Pajak melaksanakan kewajiban Perpajakan di Kelurahan Tanjung Sari. Lumayan sudah paham dan patuh dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
d. Kelalaian Pihak Fiskus
Kelalaian yang dilakukan oleh pihak fiskus yang terjadi pada tabel 9. merupakan kendala bagi tercapainya target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Pada tabel 9, dapat dilihat SPPT yang tidak sampai kepada wajib pajak. Pada tahun 2006 sampai 2008 SPPT seluruhnya sampai kepada wajib pajak, untuk tahun 2009
ada 5 lembar SPPT yang tidak sampai kepada wajib pajak hal ini disebabkan karena wajib pajak tersebut telah menjual objek pajak yang dimiliki kepada pihak lain dan
wajib pajak tersebut tidak berada di Kelurahan Tanjung Sari disini penulis tidak dapat mencantumkan data karena SPPT telah dikembalikan ke Kantor Camat.
B. Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dalam Mengisi SPOP
Penyebab Wajib Pajak tidak mengerti tentang SPOP karena Wajib Pajak KurangSama sekali tidak memahami, prosedur tentang SPOP. SPOP adalah
sarana Wajib Pajak untuk memberikan keterangan mengenai objek subjek pajak yang akan di pakai sebagai dasar untuk menghitung ketapan PBB dan
menerbitkan SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Hal ini berkaitan langsung dengan subjek pajak
Wajib Pajak yang dimaksud Wajib Pajak yang rendah pemahamannya atau pengetahuannya tentang perpajakan tentu Wajib Pajak tersebut tidak mengerti
apalagi memahami tentang prosedur pengisian SPOP, hal ini menjadi fakta umum, mengingat Wajib Pajak Bumi dan Bangunan sebagian besar bertempat
Universitas Sumatera Utara
tinggal di pedesaan. Hal ini adalah sangat wajar, mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing Wajib Pajak tidak sama
untuk wajib pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai PBB, khususnya tentang SPOP tidak akan menjadi masalah. Namun bila terjadi
sebaliknya maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksanaan perpajakan. Hal- hal yang berkenaan tentang SPOP yang berkaitan dengan wajib pajak antara lain :
1. Hak-hak subjek pajak Wajib Pajak mengenai SPOP
a. Dapat memperoleh SPOP pada setiap Kantor Pelayanan PBB, Kelurahan dan
tempat-tempat pembayaran yang telah ditentukan. b.
Dapat menerima penjelasan, keterangan tentang cara pengisian maupun penyampaian kembali SPOP pada Kantorn Pelayanan PBB.
c. Dapat meminta tanpa menerima pengembalian SPOP dari Kantor Pelayanan
PBB yang menerima SPOP. d.
Masih diberi kesempatan untuk memperbaiki atau mengisi ulang SPOP apabila terjadi kesalahan dalam pengisian SPOP dengan melampirkan bukti-
bukti yang sah. e.
Dapat memberi kuasa kepada orang atau pihak lain melalui surat kuasa tertulis bermaterai, dalam mengisi menandatangani SPOP, kecuali kepada petugas
PBB. f.
Dapat mengajukan permohonan tertulis mengenai penundaan pengembalian SPOP sebelum batas waktu pengembalian dilampaui dengan menyebutkan
alasan-alasan yang sah
Universitas Sumatera Utara
g. Atas inisiatif sendiri, dibenarkan memperbanyak formulir SPOP sesuai yang
diperlukan. 2.
Kewajiban Subyek Wajib Pajak a.
SPOP harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap. Jelas
: dapat dibaca sehingga tidak salah tafsir Benar
: data yang diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya Lengkap
: diisi semua dan ditandatangani Subyek Wajib Pajak b.
SPOP yang telah diisi oleh Wajib Pajak disampaikan kembali ke Kantor Pelayanan PBB atau Kelurahan setempat dengan cara mengisi SPOP sebagai
perbaikan atau pembetulan SPOP sebelumnya. 3.
Sanksi a.
Dalam hal Wajib Pajak atau Subyek Pajak tidak mengembalikan SPOP pada waktunya akan diberi teguran.
b. Dalam waktu satu minggu apabila teguran tidak ditanggapi akan diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak SKP secara jabatan dimana ketetapannya di tambah 25 dari hasil perhitungan PBBnya.
c. Apabila isian dalam SPOP setelah diperiksa ternyata tidak benar, akan
dikenakan sanksi berupa penambahan ketetapan sebesar 25 dari selisih besarnya PBB hasil perhitungan data yang benar dengan besarnya SPOP yang
dilaporkan oleh subjek wajib pajak. 4.
Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Kelurahan a.
SPOP diberikan kepada subjek wajib pajak dengan cuma-Cuma atau tidak dipungut bayaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Kantor Pelayanan PBB atau kelurahan dapat memberi petunjuk tata cara
pengisian SPOP kepada Wajib Pajak yang memerlukan. c.
Kantor Penyuluhan dapat memberikan bantuan penyuluhan PBB bagi Wajib Pajak perusahaan badan atau instansi lain atua kelurahan.
d. Kantor- kantor Pelayanan PBB wajib memberikan tanda terima pengembalian
SPOP kepada subjek atau Wajib Pajak.
