Belajar Teori Belajar Landasan Teori

bahwa cara yang baik untuk mempelajari biologi bukanlah dengan cara menghafal Rustaman et al., 2003. Guru diharapkan dapat memfasilitasi terciptanya pengalaman belajar yang dapat mengembangkan sikap, keterampilan berpikir dan kinestetik, serta pengetahuan siswa Martin et al., 2005. Hermawati 2012 memaparkan bahwa berdasarkan karakteristik keilmuannya, diharapkan proses pembelajaran biologi dapat ditekankan pada keterampilan proses berlandaskan sikap ilmiah. Sebuah konsep pada suatu disiplin ilmu akan dianggap berguna dan bermakna bagi siswa apabila konsep tersebut menjadi bagian dari kehidupan dan memiliki relevansi dengan lingkungan siswa sehari-hari Chabalengula, 2011. Siswa mengalami dua macam penyesuaian untuk dapat menguasai suatu konsep dengan baik, yaitu asimilasi dan akomodasi. Keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi akan memantapkan siswa dalam penguasaan konsep Rustaman et al., 2003.

2.1.2 Belajar

Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Rifa’i et al. 2011 menyebutkan beberapa pengertian belajar menurut para ahli, sebagai berikut 1 Gage dan Berliner: belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dan pengalaman. 2 Morgan et al.: belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 3 Slavin: belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 4 Gagne: belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Berdasarkan beberapa definisi yang disebutkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu 1 belajar berkaitan dengan perubahan perilaku 2 perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman 3 perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran sains, terungkap bahwa belajar identik dengan menghafal apa yang diperoleh siswa dari guru Rustaman et al., 2003. Mayoritas guru merasa memiliki peran sebagai sumber informasi dan pengetahuan karena mereka berpandangan bahwa mengajar adalah proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa, sehingga tidak mengherankan apabila banyak guru berceramah dalam mengajar karena metode ini dianggap paling efektif untuk mentransfer pengetahuan Rustaman et al., 2003. Paradigma teacher centered learning semacam ini semestinya diubah menjadi student centered learning, sebagaimana diatur oleh Kemdikbud 2013.

2.1.3 Teori Belajar

Teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal formal operational thought. Pada tahap ini siswa sudah mampu berpikir secara abstrak, hipotetis, dan sistematis Desmita, 2009. Usia siswa SMA tergolong kategori masa remaja awal hingga pertengahan, sehingga pola pikirnya sudah berkembang dengan baik. Menurut Huitt 2011, Taksonomi Bloom mengklasifikasikan dimensi proses kognitif siswa ke dalam beberapa kategori, yaitu 1 kategori C1 mengingatmenghafal 2 kategori C2 memahami 3 kategori C3 menerapkanmengaplikasikan 4 kategori C4 menganalisis 5 kategori C5 mengevaluasi 6 kategori C6 mengkreasimencipta, sedangkan dimensi keilmuan siswa digolongkan menjadi 4 kategori, yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif Heer, 2009. Cara pikir siswa SMA sudah termasuk kategori tingkat tinggi, sehingga berdasarkan Taksonomi Bloom tergolong ke dalam kategori C4 hingga C6. Teori Instruksi Bruner Seifert, 1983 lebih menekankan pada proses pembelajaran dibandingkan hasil. Guru harus menstimulasi para siswa untuk meneliti sendiri informasi dan materi pelajaran, lalu membentuk gagasan dan konsep sendiri dari hasil penelitian tersebut Seifert, 1983. Hal ini sejalan dengan arahan Kemdikbud 2013 tentang penerapan student centered learning di sekolah yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru harus mengembangkan lingkungan belajar yang memungkinkan bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menerapkan ide, dan aktif mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum bahkan lebih Kemdikbud, 2013.

2.1.4 Konsep