Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut ispa pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository©2009
terjadi juga peningkatan jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun pada tahun 2007.
Meningkatnya jumlah penderita pneumonia pada bayi dapat disebabkan karena anak berada lama di dapur bersama ibunya ketika memasak sehingga terkena
polusi udara. Seperti penelitian yang dilakukan Chahaya, hanya 39,9 keluarga yang menggunakan bahan bakar gas, keluarga lain banyak menggunakan bahan bakar
minyak tanah atau kayu bakar yang dapat membuat polusi udara. Dan kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lainnya juga mempengaruhi kondisis ini.
Imunisasi juga dapat memepengaruhi terjadinya ISPA, terutama imunisasi campak.
5.3. Pneumonia Berat Pada Bayi 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun
Jumlah penderita pneumonia berat pada bayi 1 tahun pada tahun 2006 ada sebanyak 11 orang. Hasil ramalan taun 2007 adalah 51 orang. Ini berarti terjadi
peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi 1 tahun. Pada tahun 2006 jumlah penderita balita 1-4 tahun yang menderita pneumonia
berat ada sebanyak 41 orang dan hasil ramalan untuk tahun 2007 adalah 107 orang. Ini berarti terjadi peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4
tahun. Peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi dan anak balita
dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan seperti kondisi kelembaban rumah, kepadatan hunian yang tidak sesuai dengan luas
ruangan, dandan yarat lainnya. Dari hasil penelitian Chahaya di Deli Serdang,
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut ispa pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository©2009
terdapat 23 rumah yang kelembabannya memenuhi syarat kesehatan, 20,2 yang kepadatan penghuninya memenuhi syarat kesehatan, rumah yang tidak memakai obat
nyamuk bakar hanya 19,1 . Dari data ini dapat diketahui bahwa masih banyak rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi perumahan yang tidak sehat
mempunyai pengaruh sebesar 49,4 terhadap kejadian ISPA.
5.4. Bukan Pneumonia Pada Bayi 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun
Pada tahun 2006 jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi 1 tahun ada sebanyak 36.256 orang. Ramalan untuk lima tahun kedepan adalah pada tahun 2007
ada 39.866 orang, tahun 2008 adalah 38.538 orang, tahun 2009 ada 37.211 orang, 35.883 orang pada tahun 2010, dan tahun 2011 adalah 34.555 orang. Ini berarti terjadi
penurunan jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi 1 tahun dari tahun ke tahun.
Penurunan jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi dapat dipengaruhi oleh kondisi gizi yang baik juga dapat mempengaruhi terjadinya penurunan jumlah
penderita bukan pneumonia pada bayi. Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas tahun 2005 menyatakan bahwa ada 126.994 orang 10,45 anak
balita di Sumatera Utara yang berstatus gizi buruk. Sedangkan pada tahun 2004 anak yang berstatus gizi buruk ada sekitar 12,76 . Berarati terjadi peningkatan status gizi
anak.
Balita 1-4 tahun yang menderita bukan pneumonia pada tahun 2006 ada sebanyak 85.070 orang dan ramalan untuk tahun 2007 adalah 87.254 orang. Ini
berarti terjadi peningkatan jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4 tahun.
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut ispa pada bayi dan balita tahun 2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository©2009
Hal ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan seperti kondisi kelembaban rumah, kepadatan hunian yang tidak
sesuai dengan luas ruangan, dan polusi udara. Dari hasil penelitian Chahaya di Deli Serdang, terdapat 23 rumah yang kelembabannya memenuhi syarat kesehatan, 20,2
yang kepadatan penghuninya memenuhi syarat kesehatan, rumah yang tidak memakai obat nyamuk bakar hanya 19,1 .. Kondisi perumahan yang tidak sehat
mempunyai pengaruh sebesar 49,4 terhadap kejadian ISPA. Hal ini juga dapat ditemukan di Kabupaten Asahan dimana pada tahun 2000 71,12 , 2001 47,50 ,
2002 62,25 dan tahun 2004 mengalami penurunan drastis yaitu hanya 7,08 rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan yaitu
terdapat 85,11 rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan