menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
6. Asas itikad baik diatur dalam Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata. Maksud itikad baik disini adalah bertindak sebagai pribadi yang baik. Itikad baik dalam
pengertian yang sangat subjektif dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang, yang terletak didiri seseorang pada waktu diadakan perbuatan hukum
sedangkan itikad baik dalam pengertian obyektif yaitu bahwa pelaksanaan suatu perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatutan atau sesuatu yang
dirasa sesuai dengan yang patut dalam masyarakat.
4. Hak dan Kewajiban Konsumen
Berbicara mengenai perlindungan konsumen, tidak akan lepas dari dunia perdagangan dimana di dalamnya melibatkan dua pihak, yaitu konsumen dan
pelaku usaha. Masing-masing pihak tentunya memiliki hak dan kewajiban yang harus dapat dilaksanakan secara seimbang, sehingga perlindungan konsumen yang
diinginkan dapat terwujud. Secara khusus hak-hak konsumen telah diatur dalam Pasal 4 Undang
–Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang danatau jasa; 2.
Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang danatau jasa; 4.
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6.
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7.
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila
barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Keseluruhan butir hak-hak konsumen di atas, terlihat bahwa masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen merupakan hal yang paling
pokok dan utama dalam perlindungan konsumen karena barang danatau jasa yang penggunaannya tidak memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman
atau membahayakan keselamatan, jelas tidak layak untuk diedarkan dalam masyarakat. Selanjutnya, untuk menjamin bahwa suatu barang danatau jasa
dalam penggunaannya akan nyaman, aman maupun tidak membahayakan konsumen, maka konsumen diberikan hak untuk memilih informasi yang benar,
jelas, dan jujur. Apabila terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil,
kompensasi sampai ganti rugi.
B. Pelaku Usaha 1. Pengertian Pelaku Usaha
Istilah pelaku usaha memiliki abstraksi yang tinggi, karena dapat mencakup berbagai istilah seperti produsen producer, pengusaha atau pebisnis bussiness
man, pedagang trader, eksportir, importir, penjual seller, pedagang eceran retailer, pembuat barang-barang jadi atau pabrikan manufacturer, penyedia
jasa, serta pengrajin crafter. Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen mengartikan bahwa pelaku usaha adalah setiap perseorangan atau
badan usaha, baik berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
17
Sebagai penyelenggara kegiatan usaha, pelaku usaha adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas akibat-akibat negatif berupa kerugian yang ditimbulkan
oleh usahanya terhadap pihak ketiga, yaitu konsumen, sama seperti seorang produsen.
18
2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha
Hak pelaku usaha dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen meliputi lima aspek yang sesungguhnya merupakan hak-
17
Wahyu Sasongko, Op.cit., hlm 57
18
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung:Citra Aditya Bakti, 2010, hlm. 17