukuran respon selama periode waktu M (yt). Secara umum ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut :

M y

yt = t1+ pengamatanyangakan datang−pengamatan terjauh

Keterangan : yt : respon proses pada saat t

yt1 : respon proses pada saat t-1, dan seterusnya M : periode waktu

Penggunaan nilai M yang ganjil memberikan keuntungan tersendiri karena terhadap nilai aslinya dapat diperoleh pembanding yang dihasilkan dari rata-rata bergerak. Apabila M yang digunakan adalah bilangan genap, rata-rata bergerak akan terjadi diantara titik waktu, bukan pada titik waktu. (Sugiarto, 2000)


(40)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

4) Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)

Aplikasi metode jumlah kuadrat terkecil untuk data deret waktu ditujukan untuk melihat trend dari data deret waktu. Model yang digunakan bisa berbentuk linier atau kurvilinier. (Sugiarto, 2000)

Model trend linier deret waktu ditentukan sebagai berikut: Yi = a + bXi

Keterangan : Yi = Nilai trend untuk periode tertentu Yi = a, jika Xi = 0

b = Kemiringan garis trend, artinya besarnya perubahan Yi jika perubahan satu besaran periode waktu

Xi = Kode periode waktu

Dengan metode ini, nilai a dan b dari persamaan trend linier di atas ditentukan dengan rumus: (Supranto, 2000)

a = n Yi

∑ b = 2

Xi XiYi


(41)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009 2.3. Alur Penelitian

Catatan Bulanan Program P2ISPA

- Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi <1 tahun dan balita 1-4 tahun, tahun 2002-2006

- Jumlah penderita berdasarkan klasifikasinya:

 Pneumonia pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun.

 Pneumonia berat pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun.

 Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun. Trend Jangka Panjang (-) Trend Jangka Panjang (+) Double Exponential Smoothing

1. Faktor Trend 2. Gerakan/Variasi

musiman

- Ramalan Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi <1 tahun dan balita 1-4 tahun, tahun 2007-2011 - Ramalan Jumlah penderita berdasarkan

klasifikasinya:

 Pneumonia pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007-2011

 Pneumonia berat pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007-2011

 Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007-2011

- Ramalan Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi <1 tahun dan balita 1-4 tahun, tahun 2007

- Ramalan Jumlah penderita berdasarkan klasifikasinya:

 Pneumonia pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007

 Pneumonia berat pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007

 Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1 tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun 2007


(42)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis Time Series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai September 2007.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah data penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun di kota Medan. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian adalah data penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun di kota Medan pada tahun 2002-2006.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu data penderita ISPA yang diperoleh dari catatan bulanan program pemberantasan dan pencegahan ISPA sejak bulan Januari 2002 sampai dengan bulan Desember tahun 2006 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah jumlah penderita ISPA, sedangkan variabel bebasnya (independent variable) adalah waktu.


(43)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Definisi untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Catatan Bulanan Program P2 ISPA merupakan catatan penderita ISPA pada laporan program P2 ISPA setiap bulan pada tahun 2002-2006.

2. Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun adalah data jumlah keseluruhan penderita ISPA dengan pneumonia, pneumonia berat dan bukan pneumonia pada bayi <1 tahun dan anak usia 1-4 tahun yang tercatat pada catatan bulanan Program P2 ISPA pada tahun 2002-2006.

3. Jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi pneumonia pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun yang tercatat pada catatan bulanan program P2 ISPA pada tahun 2002-2006.

4. Jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi pneumonia berat pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun yang semuanya tercatat pada laporan bulanan program P2 ISPA pada tahun 2002-2006.

5. Jumlah penderita bukan Pneumonia pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi bukan pneumonia pada bayi kurang dari 1 tahun dan anak usia 1-4 yang tercatat pada catatan bulanan program P2ISPA pada tahun 2002-2006.


(44)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

6. Trend jangka panjang (+) adalah kecenderungan data penderita ISPA untuk jangka waktu lima tahun.

7. Trend jangka panjang (-) adalah kecenderungan data penderita ISPA untuk jangka waktu satu tahun.

8. Faktor Trend

Adalah trend yang variabel X- nya (periode waktu) berpangkat paling tinggi satu. Trend linier memiliki bentuk persamaan berupa periode waktu berpangkat paling tinggi satu. Trend linier memiliki bentuk persamaan berupa persamaan garis lurus.

