4. Pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
25
F. Kerangka Pikir
Guna memperjelas dari pembahasan ini, maka penulis membuat kerangka pikir sebagai berikut:
25
Ibid, hlm. 112
Pelaku Usaha Konsumen
Perlindungan Konsumen Daging Hewan Potong
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R
Upaya Hukum Konsumen
Keterangan: Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R merupakan unit pelayanan
masyarakat dalam penyediaan daging yang aman, sehat, utuh, dan halal, serta berfungsi sebagai sarana untuk melaksanakan pemotongan hewan secara benar,
pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong, pemantauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis yang ditemukan serta guna pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan menular dan zoonosis di daerah asal hewan.
Pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R khusus diperuntukan untuk Pelaku usaha penjual daging. Hal ini berdasarkan Pasal 61
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan bahwa pemotongan hewan potong yang dagingnya diedarkan
harus dilakukan di Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R yang memenuhi persyaratan teknis yang diatur oleh menteri dan menerapkan cara yang baik.
Setiap hewan yang dipotong di Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R terlebih dahulu akan melewati pemeriksaan dan pengawasan dokter hewan
sehingga daging yang dihasilkan terjamin kualitasnya. Namun pada kenyataannya saat ini banyak beredar di pasaran daging yang tidak berasal dari Rumah Potong
Hewan Ruminansia RPH-R. Hal ini mengakibatkan daging yang beredar tidak terjamin mutu dan kualitasnya, sehingga banyak konsumen yang dirugikan karena
mengkonsumsi daging yang tidak terjamin kualitasnya. Kepastian terhadap kualitas daging yang beredar yang berasal dari Rumah Potong
Hewan Ruminansia RPH-R merupakan usaha yang harus dipenuhi pelaku usaha