Orang tua anggota PLATBK

peduli lingkungan, peduli masyarakat sekitar yang kurang mampu maupun yang tertimpa musibah. 5. Nama : Cut Tiara Syafira Agama : Islam Umur : 22 Tahun Cut adalah mahasiswi semester akhir di salah satu kampus di Kota Medan yang dia tidak mau menyebutkan nama kampusnya, dia juga saat ini sedang menyelesaikan skripsinya. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, Cut bukan penduduk asli Kota Medan domisili aslinya Tebing Tinggi namun dari SMA dia sudah sekolah di Kota Medan dan melanjutkan kuliah disini. Ia ingin berkarier di kota selain kuliah ia juga berjualan onlineshop. Pada PLATBK Cut hanya anggota biasa tidak memiliki jabatan yang diduduki. Dia sudah bergabung di PLATBK sudah hampir dua tahun. Ia bergabung disini karena kesamaan hobi, yaitu touring. Sejak SMA ia sudah mengikuti yang namanya komunitas motor, karena PLATBK ini anggotanya cewek semua jadi Dia memutuskan bergabung dengan PLATBK dikarenakan lebih merasa dihargai dan lebih nyaman.

4.3.2 Orang tua anggota PLATBK

1. Nama : Yudi sudiharmoko Agama : Islam Umur : 45 Tahun Bapak Yudi merupakan orang tua kandung dari Khusnul Khotima Imek dan Fenny, Kedua putrinya merupakan orang yang paling berperan dari berdirinya PLATBK. Kegiatan sehari-hari Pak Yudi adalah seorang Polisi yang memiliki jabatan sebagai Aiptu di Kapolda Medan. Dengan status pekerjaan sebagai polisi inilah menurut Pak Yudi yang pada awalnya tidak menyetujui putrinya membentuk komunitas motor perempuan ini. Hal ini dikarenakan Pak Yudi sudah sering melihat secara langsung bagaimana perilaku anak-anak komunitas motor yang sangat liar dan terlalu ekstrim untuk kalangan perempuan. Beruntung menurut Pak Yudi dan istri yang tidak bekerja di dunia publik sehingga bisa memantau anak-anaknya tersebut. Hal ini senada dengan ungkapan pak Yudi dengan peneliti : Siapa orang tua yang awalnya setuju nak, kalau anak perempuan mereka ikut kegiatan yang beginian, tentu kami awalnya tidak setuju. Belum lagi saya kan seorang polisi yang seharusnya menghapuskan kegiatan semacam ini, eh ini malah anak saya juga ikutan. Tetapi setelah Imek dan Feny menjelaskan dan bahkan sebelum mereka memiliki sekret sendiri mereka lebih sering ngumpul disini dan saya jadi tahu apa saja kegiatan mereka jadi saya merasa tenang dan bisa meyakinkan masyarakat sekitar sini juga bahwa komunitas mereka bukan seperti geng motor. Menurut Pak Yudi, Fenny dan Imek sangat semangat dalam membentuk komunitas ini, dari mulai mengajak para rekan-rekannya hingga mengurus legalitas komunitasnya ke kantor Polisi agar tidak dianggap sebagai komunitas yang hanya merusak generasi muda. Tidak hanya itu Fenny juga sangat pandai membuktikan kepada keluarga bahwa komunitas mereka itu bukan seperti yang dilakukan komunitas lain yang cenderung banyak negatifnya. Pada awal terbentuk PLATBK sebelum memiliki sekret tempat berkumpul, rumah Pak Yudi yang menjadi tempat mereka berkumpul dan dari situ lah beliau dapat melihat aktifitas komunitas ini bahwa banyak hal yang positif yang setiap minggunya mereka lakukan. 