kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara dan keterikatan dengan norma- norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
23
1.5.2 Konsep Masyarakat Madani
Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam
ceramahnya pada Simposium Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada acara Festival Istiqlal,26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar
Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.
Paradigma dengan pemilihan term masyarakat madani ini dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota. Disisi lain, pemaknaan
masyarakat madani ini juga dilandasi oleh konsep tentang Al- Mujtama’ Al Madani
yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Al-Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban Islam dari Malaysia dan salah seorang pendiri Institute For Islamic Thought and
Civilization ISTAC, yang secara definitif masyarakat madani merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua komponen besar yakni masyarakat kota dan
masyarakat yang beradab.
24
Kemudian konsep masyarakat madani ini yang pertama kali dicetuskan oleh Anwar Ibrahim dikembangkan di Indonesia oleh para tokoh indonesia seperti
Nurcholis Madjid, M. Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan sebagainya. Penggunaan masyarakat madani sebagai penerjemahan civil society menurut
Muhammad AS Hikam adalah bukan sekedar soal pengalihbahasaan, ia adalah suatu konsep yang bersifat khusus dan ada perbedaan soal cakupan.”Masyarakat madani”
23
Muhammad AS Hikam.
Demokrasi dan Civil Society.
Jakarta: LP3ES. 1997. Dalam Adi Suryadi Culla.
Masyarakat madani: Pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan cita-cita Reformasi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1999. Hal. 122
24
Tim ICCE UIN Jakarta.
Op Cit.
Hal. 240-241
Universitas Sumatera Utara
lebih merupakan penggunaan paradigma yang bersifat partikularistik,khususnya Islam dengan menggunakan momentum dimana kajian civil society sudah dilupakan.
25
Menurut Anwar Anwar Ibrahim,pen, masyarakat madani merujuk kepada sebuah masyarakat bertamadun, beradab, berilmu, memiliki kehidupan bermasyarakat
yang teratur dan tertib dalam kawalan hukum serta undang-undang dan penguatkuasaan keadilan. Ia juga dikaitkan dengan tamadun yang digambarkan
sebagai kehidupan insan yang bermasyarakat dan telah mencapai suatu kehalusan tatasusila dan kebudayaan luhur bagi seluruh masyarakat. Ia juga mempunyai sistem
sosial yang subur dengan prinsip-prinsip moral yang dapat menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat serta mendorong kepada
daya usaha dan inisiatif individu. Era kebangkitan Islam yang melanda dunia Islam pada 1960-an turut menyumbang kepada perkembangan masyarakat madani sebelum
membuat perbandingan dengan masyarakat sipil yang berasal dari pengalaman politik Barat.
26
Masyarakat Madani merujuk pada Madinah, sebuah kota yang sebelumnya bernama Yastrib di wilayah Arab. Dimana masyarakat Islam di bawah kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW masa itu pernah membangun peradaban tinggi.
27
Nabi Muhammad SAW memberi teladan kepada umat manusia ke arah pembentukan
masyarakat berperadaban. Setelah belasan tahun berjuang di Makkah tanpa hasil yang terlalu menggembirakan, Allah memberinya petunjuk untuk hijrah ke kota Yastrib,
kota wahah atau Oase yang subur sekitar 400 km sebelah utara kota Makkah. Setelah mapan dalam kota hijrah itu,Rasulullah mengubah nama Yastrib menjadi al-Madinah
25
Muhammad AS Hikam.
Nahdlatul Ulama, Civil Society dan Proyek Pencerahan.
Dalam Pengantar Ahmad Baso.
Civil Society Versus Masyarakat Madani.
Bandung : Pustaka Hidayah.1999. Hal. 9-11
26
Anwar Ibrahim.
Op Cit.
http: syaitan.wordpress.com2007
27
Rusdy Setiawan
Putra.
Masyarakat Madani,
Barat, dan
Islam.
http:jurnalnasional.com?med=Koran20 Hariansec=Opinirbk=id=29623. Senin, 7 Januari 2008. Diakses pada 13 Januari 2008.
Universitas Sumatera Utara
artinya ”kota” yang kemudian seringkali dilengkapkan menjadi Madinah an-Nabi Kota Nabi.
28
Secara konvensional, perkataan madinah memang diartikan sebagai kota. Tetapi, secara ilmu kebahasaan, perkataan itu mengandung makna ”peradaban”. Dalam
bahasa Arab, ”peradaban” memang diungkapkan dalam kata-kata madaniyyah atau tamaddun
, selain juga dalam kata hadharah. Karena itu, tindakan Nabi Muhammad SAW mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, pada hakikatnya adalah sebuah
pernyataan niat atau proklamasi bahwa beliau bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar hendak mendirikan dan membangun
masyarakat beradab.
29
Tidak bisa dilupakan bahwa prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak Hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Makkah ke
Madinah. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita
membentuk masyarakat yang madaniyyah beradab. Selang dua tahun pasca hijrah atau tepatnya 624 M, setelah Rasulullah mempelajari karakteristik dan struktur
masyarakat di Madinah yang cukup plural, beliau kemudian melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu di antaranya adalah mengikat perjanjian solidaritas untuk
membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru. Sebuah ikatan perjanjian antara berbagai ras, suku, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani Auf, Bani al-Najjar
dan lainnya yang beragama saat itu, juga termasuk Yahudi dan Nasrani.