C. Kendala-Kendala yang Menyebabkan KetidakpatuhanWajib Pajak sehingga Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Tidak Tercapai serta Upaya Untuk
Mengatasinya.
Kurangnya tingkat kepatuhan wajib pajak sehingga rendahnya realisasi dari hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Tanjung Sari
disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Kendala-Kendala yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar
PBB: a.
Karena masyarakat masih memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga masyarakat tidak memahami peraturan-peraturan tentang perpajakan. Masyarakat
tidak menyadari betapa pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan bagi daerah ini. Oleh karena itu maka petugas pemungut pajak secara langsung turun ke lapangan
atau mendatangi rumah-rumah masyarakat atau Wajib Pajak untuk menagih Pajak Bumi dan Bangunan, tetapi petugas pemungut datang menagih Wajib Pajak tidak
berada ditempat walaupun sebelumnya petugas pemungut pajak telah memberikan jadwal kedatangan mereka untuk menagih Pajak Bumi dan
Universitas Sumatera Utara
Bangunannya. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Daerah.
b. Pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan yang kurang akurat Petugas sebagai
pendata di lapangan tidak begitu memperhatikan data yang diberikan oleh masing-masing Wajib Pajak. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kelalaian dari
petugas pajak yang meninjau lokasi atas kebenaran data-data yang diperoleh. Hal ini dapat diketahui dengan adanya Wajib Pajak yang cukup memiliki kesadaran
untuk membayar pajak datang ke Kantor Kepala Kelurahan karena tidak mendapat SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang yang digunakan sebagai
dasar penagihan pajak. Dan juga ada SPPT yang tidak sampai kepada wajib pajak karena pemilik dan objek pajak tersebut sudah dialihkan kepada orang lain.
c. Ketetapan pajak yang tidak sesuai dengan keadaan di lapangan Ketetapan pajak
ini terdiri dari atas 2 dua jenis yaitu ketetapan pajak yang terlalu rendah disebabkan oleh Wajib Pajak Bumi dan Bangunan tidak mendaftarkan seluruh
objek pajaknya sehingga menimbulkan objek pajak yang tidak kena pajak, hal ini disebabkan karena lemahnya kontrol dari petugas lapangan, sedangkan ketetapan
pajak yang terlalu tinggi disebabkan oleh kelalaian pada saat pemberian data pada petugas dimana Wajib Pajak tersebut tidak memperhatikan jumlah data objek
pajak yang didaftarkannya. d.
Keadaan Ekonomi Walaupun Wajib Pajak telah mendaftarkan jumlah objek pajaknya, tetapi akibat
alasan ekonomi mereka tidak dapat melunasi Pajak Bumi dan Bangunannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Tanjung Sari sejauh ini pemerintahan Kelurahan akan melakukan usaha atau
upaya yang dapat dianggap meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam rangka meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, antara lain :
a. Melalui penyuluhan
Berdasarkan latar belakang pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari salah satu usaha yang dianggap dapat meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan adalah melalui jalan penyuluhan khususnya dibidang perpajakan. Penyuluhan hendaknya dilaksanakan dalam bentuk tatap muka secara langsung
dengan Wajib Pajak atau melalui sarana lain yang dianggap dapat menyampaikan tujuan, misalnya melalui media massa atau melalui televisi. Menurut hasil
penelitian penulis sejauh ini petugas pemungut Pajak Bumi dan Bangunan kurang melaksanakan penyuluhan, hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara penulis
dengan Wajib Pajak PBB dan Kepala Desa yang penulis ambil sebagai sampel
dan sebagai key informan menyatakan bahwa penyuluhan pajak tidak pernah
dilakukan. Oleh karena itu pemerintahan hendaknya melakukan penyuluhan ke Kelurahan khususnya Kelurahan Tanjung Sari, hal ini dilaksanakan dengan tujuan
agar masyarakat di Kelurahan lebih mengetahui tentang perpajakan. Dengan demikian apabila masyarakat memiliki pengetahuan di bidang perpajakan maka
diharapkan timbul kesadaran dari Wajib Pajak tersebut untuk membayar pajak karena selama ini masih banyak masyarakat desa khususnya yang beranggapan
bahwa pajak dipungut hanya untuk kepentingan pemerintah saja, padahal pajak tersebut dipungut dan digunakan untuk membiayai pembangunan baik di kota
Universitas Sumatera Utara
maupun di Daerah. Demikian halnya dengan hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ini, dari hasil pemungutan ini 10 dikirim ke pusat dan 90 lagi akan
dibagi ke Pemerintah Daerah Provinsi 16,2, Kabupaten Kota 64,8 dan Badan Pemungutan 9.
Selain penyuluhan dengan cara tatap muka secara langsung dengan Wajib Pajak, pemerintah juga perlu mengadakan penyuluhan dengna jalan membuat
spanduk-spanduk yang berisikan pesan-pesan atau informasi mengenai perpajakan ini semata-mata untuk meningkatkan masyarakat mengenai
perpajakan ini semata-mata untuk meningkatkan masyarakat mengenai tujuan dan maksud dari pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut.