Trend ditentukan dengan metode kuadrat terkecil (least square method):

Keterangan :

Yi = Nilai trend untuk periode tertentu Xi = Kode periode waktu

a = konstanta, nilai Yi = a, jika Xi = 0 b = Koefisien Xi

9. Faktor Seasonal Variation (variasi Musiman)

Peramalan dengan penyesuaian variasi musim dapat dilakukan dengan menggunakan indeks musiman. Langkah-langkah dalam menentukan indeks musiman dengan metode rasio terhadap trend:

a. Menentukan persamaan trend tahunan dengan metode least square. a =

n Yi

∑ b = 2

Xi XiYi

∑ ∑


(45)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

b. Mengubah persamaan trend tahunan menjadi persamaan trend bulanan.

Trend bulanan adalah trend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari ke bulan Februari dan dari bulan Maret ke bulan april. Sama halnya trend tahunan yang merupakan trend dari tahun ke tahun. Dari trend tahunan (satuan X-nya tahun) bisa dibuat menjadi trend bulanan (satuan X-nya bulan) dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 122 atau 144.

Jika persamaan trend tahunan Yi = a + bXi

Maka persamaan trend bulanan adalah Yi = 12

a +

144 b

Xi

c. Menentukan nilai-nilai trend untuk masing-masing bulan, dengan persamaan:

Yi = 12

a

+ 144

b

Xi

d. Menyatakan data berkalanya (Yi) sebagai persentase terhadap nilai trend. e. Lalu dijumlahkan untuk masing-masing bulan.

f. Menentukan rata-rata setiap bulan.

g. Jumlahkan rata-rata bulan Januari sampai Desember h. Menentukan indeks musimnya.

Indeks Musim = rata-rata x

rata -rata total

1200


(46)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Apabila data yang diuji dengan regresi linier tidak signifikan, maka untuk peramalannya menggunakan metode Double Exponential Smoothing. Langkah-langkah menentukan double exponential smoothing adalah:

a. Menentukan smoothing pertama (S't) S't = α Xt + (1-α) S't1

S't : smoothing pertama periode t

α : berdasarkan nilai mean square error terkecil dari 0,1 sampai 0,9 Xt : nilai riil periode t

S' 1 −

t : smoothing pertama periode t-1 b. Menentukan smoothing kedua (S"t)

S"t = α S't + (1-α) S"t1

S"t : smoothing kedua periode t S't : smoothing pertama periode t S"t1 : smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan besarnya konstanta (at) at = 2 S

'

t - S

"

t

d. Menentukan besarnya slope (bt)

bt s=

α α −

1 (S

'

t - S

"

t)


(47)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Xt = nilai riil periode t Ft = Ramalan periode t

11.Ramalan penderita ISPA tahun 2007-2011

a. Hasil ramalan dari variabel dengan analisa data berkala (time series) dengan memperhatikan faktor trend (T), faktor seasonal variation (S) adalah:

100 S T

Ramalan= × , dimana: T = Trend, S = indeks musiman

b. Hasil ramalan dari variabel dengan analisa data berkala (time series) dengan metode Double Exponential Smoothing, dimana

Ramalan = at + bt (m) Dimana, at = konstanta

bt = slope

m = jangka waktu ramalan

3.5. Teknik Analisis Data

Untuk melihat hubungan signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA, dilakukan uji regresi. Hubungan yang signifikan tersebut dinyatakan dengan nilai probabilitas. Jika probabilitas ≤0,05, waktu dengan jumlah penderita memiliki hubungan linier yang signifikan, maka data diramalkan selama lima tahun ke depan


(48)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

dengan menggunakan analisis time series dengan menghitung nilai trend dan indeks musiman. Sedangkan untuk nilai probabilitas >0,05 berarti tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita, sehingga data hanya diramalkan satu tahun kedepan dengan menggunakan metode Double Exponential

Smoothing.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kota Medan 4.1.1. Letak Geografis

