Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

24 d. ransum basal ayam petelur fase layer berbentuk mash dengan komposisi konsentrat 35, jagung 50, bekatul 14 dan premix 1. Kandungan nutrisi ransum basal yang digunakan dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan nutrisi ransum basal Nutrisi Kandungan Kadar air 9,77 Protein kasar 14,90 Lemak kasar 8,49 Serat kasar 3,88 Abu 9,12 Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen 53,86 Energi metabolis kkalkg 3.034,23 Sumber : Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2014 Hasil perhitungan kandungan nutrisi pakan berdasarkan komposisi ransum basal Kandungan ransum di atas sudah memenuhi kebutuhan karena sudah memiliki kandungan protein kasar sebesar 14,90 atau 15. Menurut SNI 01-3929-2006, kebutuhan protein kasar pada ransum ayam petelur adalah tidak kurang 15. e. probiotik lokal dengan komposisi S. cerevisiae, bakteri Bacillus sp. dan Rhyzophus sp.; f. alkohol 70, larutan HCl 0,1 N, larutan Turk, dan larutan Hayem.

C. Metode Penelitian

1. Rancangan perlakuan

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan perletakan petak percobaan secara acak, terdiri atas empat 25 perlakuan pemberian probiotik dalam ransum, setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. P0 : Ransum basal P1 : Ransum basal + probiotik 1 P2 : Ransum basal + probiotik 2 P3 : Ransum basal + probiotik 3

2. Analisis data

Data yang dihasilkan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila ada peubah yang nyata maka dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal pada taraf 1 Steel dan Torrie, 1993.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Probiotik lokal

Probiotik lokal merupakan probiotik campuran dari inokulum yeast S. cerevisiae, kapang Rhyzophus sp., dan bakteri Bacillus sp. Tahap pembuatan probiotik lokal menurut Kurtini et al. 2013 sebagai berikut.

a. Pembuatan inokulum yeast S. cerevisiae

Lada bubuk 66,63 g, cabai jawa 66,63 g, lengkuas 10g, dan bawang putih 66,63 g yang sudah menjadi bubuk dicampur hingga rata. Bumbu tersebut dicampurkan dengan tepung beras ketan putih sebanyak 2.000 g dan yeast S. cerevisiae sebanyak 20 g yang sudah disiapkan kemudian diaduk hingga rata. 26 Kemudian air gula pasir 1.000 ml dan air jeruk nipis 10 ml ditambahkan sampai menjadi adonan yang mudah dibentuk, tetapi tidak terlalu basah. Adonan kemudian dibentuk menjadi bulatan-bulatan pipih diameter ± 4 cm. Bulatan tersebut kemudian diletakkan pada nampan. Ditutup dengan koran atau lembaran plastik dan diinkubasi selama ± 2 malam agar mikroba tumbuh dan berkembang biak. Adonan yang telah ditumbuhi mikroorganisme dikeringkan dengan cara dijemur oleh bantuan sinar matahari selama ± 2--4 hari. Inokulum yang sudah kering disimpan di tempat yang kering dan sudah siap untuk digunakan.

b. Pembuatan inokulum kapang Rhyzophus sp.

Ampas kelapa yang sudah tidak terpakai direbus hingga mendidih, kemudian ampas kelapa di-press hingga kering dan ditaburi inokulum tempe secukupnya dan diaduk hingga merata lalu dimasukkan ke dalam plastik yang sudah dilubangi sama seperti pembuatan tempe dan inkubasi 2--3 hari pada suhu ruang, hingga kapang tumbuh. Setelah kapang tumbuh dengan padat, ampas kelapa dipotong kecil-kecil ukuran 1 x 5 cm agar waktu penjemuran ampas lebih singkat. Potongan yang sudah kering ditumbuk hingga halus agar siap digunakan.

c. Inokulum Bakteri Bacillus sp.

Kultur bakteri Bacillus sp. yang berumur 24 jam diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 1.000 ml Nutrien Broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 12 jam di dalam water bath shaker. Setelah diinkubasi starter digunakan untuk membuat inokulum probiotik.