Bentuk penyuluhan seperti ini diharapkan dapat untuk memasyarakatkan pajak atau memberikan informasi kepada masyarakat tentang perpajakan. Bila
penyuluhan ini dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan kesadaran masyarakat akan semakin tumbuh dan mereka selaku Wajib Pajak tidak merasa
rugi untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Bila kesadaran dari Wajib Pajak tersebut sudah tinggi maka dengan sendirinya target penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di setiap daerah akan mudah tercapai. b. Mengadakan pendataan ulang objek Pajak Bumi dan Bangunan yang telah
dilaporkan Wajib Pajak Dalam melaksanakan pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan
diharapkan adanya kerjasama antara pihak pemerintah sebagai fiskus dan masyarakat sebagai objek pajak. Bentuk kerja sama yang diharapkan disini adalah
adanya kesadaran dari Wajib Pajak itu sendiri untuk melaporkan objek Pajak
Universitas Sumatera Utara
Bumi dan Bangunannya kepada petugas pendataan. Data yang diberikan harus lengkap dan benar agar nantinya dalam menetapkan besarnya pajak tidak terjadi
kesalahan. Di sisi lain petugas sebagai pendata lapangan harus benar-benar memperhatikan data-data objek pajak yang diberikan oleh Wajib Pajak. Demikian
juga halnya yang terjadi di Kelurahan Tanjung Sari, Kepala Kelurahan diharapkan dapat menurunkan petugas-petugas ke lapangan untuk memeriksa data-data yang
diberikan oleh Wajib Pajak mengenai objek pajaknya. Disisi lain pada saat mengadakan pendataan di lapangan masih banyak di temukan tanah-tanah kosong
sehingga tidak diketahui kepada siapa harus dipungut pajaknya. Hal ini disebabkan karena kurang akuratnya sistem pendataan yang dilakukan
oleh petugas dan bisa juga wajib pajak tersebut dengan sengaja tidak melaporkan semua objek pajaknya. Setelah diadakannya pengecekkan ternyata data yang
diberikan selama ini mengandung kesalahan akan di perbaiki pada anggaran tahun mendatang. Camat melalui petugas pemungut Kepala Kelurahan yang ada di
Kelurahan Tanjung Sari hendaknya menginstruksikan pada Wajib Pajak yang apabila ada diantara Wajib Pajak yang ketetapan pajaknya terlalu tinggi akibat
dari pendataan yang salah dianjurkan agar membuat surat permohonan pengurangan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang ditunjukkan kepada
Dipenda yang ada di Kota Medan untuk diadakan pengurangan pada tahun Anggaran yang sedang dilalui maupun pada tahun Anggaran yang akan datang.
Surat permohonan tersebut harus ditandatangani Kepala Kelurahan Tanjung Sari.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Jangka 12 bulan sesudah surat keberatan dikirim tetapi tidak ditanggapi, maka surat keberatan ketetapan yang terlalu tinggi tersebut dapat
dikurangi telah dianggap diterima. c. Melakukan Penagihan Aktif
Penagihan aktif door to door adalah cara yang baru digunakan para petugas pajak khususnya petugas pemungut Pajak Bumi dan Bangunan untuk
meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan baik dikota maupun di daerah. Yang dimaksud dengan Penagihan aktif disini adalah fiskus yang
berperan aktif untuk memungut Pajak Bumi dan Bangunan dari Wajib Pajak dengan jalan, tidak ada Wajib Pajak Bumi dan Bangunan maka pihak fiskus
sendirilah yang akan mendatangi Wajib Pajak secara langsung. Hal ini juga perlu dilakukan oleh petugas pemungut Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan
Tanjung Sari untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan karena cara ini dianggap memberikan tambahan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan dalam hal pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan sebelum jatuh tempo pembayaran Pajak Bumi dan Pembangunan setelah datang sendiri ke rumah-
rumah penduduk untuk menanyakan apakah Wajib Pajak tersebut telah membayar PBB. Petugas pemungutan PBB tersebut akan menjelaskan kepada wajib pajak
bahwa apabila wajib pajak tersebut tidak melunasi PBB sesuai dengan tanggal yang ditentukan maka wajib pajak tersebut akan dikenakan sanksi berupa bunga
hal ini sangat merugikan wajib pajak itu sendiri karena harus membayar bunga atas keterlambatan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Cara lain yang dapat digunakan oleh petugas pemungutan PBB atau pemerintahan Kelurahan Tanjung Sari untuk meningkatkan penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan yaitu setiap masyarakat yang mempunyai urusan dengan Camat melalui Kepala Kelurahan harus melampirkan bukti setoran PBB pada
tahun Anggaran berjalan. Bila bukti setoran PBB ini tidak dilampirkan maka masyarakat tersebut menemui kesulitan untuk melakukan urusannya. Inilah salah
satu bentuk nyata yang dilakukan Kelurahan Tanjung Sari untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari data-data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan bab- bab terdahulu serta analisa dan evaluasi maka sebagai akhir dari tulisan ini penulis
menarik beberapa kesimpulan yaitu :
A. Kesimpulan