30
Perjanjian itu disebut dengan Piagam Madinah Mitsaq al-Madinah. Dalam dokumen itulah umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan antara lain
28
Nurcholis Madjid.
Menuju Masyarakat Madani.
Dalam Tim MAULA Ed.
Jika Rakyat Berkuasa : Upaya Membangun Masyarakat Madani dalam Kultur Feodal.
Bandung : Pustaka Hidayah. 1999. Hal. 321
29
Ibid.,
hal. 321-322
30
Rusdy Setiawan Putra.
Op Cit.
http:jurnalnasional.com
Universitas Sumatera Utara
kepada wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan ekonomi, serta tanggung jawab sosial dan politik, khususnya pertahanan secara bersama. Dan di Madinah itu
pulalah sebagai pembelaan kepada masyarakat madani, Nabi Muhammad SAW dan kaum beriman diizinkan mengangkat senjata berperang membela diri dalam
menghadapi musuh-musuh peradaban.
31
Melalui Piagam Madinah tersebut, tampak Rasulullah hendak menegakkan sebuah konstitusi yang mampu dijadikan pijakan dasar bersama dalam konteks hidup
bermasyarakat. Titik balik peradaban yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada gilirannya mengantarkan masyarakat Yatsrib menjadi masyarakat yang madaniyyah.
Sebuah masyarakat yang erat kaitannya dengan nilai-nilai atau karakter yang adil, egaliter, partisipatif, humanis, toleran dan demokratis. Masyarakat tersebut juga patuh
dan tunduk kepada kepatuhan din dan dinyatakan dalam supremasi hukum dan paeraturan. Atau dalam pandangan senada, Robert N Bellah berpendapat bahwa
masyarakat Madinah saat itu sarat dengan nilai, moral, maju, beradab, dan sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
32
Menurut Anwar Ibrahim, konsep masyarakat madani di Madinah menjadi asas kepada satu kehidupan bertamaddun dengan kombinasi elemen perundangan,
penyertaan politik dari berbagai kalangan rakyat serta kesediaan memenuhi keperluan berbagai budaya. Azizuddin 2002 berpendapat masyarakat madani dinilai dan
diamalkan berasaskan kepada prinsip-prinsip agama, nilai dan rohaniah Islam. Revolusi kerohanian dan akliah yang dibawa Islam kemudian menggerakkan tradisi
sosial yang meletakkan asas susunan baru kemasyarakatan dan kenegaraan. Ia memperkenalkan cita-cita keadilan sosial dan pembentukan masyarakat madani yaitu
sebuah masyarakat sipil yang bersifat demokratik. Ia menghubungkan keadaan sosial,
31
Nurcholis Madjid.
Menuju Masyarakat Madani. Op Cit.
Hal. 322
32
Rusdy Setiawan Putra.
. OpCit.
http:jurnalnasional.com
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan, agama dan politik di dalam kerangka moral sosial yang dikehendaki pada peringkat individu dan masyarakat.
Masyarakat madani menonjolkan sistem sosial yang adil serta pelaksanaan pemerintahan menurut Undang-Undang. Dengan itu, politik negara akan dipandu oleh
prinsip moral, etika dan keIslaman yang mengasaskan masyarakat sipil yang beretika. Ia merupakan satu konsep yang berkembang sejak zaman kebangkitan intelektual
Islam seperti al-Farabi, Ibnu Miskawayh dan Ibnu Khaldun yang masing-masing menjelaskan konsep masyarakat Madani sebagai masyarakat yang bertamaddun.
Al- Farabi menjelaskan konsep dalam masyarakat madani tahap rendah, anggota-anggota masyarakat saling bekerjasama tapi dari segi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi, berdagang. Pada tahap tinggi, tokoh-tokoh masyarakat akan bekerjasama untuk membina tamadun luhur melalui pencarian kebenaran, mencapai
kebahagiaan bersama, memupuk kecintaan kepada ilmu dan memakmurkan masyarakat dengan hal-hal mulia. Ibnu Miskawayh berpendapat masyarakat madani
adalah masyarakat bertamaddun dan merujuk kepada makna Madaniyyah yaitu keadaaan kota dan kemakmuran yang dicapai melalui kerjasama kebaikan rakyat.
Bagi Ibnu Khaldun, masyarakat madani adalah rujukan kepada peradaban dan kemakmuran hidup serta sangat berkait erat dengan masyarakat bertamaddun.
33
Berpangkal dari pandangan hidup bersemangat Ketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia, masyarakat madani tegak berdiri diatas
landasan keadilan. Yang antara lain bersendikan keteguhan berpegang kepada hukum. Masyarakat berperadaban tidak akan terwujud jika hukum tidak ditegakkan dengan
adil, yang dimulai dengan ketulusan komitmen pribadi. Masyarakat berperadaban
33
Anwar Ibrahim.
Op Cit.
http: syaitan.wordpress.com2007
Universitas Sumatera Utara
memerlukan adanya pribadi-pribadi yang dengan tulus mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan.
34
Dengan demikian, masyarakat madani bakal terwujud hanya jika terdapat cukup semangat katerbukaan dalam masyarakat. Keterbukaan adalah konsekuensi dari
perikemanusiaan, suatu pandangan yang melihat sesama manusia secara positif dan optimis.
35
1.6 Metodologi Penelitian