Kota Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Terletak di Pantai Timur Sumatera dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebalah Selatan : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 terdiri dari : 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

4.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk kota Medan tahun 2006 berdasarkan data dari Kantor Statistik kota Medan adalah 2.067.288 jiwa dengan jumlah rumah tangga (KK)


(49)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

sebanyak 465.218 KK dan kepadatan penduduk rata-rata 7.798/km2. Daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Perjuangan yaitu 25.369 jiwa/km2 (luas wilayah:

40,9 km2). Sedangkan Kecamatan Labuhan merupakan daerah yang jarang

penduduknya yaitu 2.859 jiwa/km2 ( luas wilayah: 36,67 km2).

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2006

Kelompok Umur

Laki-laki Persen Perempuan Persen

< 1 tahun 18.632 1,81 17.677 1,70

1-4 tahun 84.708 8,24 79.554 7,65

5-14 tahun 208.072 20,25 196.799 18,93

15-44 tahun 560.314 54,53 588.176 56,57

45-64 tahun 128.389 12,49 124.477 11,97

≥ 65 tahun 27.492 2,68 32.998 3,17

Jumlah 1.027.607 100,00 1.039.681 100,00

Sumber: Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2006

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penduduk terbanyak pada kelompok umur 15-44 tahun dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 560.314 orang (54,53 %) dan perempuan sebanyak 588.176 orang (56,57 %). Sedangkan jumlah bayi (< 1 tahun), laki-laki ada sebanyak 18.632 orang (1,81 %) dan perempuan ada sebanyak 17.677 orang (1,70 %). Anak balita 1-4 tahun, laki-laki berjumlah 84.708 orang (8,24 %) dan perempuan sebanyak 79.554 orang (7,65 %).

4.1.3. Fasilitas Kesehatan

Di Kota Medan terdapat fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum (54 unit), rumah sakit jiwa (5 unit), rumah sakit ibu dan anak (7 unit), rumah


(50)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

sakit khusus lainnya (3 unit), puskesmas (39 unit) dimana puskesmas rawat inap (11 unit) dan puskesmas non rawat inap (28 unit), puskesmas pembantu (40 unit), ppuskesmas keliling (30 unit), posyandu 1396 unit. Dengan jumlah tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan ada sebanyak 1.650 orang yang terdiri dari: dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, S2, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi, apoteker, asisten apoteker, bidan, perawat, perawat gigi, tenaga gizi, dan lain-lain.

4.2. Jumlah Penderita ISPA Secara Keseluruhan Dan Berdasarkan Klasifikasinya (Pneumonia, Pneumonia Berat Dan Bukan Pneumonia) Menurut Usia Dan Hasil Ramalannya

4.2.1. ISPA Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006 diketahui jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan Tahun 2002-2006

Tahun Jumlah

2002 40623

2003 40305

2004 40014

2005 38642

2006 39069

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan sebesar 0,027 (< 0,05) maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun, maka


(51)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun diramalkan dengan metode trend dan inde x musim.

Persamaan trend tahunan adalah Yi = 39730,6 – 477,1 Xi dan persamaan trend bulanan adalah Yi = = 3101,25 – 4,61 Xi. Dimana Xi adalah kode periode waktu dari awal sampai akhir.

Trend jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dapat dilihat pada gambar berikut:

2900 3000 3100 3200 3300 3400 3500 3600

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Bulan

Tr

e

nd

Trend Tahun 2002 Trend Tahun 2003 Trend Tahun 2004 Trend Tahun 2005 Trend Tahun 2006

Gambar 4.1. Trend Jumlah Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun

Dari gambar dapat dilihat trend jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun di Kota Medan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan metode rasio terhadap trend yang menggunakan nilai trend sebagai dasar perhitungan didapatkan index musiman bulan Januari sampai Desember tahun 2002-2006. Dapat dilihat pada gambar berikut:


(52)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

85 90 95 100 105 110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan

In

d

ex M

u

si

m

an

Gambar 4.2. Index Musim Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun

Berdasarkan nilai trend dan index musim, maka dapat diramalkan jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun pada tahun 2007-2011 dengan rumus sebagai

berikut:

