Latar Belakang Partai Rakyat Malaysia PRM

”Islam Moderat” namun capable, tampaknya dapat mengkompensasi keberadaan Anwar yang flamboyan. Dengan demikian, keputusan pemerintahan Badawi untuk membiarkan Pengadilan Tinggi Malaysia membebaskan Anwar Ibrahim jelas didasari keyakinan yang punya pijakan struktural amat kuat. Dipadu sikap Badawi yang tidak frontal terhadap Anwar, kebebasan Anwar secara Politik akan memperbesar simpati kepada Badawi yang bisa tampil lebih ”manusiawi” dibanding Mahathir. Setelah menghirup udara kebebasan Anwar Ibrahim tidak serta merta melupakan ambisi politiknya. Anwar Ibrahim kembali meneruskan perjuangan politiknya yang sempat tertunda karena beliau harus berada di penjara selama 6 tahun. Anwar Ibrahim kembali kepada politik populis yang dulu sebelum beliau bergabung dengan UMNO. Anwar Ibrahim kembali kepada pendukung asalnya yaitu para intelektual kampus dan organisasi pemuda. Kemudian Anwar bergabung dengan Partai Keadilan Rakyat pimpinan istrinya Wan Azizah Wan Ismail,sebagai wadah perjuangan politiknya selanjutnya.

2.5.1 Partai Keadilan Rakyat PKR

Partai Keadilan Rakyat adalah gabungan dari dua partai yaitu Partai Keadilan Nasional KeADILan dan Partai Rakyat Malaysia PRM. Partai Keadilan Rakyat PKR sendiri diresmikan di Kuala Lumpur pada 3 Agustus 2003. PRM telah didirikan pada 11 November 1955 dan KeADILan didirikan pada 4 April 1999. kedua partai itu berbeda sejarahnya tetapi disaatukan atas dasar keterlibatan masing- masing terhadap perjuangan menegakkan demokrasi dan keadilan sosial, pembelaan hak asasi rakyat dan pembelaan martabat manusia. 77

2.5.1.1 Latar Belakang Partai Rakyat Malaysia PRM

77 Rustam. Op Cit. http:lokakarya-rustam.blogspot.com200704parti-keadilan -rakyat- kesinambungan.html . 14 April 2007 Universitas Sumatera Utara PRM didirikan oleh beberapa orang nasionalis Melayu yang ulung dan tulen, yang telah berjuang dan berkorban demi kemerdekaan negara. Para nasionalis itu adalah Ahmad Boestamam, Dr. Burhanuddin Helmi, Ishak Haji Muhammad Pak Sako, Cikgu Harun Mohd. Amin Harun Aminurashid Singapura dan A.M Azahari Brunei. Pada sekitar tahun 1955 kebanyakan para pejuang ini dan para pengikutnya baru saja dibebaskan dari tahanan selama beberapa tahun oleh pemerintah penjajahan British. PRM merupakan organisasi politik yang mereka tawarkan kepada rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sebenarnya. Setelah PRM dibentuk, pimpinan partai itu adalah Ahamd Boestamam. Rekan-rekan nasionalis beliau telah memperluas kegiatan mereka dalam masyarakat, menawarkan pimpinan mereka kepada oraganisasi-organisasi lain. Dr. Burhanuddin menjadi presiden PAS, Ishak Haji Muhammad menjadi Presiden Partai Buruh Malaya, Azahari memimpin Partai Rakyat Brunei. Sejak didirikan, PRM merupakan partai berbagai lapisan masyarakat. Bekerjasama dengan Partai Buruh Malaya PBM, PRM menganggotai barisan yang dinamakan Front Sosialis. Sepanjang tahun 1960-an dan 1970-an,Front Sosialis merupakan partai oposisi di negara itu. Front itu tidak saja mempunyai wakil di parlemen tetapi juga menguasai kerajaan bagian di beberapa kawasan bandar di Malaysia, dari Pulau Pinang sampai ke Serdang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pemerintahan Perikatan berusaha untuk melemahkan gerakan politik rakyat tersebut dengan menggunakan Akta Keselamatan Dalam Negeri ISA dan menuduh mereka telah berkompromi dengan komunis dan konfrontasi Indonesia Soekarno terhadap Malaysia. Universitas Sumatera Utara Sepanjang sejarah PRM, partai itu telah melahirkan beberapa tokoh pemimpin baik di Parlemen, di dewan-dewan undangan Negeri, di dewan-dewan perbandaran, maupun dalam arena kehidupan rakyat pada umumnya. Tokoh yang dilahirkan PRM antara lain hasnul Hadi, Nazar Nong,Karam Singh,Tajuddin Kahar,C.C. Yong, Datuk kampo Radjo dan Dr. Syed Husin Ali. Semua tokoh pimpinan ini pernah menjadi tahanan yang lama di bawah ISA. 78 Pada tahun 1963 dan 1970 terjadi operasi penangkapan besar-besaran terhadap para pemimpin Front Sosialis. Langkah kerajaan itu telah melemahkan PRM dan rekannya PBM, sehingga PBM tidak dapat dipulihkan seperti semula. Namun demikian, PRM terus dapat bertahan meskipun tidak mungkin dapat dukungan seperti semula dan kejayaan yang pernah dinikmatinya sebelum terjadi penahanan itu. Oleh sebab itu, semenjak tahun 1970-an PRM tidak pernah memenangkan satu kursipun dalam pilihan raya, baik pada peringkat negeri maupun peringkat persekutuan. Namun demikian, partai ini tidak pernah tergoda untuk berubah haluan menjadi partai yang berdasarkan etnis seperti partai-partai besar di Malaysia. Partai ini terus mempertahankan asasnya sebagai partai untuk semua golongan masyarakat, membela kepentingan dan hak rakyat, dan memperjuangkan demokrasi serta keadilan sosial.

2.5.1.2 Latar Belakang Partai Keadilan Nasional