2. Nama : Hendrita Ariyanti Agama : Islam Umur : 35 Tahun Ibu Hendriati adalah orang tua dari Bimbie, pendidikan terakhir beliau adalah SMA kegiatan ibu hendriati adalah berjualan sayur matang. Ia membuka usaha catering dirumahnya. Sejak awal didirikan PLATBK Ibu Riati ini sangat mendukung terlebih memang beliau sejak dulu tau kalau hobi anaknya adalah memang bermotor. Kalau ibu sangat mendukung adanya komunitas ini nak, karena ibu memang tau kalau hobi si bimbie itu naik motor kesana kemari sampai jauh-jauh pula itu, malah ibu takut kalau sampai dia gabung di komunitas yang anggotanya banyak laki-laki. Ibu lebih senang kalau anggotanya perempuan semua kayak gini apalagi ibu juga deket sama mereka. Menurut Ibu Riati dulu agak sedikit khawatir dikarenakan banyaknya anggota motor yang cowok dan cenderung anarkis. Dengan munculnya komunitas motor khusus perempuan ini membuat Ibu Riati tenang dan sangat menyetujui Bimbie ikut dengan PLATBK. Dan sejak saat itu ibu Riati juga sering ikut tour bareng PLATBK. Sejak di bentuk PLATBK ini ya ibu jadi sering jalan-jalan nak, awalnya ibu ikut karena ibu sering bawa makanan untuk mereka, karena mereka sering gak pulang gitukan, makanya ibu ikut sama mereka eh sekarang kok malah mereka juga merasa asik kalau ibu ikut dan kita juga sering curhat. Jadi ya kayak teman juga lah udah nyaman kali gabung sama mereka, dan kalau boleh ibu bilang mereka ini itu anak-anak yang sangat peduli pendidikan bukan karena komunitas ini mereka jadi lupa sekolah. Kegiatan ini hanya bagian dari hobi mereka dan pelepas rasa penat itu aja. Menurut Ibu Riati saat ini hubungan beliau dengan anak-anak sangat dekat sekali, sehingga mereka sudah dianggap seperti anak sendiri, dengan kedekatan ini Ibu Riati berharap dapat mengontrol kegiatan anak-anaknya agar selalu bersifat positif sehingga tidak meresahkan banyak orang dengan hadirnya mereka dalam komunitasnya melainkan akan membawa manfaat untuk masyarakat di sekitar mereka. 3. Nama : Tumin Agama : Islam Umur : 60 Tahun Pak Tumin mimiliki pendidikan terakhir SMA yang merupakan seorang Kepala Lingkungan di tempat tinggalnya adalah orang tua dari Sari Putri. Dengan jabatan yang diduduki oleh Pak Tumin tentu dia menjadi orang tua yang sangat menentang putrinya untuk ikut komunitas motor seperti ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan pak Tumin : Saya ini kepala lingkungan nak, jadi buat saya awalnya sulit menginjinkan sari ikut kayak gini, tapi mau bagaimana sari selalu bilang kesaya kalau komunitas ini baik malah buat dia jadi bisa lebih percaya diri, dan saya memang melihat perubahan pada diri sari, untuk itu ya sudah saya bilang sama ibunya kalau kita dukung saja kegiatan sari. Menurut Pak Tumin dia akan malu dengan masyarakat kalau sampai tau anaknya adalah anggota komunitas motor yang sering membuat resah masyarakat. Selama Sari ikut PLATBK sudah dua tahun maka baru enam bulan ini menurut Pak Tumin dia merestui anaknya ikut komunitas ini. Menurut beliau juga hal ini dikarenakan dia melihat adanya perubahan dalam diri Sari yang mengarah pada hal positif sehingga pak Tumin merasa bahwa sudah saatnya mendukung anaknya. Pak Tumin juga mengatakan bahwa tidak hanya beliau yang awalnya tidak suka tetapi istrinya yang tidak bekerja hanya ibu rumah tangga sangat menyayangkan sikap putrinya awal-awal dahulu. Karena menurut istri Pak Tumin ini sungguh memalukan dengan anak seorang pendidik malah ikut komunitas motor. Seiring berjalannya waktu dan Sari membuktukan bahwa PLATBK tidak memberikan dampak yang negatif bagi dirinya bahkan maalah dampak positif dan Sari ikut mengajar ini membuat keluarga menyetuji Sari.

4.3.3 Masyarakat Sekitar