Materi Sistem Regulasi TINJAUAN PUSTAKA

beberapa level keyakinan jawaban. Level keyakinan disajikan dalam 6 skala 0: totally guessed, 1: almost a guess, 2: not sure, 3: sure, 4: almost certain, 5: certain Jawaban siswa dapat dikategorikan berdasarkan tabel 2.1 berikut Tabel 2.1 Kriteria Certainty of Response Index CRI Kriteria Jawaban CRI Rendah 2,5 CRI Tinggi 2,5 Jawaban benar Jawaban benar dan CRI rendah berarti tidak tahu konsep lucky guess Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep dengan baik Jawaban salah Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak tahu konsep lucky guess Jawaban salah dan CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi Hasan et al., 1999.

2.2 Materi Sistem Regulasi

Sistem regulasi adalah salah satu materi pada mata pelajaran biologi kelas XI SMA semester gasal. Cakupan materi ini adalah sistem saraf, hormon, dan indera. Materi sistem regulasi pada KTSP sebagaimana diatur oleh Kemdiknas 2006 termuat dalam KD 3.4, sedangkan pada kurikulum 2013 dimensi pengetahuan KI 3 materi sistem regulasi dijabarkan lebih lanjut dalam KD 3.10 dan 3.11 Kemdikbud, 2013. Tuntutan kurikulum untuk ketercapaian KD tersebut telah jelas disebutkan yakni menjelaskan hubungan, menganalisis hubungan, dan mengevaluasi. Tuntutan tersebut berdasarkan Taksonomi Bloom termasuk dalam kategori proses kognitif tingkat tinggi Huitt, 2011. Materi sistem regulasi menuntut siswa untuk mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi sebagaimana disebutkan dalam KD terkait. Peran guru dalam mengembangkan potensi siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan antara lain dengan menerapkan strategi, metode, maupun model yang sesuai dengan karakteristik materi Kemdikbud, 2013. Pembelajaran materi sistem regulasi yang berpusat pada siswa dapat dilaksanakan dengan beberapa variasi pembelajaran, antara lain optimalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi Jacobsen et al., 2009, misalnya tayangan video untuk menjelaskan suatu proses abstrak yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu guru dapat menerapkan cooperative learning STAD, problem solving, PBL, group investigation, jigsaw, NHT, role playing, dan lain-lain di kelas A’la, 2011. Inquiry juga perlu dilakukan untuk memfasilitasi siswa mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuannya sehingga pembelajaran lebih bermakna Jacobsen et al., 2009. Guru dapat mendorong siswa untuk mengasah cara berpikir tingkat tinggi sekaligus mengajak siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung Jacobsen et al., 2009. Strategi questioning yang baik harus diperhatikan sehingga tujuan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang menekankan pada peran aktif siswa sekaligus melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat tercapai. Jenis pertanyaan yang dapat diajukan antara lain pertanyaan tingkat tinggi dan pertanyaan terbuka Jacobsen et al., 2009. 16

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbasis kuantitatif Muhadjir, 2007. Berdasarkan kajian para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2012. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara, dokumentasi, analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya. Berdasarkan paparan Ali 1993 dan Sudjana et al. 2004 dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri antara lain 1 peneliti sebagai instrumen kunci 2 lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung peneliti tidak menerapkan treatment tertentu 3 bersifat deskriptif analitik 4 menekankan pada proses, bukan hasil atau produk 5 analisis datanya bersifat induktif.