5 karakteristik material, suhu, dan reseptor rasa, serta menyekresiakan mucus dan enzim.
Kelenjar saliva yang berfungsi sebagai penyekresi air liur ke rongga mulut oleh kelenjar saliva sublingual dan submandibular bawah lidah, serta oleh kelenjar parotis yang
mempunyai fungsi utama sebagai lubrikasi atau pelumas untuk memperhalus material, Saliva mengandung enzim amylase ptyalin yang menguraikan zat tepung menjadi
maltose. Gigi yang berfungsi sebagai proses mekanik dalam menghancurkan makanan. Faring yang berfungsi sebagai jalan untuk material makanan, cairan, dan udara.
Esophagus yang berfungsi membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung. Lambung yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan
cairan lambung kimusmakanan yang bercampur dengan secret lambung ke duodenum. Usus halus yang berfungsi sebagai transportasi dan pencernaan makanan,
serta arbsorbsi cairan, elektrolit, dan unsur makanan. Kolon dan Rektum yang berfungsi menyerap air, vitamin, natrium, dan klorida, serta mengeluarkan kalium, bikarbonat,
mucus, dan menyimpan feses dan mengeluarkannya. Selain itu, kolon merupakan tempat pencernaan karbohidrat dan protein tertentu, maka dapat menghasilkan
lingkungan yang baik bagi bekteri untuk menghasilkan vitamin K Muttaqin Sari, 2011.
Organ aksesori sistem gastrointestinal meliputi Pancreas yang berfungsi mempermudah penyimpanan makanan dengan mengeluarkan insulin setelah makan dan
menyediakan mekanisme bagi mobilisasi makanan dengan mengeluarkan glucagon selama masa puasa. Hati yang berfungsi sebagai metabolisme glukosa, metabolisme
lemak, metabolisme asam amino, pemindahan produk sisa, biotransformasi hormon, penyimpanan vitamin, penyimpanan mineral, inaktivasi obat, biotransformasi bilirubin,
pembentukan protein plasma, pembentukan factor pembekuan, dan fungsi imunologis. Kandung empedu tidak mengandung enzim-enzim pencernaan, tetapi mengandung
garam-garam empedu yang berfungsi untuk mengemulsifikasi lemak. Garam empedu bekerja sebagai deterjen untuk menguraikan lemak menjadi butiran-butiran yang sangat
halus. Hanya dalam bentuk butiran-butiran halus inilah lemak dapat dicerna oleh enzim- enzim pencernaan Muttaqin Sari, 2011.
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Alvi
1. Saluran gastrointestinal bagian atas Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi di mulut dan di
lambung dengan bantuan enzim, asam lambung, selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme didorong ke usus halus Tarwoto Wartonah, 2006.
Universitas Sumatera Utara
6 2. Saluran gastrointestinal bagian bawah
Saluran gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum, jejenum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dan
diameter 2,5 cm. usus besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6
cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chyme setengah padat dari lambung untuk mengarbsorbsi air, nutrient, dan elektrolit. Usus sendiri mensekresi
mucus, potassium, bikarbonat, dan enzim Tarwoto Wartonah, 2006. Chyme bergerak karena adanya peristaltic usus dan akan berkumpul menjadi
feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: Haustral Shuffing adalah
gerakan mencampur chyme untuk membantu arbsorbsi air, Kontraksi Haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon, Gerakan
Peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju ke anus Tarwoto Wartonah, 2006.
2.1.3 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Alvi
Sistem tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi buang air besar adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.usus halus
terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum dengan panjang kurang lebih 6 meter dan diameter 2,5 cm, serta berfungsi sebagai tempat arbsorbsi elektrolit Na, Cl, K, Mg,
HCO3, dan kalsium. Usus besar dimulai dari rectum, kolon, hingga anus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter atau 50-60 inci dengan diameter 6 cm. Usus besar
merupakan bagian bawah atau bagian ujung dari saluran pencernaan, dimulai dari katup ileum caecum sampai ke dubur Hidayat, 2006.
Batas antara usus besar dan ujung usus halus adalah katup ileocaecal. Katup ini biasanya mencegah zat yang masuk ke usus besar sebelum waktunya, dan mencegah
produk buangan untuk kembali ke usus halus. Produk buangan yang memasuki usus besar adalah berupa cairan. Setiap hari saluran anus menyerap sekitar 800-1000 ml
cairan. Penyerapan inilah yang menyebabkan feses mempunyai bentuk dan berwujud setengah padat. Jika penyerapan tidak baik, produk buangan cepat melalui usus besar,
feses itu lunak dan berair. Jika feses terlalu lama dalam usus besar, maka akan terlalu banyak air yang diserap sehingga feses menjadi kering dan keras Hidayat, 2006.
Kolon sigmoid mengandung feses yang sudah siap untuk dibuang dan diteruskan ke dalam rectum. Panjang rectum adalah 12 cm 5 inci, 2,5 cm 1 inci merupakan
Universitas Sumatera Utara
7 saluran anus. Dalam rectum terdapat tiga lapisan jaringan transversal. Segitiga lapisan
tersebut merupakan rectum yang menahan feses untuk sementara. Setiap lipatan mempunyai arteri dan vena Hidayat, 2006.
Gerakan peristaltic yang kuat dapat mendorong feses ke depan. Gerakan ini terjadi 1-4 kali dalam waktu 24 jam. Peristaltic sering terjadi sesudah makan. Biasanya,
1 2-1 3 dari produk buangan hasil makanan dicernakan dalam waktu 24 jam, dibuang dalam feses, dan sisanya sesudah 24-48 jam berikutnya Hidayat, 2006.
Makanan yang diterima oleh usus dari lambung dalam bentuk setengah padat, atau dikenal dengan nama chyme, baik berupa air, nutrient maupun elektrolit kemudian
akan diarbsorbsi. Usus akan mansekresi mucus, kalium, bikarbonat, dan enzim. Secara umum, kolon berfungsi sebagai tempat absorbs, proteksi, sekresi, dan eliminasi. Proses
perjalanan makanan, khususnya pada daerah kolon, memiliki beberapa gerakan, di antaranya Haustral Suffing atau dikenal dengan gerakan mencampur zat makanan dalam
bentuk padat untuk mengabsorbsi air; Kontraksi Haustral atau gerakan mendorong zat makananair pada daerah kolon; dan gerakan Peristaltik, yaitu gerakan maju ke anus
Hidayat, 2006. Otot lingkar sfingter bagian dalam dan luar saluran anus menguasai
pembuangan feses dan gas dari anus. Rangsangan motorik disalurkan oleh sistem simpatis dan rangsangan penghalang oleh sistem parasimpatis. Bagian dari sistem saraf
otonom ini memiliki sistem kerja yang berlawanan dalam keseimbangan yang dinamis. Sfingter luar anus merupakan otot bergaris yang berada dibawah penguasaan
parasimpatis. Baik diwaktu sakit maupun sehat dapat terjadi gangguan pada fungsi normal pembuangan oleh usus yang dipengaruhi oleh jumlah, sifat cairan, makanan
yang masuk, taraf kegiatan, dan keadaan emosi Hidayat, 2006.
2.1.4 Proses Defekasi