Sel Darah Putih Leukosit

22

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014--19 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Pembuatan probiotik dari mikroba lokal dilakukan pada 8--19 Desember 2014 di Laboratorium Biologi Molekuler FMIPA, Universitas Lampung. Sampel darah penelitian ini dianalisis di Balai Veteriner Provinsi Lampung.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. peralatan yang digunakan dalam pembuatan probiotik ini adalah blender; wadah plastik; tampah bambu; nampan plastik; plastik; inkubator berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol; alumunium foil; water bath; cawan petri; mortar; tabung reaksi; micropipet; oven; b. peralatan yang digunakan ayam di kandang penelitian adalah cage ayam petelur sebanyak 20 unit ukuran 26 cm x 30 cm x 15 cm berisi 2 ekor; tempat ransum yang telah disekat dengan bambu; tempat air minum; 23 timbangan analitik; thermohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban kandang; c. peralatan yang digunakan pengambilan darah adalah kapas, spuit 3 cc, tabung darah yang mengandung Ethylen-Diamine-Tetraacetic-Acid EDTA, dan cooler box atau termos es untuk menyimpan sampel darah; peralatan untuk menghitung jumlah eritrosit; leukosit; dan kadar hemoglobin haemocytometer, mikroskop Nikon Eclipse E200, counter number, haemometer, dan hemoglobinometer, pipet sahli, dan alat tulis. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. ayam petelur fase layer strain isa brown umur 44 minggu sebanyak 40 ekor yang dipelihara selama 4 minggu dengan bobot tubuh rata-rata 1,62 kg ± 0,08 Koefisien keragaman 4,94; b. air minum yang diberikan secara ad libitum; c. bahan pakan yang digunakan yaitu konsentrat, jagung, dan bekatul. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pakan Nutrisi Bahan pakan Bekatul Konsentrat Jagung Kadar air 12,54 7,87 10,51 Protein kasar 8,71 29,17 6,94 Lemakkasar 9,55 8,00 8,71 Seratkasar 12,52 2,50 2,51 Abu 10,86 19,16 1,78 Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen 45,94 33,29 71,56 Energi metabolis kkalkg 2.860 2.710,93 3.370 Sumber : Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2014 Fathul et al. 2013 Hasil perhitungan 70 dari Energi bruto Patrick dan Schaible, 1980. 24 d. ransum basal ayam petelur fase layer berbentuk mash dengan komposisi konsentrat 35, jagung 50, bekatul 14 dan premix 1. Kandungan nutrisi ransum basal yang digunakan dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan nutrisi ransum basal Nutrisi Kandungan Kadar air 9,77 Protein kasar 14,90 Lemak kasar 8,49 Serat kasar 3,88 Abu 9,12 Bahan Ekstra Tanpa Nitrogen 53,86 Energi metabolis kkalkg 3.034,23 Sumber : Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2014 Hasil perhitungan kandungan nutrisi pakan berdasarkan komposisi ransum basal Kandungan ransum di atas sudah memenuhi kebutuhan karena sudah memiliki kandungan protein kasar sebesar 14,90 atau 15. Menurut SNI 01-3929-2006, kebutuhan protein kasar pada ransum ayam petelur adalah tidak kurang 15. e. probiotik lokal dengan komposisi S. cerevisiae, bakteri Bacillus sp. dan Rhyzophus sp.; f. alkohol 70, larutan HCl 0,1 N, larutan Turk, dan larutan Hayem.

C. Metode Penelitian

1. Rancangan perlakuan

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan perletakan petak percobaan secara acak, terdiri atas empat