Dalam buku Kuigigo Tsukaikata Jiten, Pilihan Bahasa

d. Dalam buku Renkai Shingokugo Jiten, Hayashi Shirou dan Nomoto Kikuo mengatakan bahwa ganbaru adalah tidak mauenggan memberikan pendapat orang lain, mengutarakan pendapat diri sendiri 1993:216. Contoh : そんなにがんばってつっぱらなくてもいいのに。 Sonna ni ganbatte tsupparanakutemoiinoni. Janganlah memaksa diri sendiri bersikeras sedemikian rupa. e. Dalam buku Gakuken Kokugodai Jiten, Kindaichiharugao mengatakan bahwa verba ganbaru adalah mempertahankan niat keinginan diri sendiri mempertahankan pendapat diri sendiri dengan kuat gigih sampai akhir 1998:416.

2.4.3 Pengertian Verba Doryoku suru

Verba doryoku suru adalah verba yang termasuk kedalam verba kelompok III 変 格 動 詞 Henkaku-doushi. Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian dan pemakaian dari verba doryoku suru tersebut :

a. Dalam buku Kuigigo Tsukaikata Jiten,

金 木 目 川 頁 mengatakan bahwa doryoku suru adalah perjuangan terhadap suatu hal yang dapat dimasukkan unsur dan tekanan luar ke dalam pemikiran, singkatnya usaha menitikberatkan pencapaian sesuatu dengan baik sampai akhir 1998:254. b. Dalam buku Reikai Shingokugo Jiten, Hayashi Shirou dan Nomoto Kikuo mengatakan bahwa verba doryoku suru adalah berusaha berjuang secara sungguh-sungguh untuk meraih mencapai suatu tujuan 1993:723. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Contoh : 努力 Doryoku ga minoru が実る。 Membuahkan usaha . c. Dalam buku Gakuken Kokugodai Jiten, Kindaichiharugao mengatakan bahwa verba doryoku suru adalah berusaha mengeluarkan dengan segala kekuatan kemampuan demi mencapai suatu tujuan 1998:1426.

2.5 Pilihan Bahasa

Pilihan bahasa merupakan suatu perwujudan dari penggunaan sebuah bahasa tertentu oleh seorang dwibahasawan setelah ia memutuskan untuk memilih salah satu bahasa untuk menanggapi kejadian tertentu. Dalam Pemilihan bahasa, banyak factor yang mempengaruhinya. Beberapa diantaranya adalah factor partisipan, situasi, domain, topic pembicaraan, tempat, bahasa yang dikuasai, bentuk bahasa dan lain-lain Purba, 1997. Jika seseorang menggunakan lebih dari satu bahasa saat berkomunikasi dengan lainnya, mereka selalu memilih salah satu bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu, orang tertentu dan menggunakan bahasa yang lain untuk tujuan lain, tempat lain dan orang lain. Dalam menjelaskan perilaku pemilihan bahasa pada masyarakat bilingual, Siregar 1998:50 mengemukakan beberapa hal seperti bahasa apa yang selalu digunakan dalam interaksi keluarga, atau interaksi intra kelompok etnik sendiri. Kemudian bahasa yang mana digunakan dalam interaksi inter kelompok etnik yang berbeda, lalu ciri apa yang dapat digunakan untuk menentukan pemilihan bahasa dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara situasi dan menentukan pemilihan bahasa dalam situasi lainnya. Fissman 1968 seperti yang diuraikan oleh Appel 1988:23 mengatakan : “When speakers use two languages, they will obviously not use both inculturasi all circumstances : in certain situations they will use one, in others, the other.” Maksudnya : Bila orang dapat menggunakan dua bahasa pada kenyataannya mereka tidak menggunakan kedua-dua bahasa itu dalam semua situasi. Pada situasi-situasi tertentu mereka akan menggunakan bahasa yang satu dan menggunakan yang satu lagi pada situasi yang lain. Untuk batasan pemilihan bahasa ini Fishman merangkai sebuah pertanyaan : “Siapa yang berbicara, bahasa apa, kepada siapa dan kapan?”. Dengan demikian bahwa pemilihan bahasa ini sangat bergantung kepada situasi, tempat, pembicara, mitra bicara, status social, jenis kelamin, dan latar belakang etnis. Menurut Rusyana 1989:34 banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan bahsa dalam masyarakat bilingual yaitu partisipan, situasi, isi pembicaraan dan fungsi serta tujuan interaksi. Berdasarkan konsep dari Pilihan bahasa di atas, bahwa kaitannya penulis membahas pemakaian verba Hagemu, Ganbaru, dan Doryokusuru yang merupakan salah satu verba yang termasuk ke dalam pilihan bahasa terutama dalam pemilihan katanya yang sesuai dengan kontekstualnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS PEMAKAIAN VERBA HAGEMU,GANBARU, DAN

DORYOKU SURU Maka pada Bab III ini penulis mencoba manganalisa pemakaian verba hagemu, ganbaru, dan doryoku suru yang sesuai dengan beberapa pandapat dari beberapa ahli linguistik yang telah dipaparkan sebelumnya.

3.1 Verba hagemu Contoh 1 :

考えを改めて仕事に励む . Gaikoku no tane no kihongo youvei jiten, 819 Kangae wo aratamete shigoto ni “Bersungguh-sungguh untuk bekerja dengan merubah pemikiran” hagemu. Analisis: Pemakaian verba hagemu pada kalimat diatas kurang tepat. Karena usaha yang ditujuka n pada kalimat diatas adanya unsur dari tekanan luar dengan merubah pemikiran. Sedangkan verba hagemu bermakna berusaha secara sungguh-sungguh dengan memacu diri sendiri. Jadi, seharusnya kalimat diatas menggunakan verba doryoku suru. Hal ini sesuai dengan teori 金木目川頁 , 1998:255 yang menyatakan bahwa verba doryoku suru adalah perjuangan terhadap suatu hal yang dapat dimasukkan unsur dari tekanan luar kedalam pemikiran, singkatnya usaha menitik beratkan pencapaian sesuatu yang baik sampai akhir. Situasi yang ditampilkan sebelumnya dalam kalimat diatas adalah pembicara melakukan suatu pekerjaan dengan cara merubah pemikiran cara bekerja dengan melalui unsur dari tekanan luar. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara