3. Spora, merupakan struktur yang membulat atau oval dengan mantel tebal
dimana beberapa bakteri misalnya basil tetanus dapat mengubah dirinya jika keadaan tidak menguntungkan mereka. Di dalam spora basil tetap inaktif dan
tahan terhadap pengeringan, pemanasan dan desinfektan, jika keadaan memungkinkan, meraka mengubah dirinya kembali ke keadaan aktifnya
Gibson, 1996.
2.3.5 Medium Mikroba
Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri
tertentu, yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk keperluan ini ke dalam medium pembiakan dasar sering ditambahkan
darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak, dan sebagainya Irianto, 2006. Medium pertumbuhan disingkat medium adalah tempat untuk
menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma
dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula Sumarsih, 2003.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor
elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen Sumarsih, 2003.
Medium memerlukan kemasaman pH tertentu tergantung pada jenis jasad yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH,
sehingga untuk mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun medium dapat juga berfungsi sebagai buffer
Sumarsih, 2003.
2.4 Metode Pour Plate metode tuang
Metode pour plate metode tuang adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan
media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri agar sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar.
Dalam metode pour plate metode tuang dari sejumlah pengenceran yang dikehendaki, sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan tersebut dipipet ke dalam cawan
petri menggunakan pipet 1 ml atau 1,1 ml. Sebaiknya waktu antara dimulainya pengenceran sampai menuangkan ke dalam cawan petri tidak boleh lebih lama
dari 30 menit. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan agar cair steril yang telah didinginkan sampai 47-50
C sebanyak 15-20 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan jangan dibiarkan dibuka terlalu lebar untuk menghindari
kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan cawan petri digerakkan di atas meja secara hati-hati, untuk menyebarkan sel-sel secara merata, yaitu dengan
gerakkan melingkar atau gerakan seperti angka delapan. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut dapat diinkubasikan di dalam inkubator dalam posisi
terbalik Fardiaz, 1992.