100

Ramalan=T× S , dimana T = Trend Bulanan, S = Index Musiman

Hasil ramalan penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Hasil Ramalan Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun 2007-2011 di Kota Medan

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Januari 3605 3524 3442 3360 3278

Februari 3457 3378 3300 3222 3143

Maret 3448 3369 3291 3212 3134

April 3408 3330 3253 3175 3097

Mei 3277 3202 3127 3052 2977

Juni 3323 3247 3171 3095 3019

Juli 3396 3318 3240 3162 3084

Agustus 3503 3423 3342 3262 3181

September 3563 3481 3399 3317 3235

Oktober 3591 3508 3426 3343 3260

November 3708 3622 3537 3451 3365

Desember 3355 3277 3200 3122 3045


(53)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa hasil ramalan penderita ISPA pada bayi < 1 tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan dapat dilihat pada gambar berikut:

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Bulan

R

amal

an

Ramalan ISPA < 1 tahun Tahun 2007 Ramalan ISPA < 1 tahun Tahun 2008 Ramalan ISPA < 1 tahun Tahun 2009 Ramalan ISPA < 1 tahun Tahun 2010 Ramalan ISPA < 1 tahun Tahun 2011

Gambar 4.3. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 tahun, Tahun 2007-2011 di Kota Medan

4.2.2. ISPA Pada Balita 1-4 Tahun

Dari catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006 diketahui jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4. Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 tahun di Kota Medan Tahun 2002-2006

Tahun ISPA Balita 1-4 Tahun

2002 97242

2003 97424

2004 86728

2005 91605


(54)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan sebesar 0,460 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun, maka jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun tidak dapat diramalkan dengan metode trend dan index musim. Sehingga digunakan metode Double Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing menggunakan rumus: Ft+m = at+ bt (m). Dengan alpha 0,5 didapat persamaan ramalan tahun 2007: Ft+m = 8125,77 - (6,70)(m).

Ramalan jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun di kota Medan pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun di Kota Medan Tahun 2007.

Bulan m Forecast

Januari 1 8119.07

Februari 2 8112.37

Maret 3 8105.67

April 4 8098.97

Mei 5 8092.27

Juni 6 8085.57

Juli 7 8078.87

Agustus 8 8072.17

September 9 8065.47

Oktober 10 8058.77

November 11 8052.07

Desember 12 8045.37


(55)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami penurunan setiap bulannya.

4.2.3. Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006 diketahui jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6. Jumlah Penderita Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan Tahun 2002-2006

Tahun Pneumonia Bayi < 1thn

2002 3186

2003 2196

2004 2537

2005 2826

2006 2802

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan sebesar 0,925 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun, maka jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun tidak dapat diramalkan dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double


(56)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing menggunakan rumus: Ft+m = at+ bt (m). Dengan alpha 0,5 didapat persamaan ramalan tahun 2007: Ft+m = 251,38 + (7,17)(m).

Ramalan jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun di kota Medan pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun di Kota Medan Tahun 2007.

Bulan m Forecast

Januari 1 258.55

Februari 2 265.72

Maret 3 272.89

April 4 280.06

Mei 5 287.23

Juni 6 294.40

Juli 7 301.57

Agustus 8 308.74

September 9 315.91

Oktober 10 323.08

November 11 330.25

Desember 12 337.42

Jumlah 3575.82

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami kenaikan setiap bulannya.


(1)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Mar-06 6 4.75 4.00 5.50 0.75 6.25 -0.25 0.25 0.06

Apr-06 4 4.38 4.19 4.56 0.19 4.75 -0.75 0.75 0.56

May-06 4 4.19 4.19 4.19 0.00 4.19 -0.19 0.19 0.04

Jun-06 1 2.59 3.39 1.80 -0.80 1.00 0.00 0.00 0.00

Jul-06 4 3.30 3.34 3.25 -0.05 3.20 0.80 0.80 0.64

Aug-06 3 3.15 3.25 3.05 -0.10 2.95 0.05 0.05 0.00

Sep-06 1 2.07 2.66 1.49 -0.59 0.90 0.10 0.10 0.01

Oct-06 2 2.04 2.35 1.73 -0.31 1.41 0.59 0.59 0.34

Nov-06 4 3.02 2.68 3.35 0.33 3.69 0.31 0.31 0.10

Dec-06 5 4.01 3.35 4.67 0.66 5.33 -0.33 0.33 0.11

Jumlah 41 4.37 2.86

Mean Absolute Error 0.40

Mean Square Error 0.26

Ft+m = 4.67 + (0.66)(m)

