Data dan Sumber Data

Peternakan Dan Kehutanan Kota Bandar Lampung serta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI.

F. Metode Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti. Data yang telah terkumpul, diolah melalui pengolahan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 30 a. Pemeriksaan data editing, yaitu meneliti dan memeriksa kembali data yang telah diperoleh. b. Penandaan data coding, yaitu memberi catatan atau tanda yang menyatakan jenis sumber data buku literatur, perundang-undangan, atau dokumen. c. Rekonstruksi data recontructing, yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. d. Sistemasi data sistematizing, yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.

G. Analisis Data

Data yang terkumpul dan tersusun secara sistematis kemudian dianalisis secara kualititatif yaitu analisis yang dilakukan dengan cara merekontruksi atau menginterprestasikan data dalam bentuk kalimat yang sistematis dan dalam bahasa yang efektif dengan menghubungkan data tersebut menurut pokok bahasan yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas untuk mengambil suatu kesimpulan. 30 Ibid., hlm. 126 V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Perlindungan hukum terhadap konsumen produk daging hewan Potong pada kenyataannya belum sesuai dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen konsumen dalam pasal 4 a konsumen memiliki hak yaitu hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang serta Pasal 4 c memiliki hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang, sehingga konsumen memilik hak untuk mendapatkan daging yang terjamin kualitasnya dan keamanannya. Namun sampai saat ini masih banyak pelaku usaha yang tidak mematuhi aturan dalam melaksanakan pemotongan hewan yang dagingnya untuk diperjualbelikan atau diperdagangkan diharus dilakukan melalui Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R. Dalam hal ini diatur dalam Pasal 61 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pemotongan hewan potong yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R.