Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Malaysia adalah satu diantara negara-negara di Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus. Di bawah kepemimpinan Mahathir Mohammad, Malaysia menjadi sebuah negara yang cukup disegani di pentas politik Internasional. Banyak kebijakan pemerintahan Mahathir Mohammad yang memberikan perubahan terhadap kehidupan politik dan ekonomi masyarakat Malaysia. Salah satunya adalah kebijakan ”melihat ke timur dan meninggalkan barat”. Suatu kebijakan yang membuat Malaysia menjadi negara mandiri yang tidak bergantung kepada negara-negara Barat. 1 Malaysia adalah sebuah negara yang sistem politiknya relatif stabil dan didukung oleh keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam hal pelembagaan kehidupan politik dan kenegaraan, Malaysia juga termasuk yang lebih berhasil di kalangan negara-negara Asia Tenggara. Tetapi sistem politik ini menghadapi masalah yang mengancam integrasi nasionalnya, yaitu potensi konflik antar etnik yang jumlahnya hampir seimbang. Pada kenyataannya kehidupan politik Malaysia, bahkan sejak masih bernama Persekutuan Tanah melayu, sering diwarnai oleh masalah etnik ini. 2 Di Malaysia, sepanjang tahun 1945-1960 perkara identitas kebangsaan yang diasaskan pada Islam menjadi isu yang hangat dalam proses pembangunan politik. 1 Mahathir adalah tokoh yang tidak suka bergantung dengan Negara asing, beliau berusaha untuk membuat kebijakan yang mengangkat martabat bangsa Melayu dan Malaysia di mata dunia. Dan strategi Mahathir ini tergolong berhasil. Karena Malaysia dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Bersama dengan Anwar Ibrahim sebagai menteri keungan ketika itu,Mahathir membuat kebijakan- kebijakan ekonomi yang memajukan Malaysia. Ini dapat dilihat mislanya dalam Zulfan Heri. Suara Reformasi dari Negeri Jiran. Pekanbaru : UNRI Press. 2001. Dan dapat juga dilihat pada Stanley S. Bedlington. Proses Politik di Malaysia. Dalam Mochtar Mas’oed dan Colin Mac Andrews. Per bandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 2001. 2 Mochtar Mas’oed, dan Colin Mac Andrews. Perbandingan Sistem Politik . Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2001. Hal. 233 Universitas Sumatera Utara Sebagaimana diketahui konsep keMelayuan dan keIslaman telah menjadi ikatan kehidupan masyarakat dalam perbagai bidang kehidupan. Dalam bidang politik, politik orang Melayu tidak bisa dipisahkan dengan Islam, dan selama orang Melayu beragama Islam, tuntutan-tuntutan politik Islam mempengaruhi perkembangan politik Melayu. Islam sebagai suatu kepercayaan yang lengkap, semestinya menyentuh kehidupan dan budaya politik serta berkembangnya nilai-nilai dalam masyarakat Melayu. 3 Islam pada dasarnya memainkan peranan yang besar dalam pembentukan iklim politik di Malaysia. Ini dapat dibuktikan melalui penyertaan golongan ulama dalam kebangkitan kesadaran bangsa dari era dahulu. Sebagai contoh, golongan ulama seperti Syeikh Syed Al Hadi dan Sheikh Tahir Jalalluddin adalah golongan intelektual pertama yang menggagaskan peranan Islam dalam politik. Penumbuhan partai politik kebanggaan seperti UMNO juga pada dasarnya mendapat dukungan para ahli agama. Karena ia berfungsi sebagai media politik bagi orang Melayu yang rata-rata beragama Islam. 4 Kaitan antara etnik Melayu dan Islam begitu erat sehingga tidak mengherankan jika dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dengan Islam. Dan kaitan ini adalah suatu hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. 