m Forecast

Jan-07 1 5.33

Feb-07 2 5.99

Mar-07 3 6.65

Apr-07 4 7.31

May-07 5 7.97

Jun-07 6 8.63

Jul-07 7 9.29

Aug-07 8 9.95

Sep-07 9 10.61

Oct-07 10 11.27

Nov-07 11 11.93

Dec-07 12 12.59

Jumlah 107.52

Analisis Kesalahan

Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Mean Absolute Error 1.10 0.98 0.79 0.56 0.40 0.49 0.64 0.91 1.27

Mean Square Error 1.83 1.43 0.76 0.41 0.26 0.33 0.62 1.18 2.07


(2)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Forecast dengan metode Trend dan Index musiman

Tahun X Jumlah (Y) xy X2

2002 -2 38430 -76860 4

2003 -1 38108 -38108 1

2004 0 37469 0 0

2005 1 35812 35812 1

2006 2 36256 72512 4

186075 -6644 10

5 186075

= Σ =

n y

a = 37215

2 x xy b

Σ Σ

= =

10 6644

= -664.4

Trend Tahunan : Yi = 37215 - 664.4 Xi

Trend Bulanan : Yi = 37215/12 – 664.4/144 Xi = 3101.25 – 4.61 Xi

Tahun Jumlah (Y) Waktu(x) Trend

Jan-02 3246 -59 3373.24

Feb-02 3003 -57 3364.02

Mar-02 2995 -55 3354.80

Apr-02 3095 -53 3345.58

May-02 3036 -51 3336.36

Jun-02 3056 -49 3327.14

Jul-02 3212 -47 3317.92

Aug-02 3352 -45 3308.70

Sep-02 3502 -43 3299.48

Oct-02 3710 -41 3290.26

Nov-02 3295 -39 3281.04

Dec-02 2928 -37 3271.82

38430

Jan-03 3022 -35 3262.60

Feb-03 3057 -33 3253.38

Mar-03 3417 -31 3244.16

Apr-03 3118 -29 3234.94

May-03 2908 -27 3225.72

Jun-03 2910 -25 3216.50


(3)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Aug-03 3247 -21 3198.06

Sep-03 3253 -19 3188.84

Oct-03 3895 -17 3179.62

Nov-03 3206 -15 3170.40

Dec-03 3208 -13 3161.18

38108

Jan-04 3303 -11 3151.96

Feb-04 3172 -9 3142.74

Mar-04 3310 -7 3133.52

Apr-04 3406 -5 3124.30

May-04 3139 -3 3115.08

Jun-04 3022 -1 3105.86

Jul-04 3097 1 3096.64

Aug-04 3278 3 3087.42

Sep-04 3040 5 3078.20

Oct-04 2906 7 3068.98

Nov-04 2909 9 3059.76

Dec-04 2887 11 3050.54

37469

Jan-05 3421 13 3041.32

Feb-05 2997 15 3032.10

Mar-05 2822 17 3022.88

Apr-05 2649 19 3013.66

May-05 2855 21 3004.44

Jun-05 2770 23 2995.22

Jul-05 3042 25 2986.00

Aug-05 2756 27 2976.78

Sep-05 3103 29 2967.56

Oct-05 2704 31 2958.34

Nov-05 3781 33 2949.12

Dec-05 2912 35 2939.90

35812

Jan-06 3134 37 2930.68

Feb-06 2883 39 2921.46

Mar-06 2944 41 2912.24

Apr-06 2728 43 2903.02

May-06 2747 45 2893.80

Jun-06 2955 47 2884.58


(4)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Aug-06 3141 51 2866.14

Sep-06 3226 53 2856.92

Oct-06 2752 55 2847.70

Nov-06 3575 57 2838.48

Dec-06 3021 59 2829.26

36256

0

Rata-rata (Jan) =

5

06 -Jan Y 05 -Jan Y 04 -Jan Y 03 -Jan Y 02 -Jan

Y + + + +

Index Musiman ( Jan) =

rata -rata

1200 Jan)

( rata -rata

Σ ×

Bulan Rata-rata IM

Januari 3225.2 104.00

Februari 3022.4 97.46

Maret 3097.6 99.88

April 2999.2 96.71

Mei 2937 94.70

Juni 2942.6 94.88

Juli 3073.6 99.11

Agustus 3154.8 101.73

September 3224.8 103.98

Oktober 3193.4 102.97

November 3353.2 108.12

Desember 2991.2 96.45

37215 1200.00

Ramalan Bukan Pneumonia < 1 tahun

