12 Konstipasi adalah penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai
pengeluaran feses yang sulit atau tidak lampias atau pengeluaran feses yang sangat keras dan kering. Dan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada gangguan
eliminasi: konstipasi adalah Gangguan eliminasi alvi: konstipasi berhubungan dengan kerusakan neurologis ditandai dengan penurunan peristaltic usus 3 kali permenit
Asmadi, 2008.
2.2.4 Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang ada tentang intervensi rencana keperawatan Hunt Jennifer Mark. Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau
pokok dari proses keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk
bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang
terdekat perlu dilibatkan secara maksimal Asmadi, 2008. Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, di antaranya sebagai
alat komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan
criteria hasil asuhan keperawatan yang ingin dicapai Asmadi, 2008. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan
diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan criteria evaluasi, dan merumuskan intervensi keperawatan Asmadi, 2008.
Rancana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan pasien secara optimal agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama yang saling
membantu dalam proses pencapaian tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien Asmadi, 2008.
Tujuan dalam perencanaan gangguan eliminasi: konstipasi antara lain memahami arti eliminasi secara normal, mempertahankan asupan makanan dan
minuman cukup, membantu latihan secara teratur, mempertahankan kebiasaan defekasi secara teratur, mempertahankan defekasi secara normal, mencegah gangguan integritas
kulit Hidayat,2006. Rencana tindakan pada gangguan eliminasi: konstipasi antara lain kaji
perubahan factor yang memengaruhi masalah eliminasi alvi. Membiasakan pasien untuk buang air secara teratur, misalnya pergi ke kemar mandi satu jam setelah makan pagi
dan tinggal disana sampai ada keinginan untuk buang air besar. Meningkatkan asupan
Universitas Sumatera Utara
13 cairan dengan banyak minum, diet yang seimbang dan makan bahan makanan yang
banyak mengandung serat. Melakukan latihan fisik, misalnya melatih otot perut, mengatur posisi yang baik untuk buang air besar. Anjurkan untuk tidak memaksakan
diri dalam buang air besar. Berikan obat laksatif, misalnya Dulcolax atau jenis obat supositoria. Lakukan enema huknah. Jelaskan mengenai eliminasi yang normal kepada
pasien. Pertahankan asupan makanan dan minuman. Bantu defekasi secara manual. Kaji pola eliminasi normal dan catat waktu ketika inkontinensia terjadi. Berikan obat
pelunak feses oral setiap hari atau katartik supositoria setengah jam sebelum waktu defekasi ditentukan. Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau jus buah minuman
yang merangsang peristaltic sebelum waktu defekasi. Bantu pasien ke toilet. Jaga privasi pasien dan batasi waktu defekasi 15-20 menit. Instruksikan pasien untuk duduk
di toilet, gunakan tangan untuk menekan perut terus ke bawah dan jangan mengedan untuk merangsang pengeluaran feses. Anjurkan makan secara teratur dengan asupan air
dan serat yang adekuat. Pertahankan latihan secara teratur jika fisik pasien mampu Hidayat, 2006.
Universitas Sumatera Utara
14
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus 2.3.1 Pengkajian