5 3 Warjio. Per juangan Ideologi Islam Dua Parti Politik: Kajian Kes Masyumi Indonesia dan Parti Islam Semalaysia PAS 1945-1969. Universitas Sains Malaysia. 2005. Hal. 5-6 4 Mohd. Rizal Hamdan. Aplikasi Politik Islam di Malaysia : Halangan dan Cabaran. http:www . Khairuummah. Comindex.php?option=com_content task=view id=197itemid=iod. Rabu, 2 May 2007 5 Melayu identik dengan Islam,oleh karena Melayu adalah etnik terbesar di Malaysia maka system pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dari Islam,selama bangsa Melayu beragama Islam maka selama itu pula Islam menjadi bagian dari system politik Malaysia. Hal ini ditandai dengan munculnya partai Islam di Malaysia sebagai partai oposisi sebagai bentuk dari keinginan untuk melaksanakan system Islam secara keseluruhan di Malaysia yaitu PAS Partai Islam SeMalaysia. Mengenai PAS dapat dilihat dalam Warjio. Hubungan Pemilu,Kerusuhan Etnik dan Partai Islam: Studi Kasus Partai Islam SeMalaysia PAS. Dalam Politea. Jurnal Ilmu Politik . Medan :Jurusan Ilmu Politik FISIP USU. 2005 Universitas Sumatera Utara Kajian mengenai hubungan Melayu-Islam dan negara di Malaysia telah dilakukan oleh R.I Winzeler 1970. Karya ini merupakan karya yang sangat dasar dalam menelaah bagaimana hubungan etnik Melayu yang mengakar kuat dengan keIslaman. Kajian ini juga menjelaskan proses pembentukan maupun perumusan ideologi negara dalam masyarakat Malaysia yang terdiri dari perbagai etnik. Walaupun kajian ini dilakukan di Kelantan, R.I Winzeler telah berhasil menjelaskan bagaimana sebenarnya etnik Melayu yang dianggap telah mengakar kuat keIslamannya dengan persoalan-persoalan kenegaraan. 6 Berangkat dari apa yang dinyatakan oleh Winzeler, walaupun Islam telah mengakar kuat dalam tubuh masyarakat Malaysia khususnya etnik Melayu sebagai etnik mayoritas di Malaysia, namun kenyataannya aplikasi Islam dalam politik Malaysia pada pelaksanaannya tidak menyeluruh dan hanya bersifat menjawab polemik politik saja. Pelaksanaan Islam dalam politik Malaysia menghadapi berbagai tekanan akibat dari pertentangan dengan ide-ide politik dan aplikasinya dalam iklim politik Malaysia. Hal ini terjadi karena pertentangan keras antara aliran politik Islam dan sekuler di Malaysia. Kenyataannya, gerakan Islam dalam politik mulai memunculkan kesadaran kepada semua pihak setelah pemikiran para revivalis Muslim seperti Maududi, Hasan al-Banna, dan Sayyid Qutb mulai mempengaruhi pemikiran sarjana muslim di negara ini. Kejayaaan revolusi Islam Iran, dimana semangatnya menjadi inspirasi terhadap pertumbuhan politik juga menjadi faktor pendorong untuk memulai perjuangan menegakkan prinsip Islam di Malaysia. 7 Yang tidak ketinggalan dalam menerapkan Islamisasi dalam iklim politik Malaysia adalah kehadiran tokoh Islam ketika itu yaitu Anwar Ibrahim, telah 6 Warjio. Op. Cit, Hal. 20 7 Mohd. Rizal Hamdan. Op.Cit. http:www . Khairuummah. Com Universitas Sumatera Utara menyemarakkan kembali ide pelaksanaan Islam dalam politik Malaysia. Antara lain yang diperkenalkan yaitu, prinsip masyarakat madani,yaitu penerapan prinsip Islam dalam pembentukan masyarakat yang harmoni. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang mengamalkan budaya hidup berdasarkan keadilan, keihsanan dan kebenaran dalam semua aspek kehidupan seperti sosio-budaya, ekonomi dan politik. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menghormati hak-hak asasi manusia dan pelaksanaan demokrasi yang berdasarkan pada kehidupan beragama, berakhlak dan keutamaan melaksanakan tanggung jawab individu dan masyarakat dalam memelihara serta mempertahankan kesejahteraan dan keamanan berlandaskan UU. Masyarakat madani juga sebuah masyarakat yang memberi keutamaan kepada keperluan asas, dinamika budaya, kecerdasan dan perkembangan ekonomi, masyarakat yang menjunjung tinggi perkembangan ilmu pengetahuan, pembentukan pribadi mulia, kaya dengan daya cipta yang kreatif dan inovatif. Model masyarakat madani dalam persfektif Islam meletakkan kedaulatan rakyat terbanyak sewajarnya dihormati tetapi tidak bertentangan dengan kedaulatan Allah SWT menekankan kepada hak asasi berlandaskan kemanusiaan, bentuk kerajaan yang berlandaskan keadilan. Menurut Anwar, masyarakat madani menjadi penting dalam proses transformasi menghadapi penjajahan barat. Dengan demikian, pribadi Asia yang akan muncul hasil pertentangan dengan budaya barat akan mempertahankan pandangan hidup, peradaban dan prinsip akhlaknya. ”Salah satu tanda transformasi tersebut adalah perdebatan yang rancak tentang demokrasi dan masyarakat madani. Telah timbul kesadaran bahwa tidak memadai Asia muncul sebagai negara ekonomi, ia juga perlu bergerak untuk membina kekuatan moral dalam pembentukan desa sejagat. Perdebatan ini berlaku di kalangan generasi baru, cendekiawan, Universitas Sumatera Utara aktivis masyarakat, seniman dan ahli politik yang memiliki keyakinan diri dan mendukung kesejagatan nilai demokrasi. Meskipun perkara ini sering di hubungkan dengan barat tetapi bagi Asia pembahasan ini sebenarnya berakar umbi pada tradisi dan budayanya yang kaya”. Anwar, Gelombang Kebangkitan Asia,1997:43 8 Anwar memberikan pengertian bahwa masyarakat madani adalah satu konsep masyarakat sivil yang bebas dari acuan dan pengalaman demokrasi barat dan senantiasa mementingkan musyawarah. Ia didasarkan oleh prinsip akhlak dan pemerintahan berlandaskan hukum agama bukannya tindakan yang lahir dari nafsu manusia semata-mata. Masyarakat madani penuh dengan semangat kebebasan, kemerdekaan diri dan mengembalikan nilai kemanusiaan. Dengan demikian, dapat dikatakan masyarakat madani mempunyai perbedaan asas dengan gagasan yang diungkapkan oleh pemikir barat. Penduduk Asia mempunyai pandangan berbeda terutama melihat agama bukan sekedar persoalan pribadi tetapi mempunyai peranan besar dalam masyarakat dan memberikan arah moral dalam dunia politik dan ekonomi. Umumnya, menurut Anwar, masyarakat madani merujuk kepada sebuah masyarakat bertamaddun, beradab, berilmu, memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur dan tertib dalam peraturan hukum dan perundang-undangan. 9 Melihat kondisi sistem politik Malaysia yang sangat identik dengan Islam adalah kondisi yang sangat wajar jika konsep masyarakat Madani ini diterapkan disana. Namun pada kenyataannya pelaksanaan Islam di Malaysia tidak dilaksanakan secara menyeluruh karena masih banyak pimpinan di negara ini yang tidak memahami politik Islam dan lebih tertarik dengan politik Barat yang sudah jelas tidak tepat dengan Islam dan tidak mementingkan aspek keagamaan dan moral dalam mengelola 8 Anwar Ibrahim. Masyarakat Madani vs masyarakat Sivil. http:syaitan . Wordpres. Com20070521anwar-ibrahim-masy-madani-vs-masy-sivil. Selasa, 21 May 2007 9 Ibid., Universitas Sumatera Utara negara. Pelaksanaan Islam yang dilakukan di Malaysia adalah sekedar retorika politik partai-partai politik saja tanpa usaha positif kearah memajukan Islam dalam politik negara. Walaupun begitu, tetap ada beberapa pemikir politik di negara ini yang tetap konsisten dan berusaha untuk terus memajukan politik Islam di Malaysia diantaranya