Berdasarkan data hasil UN yang telah diolah BSNP, persentase penguasaan siswa terhadap materi sistem regulasi manusia di 28 SMA negeri dan
swasta Kota Semarang berada di bawah 69,53 BSNP, 2013. Angka tersebut merupakan persentase penguasaan materi sistem regulasi tingkat Kota Semarang
untuk jenjang SMA. Kota Semarang terdaftar memiliki 16 SMA negeri dan 61 SMA swasta Kemdikbud, 2014, sedangkan yang membuka program IPA atau
peminatan MIA dan melaksanakan UN secara mandiri berjumlah 60 SMA Disdik Kota Semarang, 2014. Data tersebut membuktikan bahwa 47 SMA di Kota
Semarang tidak mencapai standar penguasaan materi tingkat Kota Semarang. Dapat disimpulkan bahwa siswa tidak menguasai materi tersebut dengan baik
sehingga persentase penguasaannya di bawah standar tingkat Kota Semarang. Hasil wawancara dengan beberapa guru SMA di Kota Semarang juga
menunjukkan hal yang serupa, yaitu siswa kurang memahami materi yang berhubungan dengan sistem organ, termasuk sistem regulasi yang memerlukan
kemampuan berpikir tinggi dan analisis kritis karena berkaitan dengan sistem- sistem lain yang terdapat di dalam tubuh.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tentang miskonsepsi materi sistem regulasi pada siswa kelas XI SMA Kota Semarang perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana profil miskonsepsi materi sistem regulasi yang dialami siswa kelas XI SMA Kota Semarang?
1.3 Penegasan Istilah
1.3.1 Profil
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud 2014, profil diartikan sebagai pandangan, gambaran, atau ikhtisar yang
memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Profil yang dimaksudkan di sini adalah gambaran miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI SMA Kota Semarang
meliputi tingkat miskonsepsi, sebaran miskonsepsi, dan faktor penyebab miskonsepsi.
1.3.2 Miskonsepsi
Miskonsepsi atau kesalahan konsep diartikan sebagai tafsiran perorangan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh
para pakar atau ilmuwan dalam bidang ilmu tertentu Suparno, 2013. Miskonsepsi yang dimaksud pada penelitian ini adalah miskonsepsi materi sistem
regulasi pada siswa kelas XI SMA Kota Semarang yang diukur dengan metode Certainty of Response Index CRI Hasan et al.,1999.
1.3.3 Materi Sistem Regulasi
Materi sistem regulasi merupakan materi yang diajarkan di kelas XI SMA semester genap. Berdasarkan kurikulum KTSP Kemdiknas, 2006, standar
kompetensi materi sistem regulasi disebutkan dalam SK 3, menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang
mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Materi sistem regulasi dijabarkan secara khusus pada KD 3.4 yaitu menjelaskan keterkaitan struktur,
fungsi, dan proses serta kelainanpenyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi
manusia saraf, endokrin, dan penginderaan. Sesuai kurikulum 2013, KD yang mengacu pada KI 3 yang mencakup ranah pengetahuan untuk materi ini tertuang
dalam KD 3.10 yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi
sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Selain itu, materi ini tertuang pula dalam KD 3.11 yaitu mengevaluasi pemahaman diri
tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat Kemdikbud, 2013.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil miskonsepsi materi sistem regulasi siswa kelas XI SMA Kota Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1.
memberikan informasi tentang fenomena miskonsepsi materi sistem regulasi siswa kelas XI SMA Kota Semarang.
2. sebagai bahan pertimbangan guru dalam menentukan metode pembelajaran
yang tepat untuk menghindarkan siswa dari miskonsepsi, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Hakikat Biologi dan Pembelajarannya
Sains science berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti ilmu pengetahuan Martin et al., 2005. Biologi merupakan bidang sainsIPA yang
mempelajari kehidupan. Biologi pada dasarnya merupakan suatu penelitian yang terus berlanjut mengenai apa itu kehidupan Campbell et al., 2010.
Sains bukan hanya suatu kumpulan pengetahuan. Martin et al. 2005 manyatakan bahwa sains secara utuh terdiri dari tiga bagian, yaitu
1 Attitudessikap sains mendorong seseorang untuk mengembangkan sikap
positif, termasuk rasa keingintahuan yang besar 2
Skillsketerampilan sains mendorong seseorang untuk menggunakan rasa keingintahuannya agar dapat membangun jalan baru untuk menginvestigasi
dan memahami 3
Knowledgepengetahuan sains terdiri dari hal-hal yang seseorang pelajari untuk kehidupan sehari-hari.
Siswa yang mendapatkan pengalaman mempelajari sains yang utuh akan terpicu rasa keingintahuannya, sehingga dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan
cara baru dalam pengolahan pemikiran atau penyelesaian masalah Martin et al., 2005. Guru biologi harus memotivasi siswa agar senang mempelajari biologi.
Selain itu, guru perlu memberikan penguatan dan memperlihatkan pada siswa