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Januari 3508 3393 3278 3163 3048


(5)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

Maret 3351 3240 3130 3019 2909

April 3235 3128 3021 2914 2807

Mei 3160 3055 2950 2845 2741

Juni 3157 3052 2947 2842 2737

Juli 3288 3179 3069 2959 2850

Agustus 3366 3253 3141 3028 2916

September 3431 3316 3201 3086 2971

Oktober 3388 3274 3160 3046 2932

November 3548 3428 3308 3189 3069

Desember 3156 3049 2942 2836 2729

39866 38538 37211 35883 34555

8. Hasil Ramalan penderita bukan pneumonia pada balita usia 1-4 tahun Forecast dengan Double Exponential Smoothing

Alpha= 0,5

Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error Absolute Square error (Absolute)

Jan-06 7175 7175.00 7175.00

Feb-06 7112 7143.50 7159.25 7127.75 -15.75 7175.00 -63.00 63.00 3969.00 Mar-06 6784 6963.75 7061.50 6866.00 -97.75 6768.25 15.75 15.75 248.06 Apr-06 7131 7047.38 7054.44 7040.31 -7.06 7033.25 97.75 97.75 9555.06

May-06 6748 6897.69 6976.06 6819.31 -78.38 6740.94 7.06 7.06 49.88

Jun-06 6985 6941.34 6958.70 6923.98 -17.36 6906.63 78.38 78.38 6142.64 Jul-06 6067 6504.17 6731.44 6276.91 -227.27 6049.64 17.36 17.36 301.35 Aug-06 7176 6840.09 6785.76 6894.41 54.32 6948.73 227.27 227.27 51649.66 Sep-06 7164 7002.04 6893.90 7110.18 108.14 7218.32 -54.32 54.32 2951.12 Oct-06 7838 7420.02 7156.96 7683.08 263.06 7946.14 -108.14 108.14 11694.39 Nov-06 7778 7599.01 7377.99 7820.04 221.02 8041.06 -263.06 263.06 69200.34 Dec-06 7112 7355.51 7366.75 7344.26 -11.24 7333.02 -221.02 221.02 48851.79

Jumlah 85070 1153.11 204613.30

Mean Absolute Error 104.83

Mean Square Error 18601.21

Ft+m = 7344.26 - (11.24)(m)

m Forecast

Jan-07 1 7333.02

Feb-07 2 7321.78

Mar-07 3 7310.54


(6)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007

USU e-Repository©2009

May-07 5 7288.06

Jun-07 6 7276.82

Jul-07 7 7265.58

Aug-07 8 7254.34

Sep-07 9 7243.10

Oct-07 10 7231.86

Nov-07 11 7220.62

Dec-07 12 7209.38

Jumlah 87254.40

Analisis Kesalahan

Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Mean Absolute

Error 309.16 267.68 196.30 140.11 104.83 115.58 167.38 251.89 336.12

Mean Square


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

3 102 120

Analisa Tingkat Kecenderungan Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Balita Tahun 2001-2005 Untuk Peramalan Pada Tahun 2006-2010 Di Kota Pekanbaru

0 30 97

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Amplas Tahun 2005

6 50 96

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

17 141 71

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

Kajian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kota Medan &amp; Kabupaten Deli Serdang

0 33 3

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Di Kota Medan Tahun 2003 - 2013

0 40 54

ANALISIS MODEL EPIDEMI SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA), RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA).

1 9 15

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14