yaitu Anwar Ibrahim. Menurut Anwar Ibrahim ajaran Islam tidaklah dipahami hanya sebagai ritual melainkan ”sebuah jalan kehidupan”. Toleransi terhadap agama tidak bisa diyakini sebagai toleransi terhadap korupsi, dekadensi moral, atau bahkan toleransi terhadap sikap fanatik. Ketegasan sikap pemahaman keagamaan Anwar Ibrahim mendapat penilaian beberapa tokoh politik Malaysia bahwa pandangan keIslaman Anwar Ibrahim sangat membumi. Warna nasionalisme politik hampir tidak kentara,karena itu Anwar Ibrahim menyatakan bahwa untuk mendapatkan inspirasi mengenai Islam, Malaysia tidak perlu mencarinya di Timur Tengah. Islam di Malaysia sudah memiliki akar di bumi sendiri. Pemikiran Anwar Ibrahim dan juga karirnya dalam politik Malaysia yang cukup cemerlang membawa Anwar kepada suatu keadaan dimana beliau mendapat dukungan penuh dari rakyat Malaysia. Ambisi politiknya yang ingin menjadikan Malaysia sebagai negara yang bisa menjalankan Islam secara keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosio budaya, ekonomi dan politik telah menarik simpati rakyat Malaysia khususnya etnik Melayu. Berada di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim sebagai wakil perdana menteri ketika itu, membuat masyarakat melayu merasa dihargai setelah sekian lama berada dalam alienasi karena tidak dianggap ada. Di bawah kepemimpinan Mahathir dan juga Anwar lah masyarakat Melayu Malaysia memperoleh tempatnya di ranah sendiri karena banyak kebijakan politik Universitas Sumatera Utara yang di cetuskan oleh ”dwi tunggal” ini yang mendukung kepada rakyat miskin etnis Melayu. Di samping dikenal sebagai seorang yang progresif dan mandiri, Anwar Ibrahim dinilai mempunyai obsesi yang sama dengan Mahathir : ”Membangun Kejayaan Malaysia dan membangkitkan kebesaran kaum Melayu dengan kesadaran barunya.” Bentuk perwujudan Anwar terhadap penegakan Islam di Malaysia adalah pendirian Bank Islam ketika beliau menduduki posisi menteri keuangan di pemerintahan, kemudian membangun Universitas Islam pertama di Malaysia dan mencetuskan konsep tentang masyarakat madani. Pemikiran tentang masyarakat madani adalah salah satu bentuk sumbangan pemikiran dari Anwar Ibrahim untuk Malaysia guna membangun suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan prinsip Islam dalam perpolitikan di Malaysia. Ini adalah salah satu bukti dari keinginan kuat Anwar Ibrahim untuk menciptakan politik Malaysia yang seiring sejalan dengan Islam, karena menurutnya Malaysia mempunyai akar sendiri yang bisa membawa Malaysia lebih baik di masa depan. Pemikiran Anwar Ibrahim dan juga usaha-usaha yang dilakukannya untuk memajukan Islam dan etnik melayu telah membawa Anwar sebagai sosok yang meraih dukungan besar dari rakyat Malaysia. Dukungan yang diperolehnya bukan hanya dari para tokoh ulama Islam ataupun dari masyarakat ekonomi melayu tetapi juga dari kalangan kaum muda Malaysia. Perjalanan politik Anwar Ibrahim yang cukup panjang dalam konstelasi politik Malaysia telah menjadikan Anwar Ibrahim sebagai salah satu pemimpin Asia yang cukup disegani baik di dalam negeri Malaysia maupun di dunia Internasional. Berbagai macam gagasan yang dilahirkan Anwar Ibrahim memberikan sumbangan pemikiran terhadap politik Malaysia, khususnya untuk perkembangan pemikiran Universitas Sumatera Utara politik Islam. Untuk itu penulis mencoba untuk menganalisa pemikiran politik Anwar Ibrahim dan me ngangkatnya dalam skripsi dengan judul ”Pemikiran Politik Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di Malaysia”.

1.2 Perumusan Masalah