18
bahkan saat menyembelih hewan, beliau memerintah untuk mengasah pisau ketika hendak menyembelih hewan agar hewan yang disembelih tidak merasakan sakit. Kata
ﻝﺎﻗ qāla di sana diterjemahkan dengan bersabda, jika kita lihat konteks hadits kata ﻝﺎﻗ qāla yang diterjemahkan bersabda dapat juga dipadankan dengan memerintah, yakni;
Rasulullah memerintah umatnya untuk berlaku baik dalam segala hal karena Allah telah
menetapkan kebaikan atas segala sesuatu. Hadits ke-5 dan ke-17 pada hadits Arba’in yang dijelaskan di atas
menunjukkan bahwa kata
ﻝﺎﻗ qāla dapat diterjemahkan dengan menegaskan dan memerintah
. Itu artinya kata
ﻝﺎﻗ qāla tidak hanya diterjemahkan dengan bersabda,
karena berdasarkan konteks dan keadaan lingkungannya yang menimbulkan kata ﻝﺎﻗ
qāla memiliki variasi makna.
2.3 Hadits Arba’in
Kata hadits berasal dari bahasa Arab; yakni al-hadits ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ, jamaknya al-
ahaadits ﺚﻳﺩﺎﺣﻷﺍ. Dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, di antaranya; 1 al-
jadid yang baru, lawan dari al-qadim yang lama, 2 al-khabar kabar atau berita Sahrani, 2010: 1. Jadi, hadits yang dimaksud di sini adalah hadits yang memiliki arti
al-khabar, yaitu kabar atau berita yang disampaikan oleh Rasulullah saw. kepada umat Islam. Menurut istilah, ulama ahli hadits mendefinisikan bahwa hadits merupakan segala
yang disandarkan kepada Nabi saw., baik perkataan maupun perbuatan, Sahrani, 2010: 2-3.
“Hadits ejaan KBBI: hadis, bahasa Arab: ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ adalah perkataan
sabda, perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan sumber
hukum Islam selain Al-Qur’an yang mana kedudukannya hadits
Universitas Sumatera Utara
19
merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an id.m.wikipedia.orgwikiHadist”.
Islam adalah agama yang memiliki aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. dan aturan itu sampai kepada hamba-Nya melalui utusan-Nya Rasullullah
SAW. Nabi Muhammad. Semua aturan telah tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits, kedua-duanya merupakan landasan syariat Islam. Oleh karena itu, umat Islam harus
berpegang dengan Al-Qur’an dan Hadits. “Hadits adalah segala perkataan sabda, perbuatan, ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan dijadikan sumber
hukum dalam agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an. Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan refensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni: Imam
Bukkhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah
http:haditsshahih.blogspot.com 200902pengertian- hadits.html?m=1”.
Tujuh ulama yakni: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah yang sering dijadikan
referensi dalam hadits-hadits merupakan sumber hadits yang shahih. Suatu hadits yang sumbernya diambil dari salah satu tujuh ulama tersebut maka tidak diraguan lagi
kebenarannya. “Hadits Arba’in atau Al-Arbain An-Nawawiyah Arab:
ﻦﻴﻌﺑﺭﻷﺍ ﺔﻳﻭﻮﻨﻟﺍ
merupakan kitab yang memuat empat puluh dua 42 hadits pilihan yang disusun oleh Imam Nawawi. Arbain berarti empat puluh 40,
namun sebenarnya terdapat empat puluh dua 42 hadits yang termuat dalam kitab ini dan merupakan kitab yang tidak asing bagi uamt Islam.
Umat Islam mengenalnya dan akrab dengannya, karena banyak dibahas para ulama dan menjadi rujukan dalam menyebarkan ajaran
Islam kepada kaum muslimin berkaitan dengan kehidupan beragama, ibadah, muamalah, dan syariat http:hadits-
arbain.blogspot.com200906pengantar-hadits-arbainhtml?m=1”.
Universitas Sumatera Utara
20
Kitab hadits yang memuat empat puluh dua 42 hadits hadits Arba’in yang disusun oleh Imam Nawawi jelas diakui keshahihannya karena seluruh hadits-hadits
yang terdapat di dalamnya merujuk kepada tujuh ulama yang telah dijelaskan sebelumnya. Imam Nawawi menyusun kitab hadits tersebut merujuk kepada ulama-
ulama, yaitu: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah, bahkan lebih dari setengah hadits-hadits
yang terdapat dalam kitabnya hadits Arba’in merujuk kepada Imam Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, pantaslah kitab ini menjadi rujukan dalam menyebarkan ajaran
Islam dan dikenal seluruh umat Islam di dunia. “Sudah menjadi kebiasaan bagi para ulama untuk membuat kitab
kumpulan atau rangkuman tentang suatu masalah agama. Sehingga sesungguhnya Imam Nawawi bukanlah yang pertama dan juga bukan
satu-satunya yang membuat kitab Arbain. Namun, kitab Arbain miliknyalah yang terkenal luas dan harum hingga saat ini,
meninggalkan kitab-kitab arbain lainnya yang disusun oleh ulama lainnya. Diantara kitab-kitab arbain itu adalah milik para imam seperti
Al-Ajurri, Al-Baihaqi, Ash-Shabuni, Al-Hakim, Ad-Daruquthni, Ath- Thabari, As-Suyuthi, Ibnu Hajar Al-Asqalani dan selain mereka yang
berjumlah hingga puluhan kitab Arbain. Sehingga untuk membedakan dengan kitab Arbain yang lain, disebutlah namanya Al-Arbain An-
Nawawiyah Kitab Arbain milik Imam An-Nawawi http:id.wikipedia.orgwikiArbain_Nawawi”.
Pada hadits Arba’in ditemukan kata ﻝﺎﻗ qāla. Kata ﻝﺎﻗ qāla pada hadits Arba’in
lebih sering diterjemahkan dengan bersabda dan berkata. Berikut tabel makna kata ﻝﺎﻗ
qāla pada hadits Arba’in:
No Makna
ﻝﺎﻗ qāla pada hadits Arba’in
1 Berkata
2 Bersabda
Universitas Sumatera Utara
21
3 Menjawab
4 Bertanya
Tabel 1: Makna ﻝﺎﻗ qāla yang terdapat dalam hadits Arba’in
2.4 Makna ﻝﺎﻗ qāla oleh Nurdin Lubis