dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang secara langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Dari ketiga defenisi pajak yang dikemukakan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya pajak itu adalah :
a. Merupakan iuran wajib rakyat kepada negara
b. Suatu pungutan dapat dipaksakan karena wewenang yang dimiliki pemerintah
berdasarkan Undang-Undang. c.
Tidak dapat jasa timbal balik secara langsung d.
Dipungut berdasarkan adanya suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang membuat ia memiliki
kewajiban membayar pajak. e.
Digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pengeluaran rutin, dan pembiayaan pembangunan dalam hal menjalankan pemerintahan.
2. Fungsi Pajak
Secara umum pajak berfungsi sebagai salah satu sumber penerimaan negara disamping minyak dan gas bumi yang digunakan untuk membiayai pembangunan
nasional yang hasilnya akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesi secara adil dan merata.
Selain itu pajak juga mempunyai fungsi lain yang secara garis besar dapat dibagi dua Mardiasmo, 2002, Revisi yaitu :
a. Fungsi Budgeter revenue, yaitu pemungutan pajak yang didasarkan dengan
tujuan untuk memenuhi apa yang diperlukan oleh anggaran penerimaan
Universitas Sumatera Utara
negara, dimana pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan uang ke kas negara APBN dan digunakan sebagai dana pembiayaan pengeluaran dana.
b. Fungsi Reguler mengatur, yaitu pemungutan pajak yang didasarkan dengan
memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat, dalam hal ini pajak digunakan sebagai sarana untuk menunjang pelaksanaan kebijaksanaan negara
dalam lapangan ekonomi, sosial, atau menentukan politik perekonomian dengan sasaran untuk tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan.
3. Prinsip Pengenaan Pajak
Menurut Adam Smith Perpajakan, 1994, 12 dalam pengenaannya atau pemungutannya, pajak harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Prinsip kesamaan atau keadilan, dalam hal ini pengenaan pajak harus
disesuaikan dengan kemampuan Wajib Pajak. b.
Prinsip kepastianberdasarkan Undang-Undang, dimana dalam pengenaannya harus dapat memberikan jaminan atau kepastian hukum baik kepada Wajib
Pajak maupun kepada pihak fiskus. c.
Prinsip kecocokan atau kelayakkan dalam hal ini pelaksnaaan pajak agar dapat diusahakan jangan sampai menekan Wajib Pajak, sehingga diharapkan
mereka melakukan atau melaksanakan kewajibannya dengan senang hati dan suka rela.
d. Prinsip ekonomi dimana pelaksanan pemungutannya jangan samai terjadi
biaya pemungutan yang lebih besar daripada penerimaan pajaknya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembagian dan Pengelompokkan
a. Menurut golongannya
1. Pajak Langsung, adalah pajak beban pajaknya harus dipikul sendiri oleh
Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang
lain.
Contohnya : Pajak Penghasilan PPh 2.
Pajak Yang tidak Langsung, adalah pajak yang beban pajaknya dapat dilimpahkan atau digeser kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPN b.
Menurut Sifatnya 1.
Pajak Subyektif, merupakan pajak yang dalam pemungutannya
memperhatikan keadaan pribadi subyek pajak Wajib Pajaknya saja. Contoh : Pajak Penghasilan PPh
2. Pajak Obyektif, merupakan pajak yang dalam pemungutannya
berdasarkan pada objeknya tanpa mempertahankan keadaan diri Wajib Pajak
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPN Pajak Penjualan Barang Mewah PPn BM
Pajak Bumi dan Bangunan PBB Bea Materai
c. Menurut Lembaga Pemungutannya
1. Pajak Pusat adalah pajak yang pemungutannya oleh pemerintah pusat
dalam hal ini Departemen Keuangan berdasarkan Undang-Undang,
Universitas Sumatera Utara
peraturan pemerintah, Surat Edaran dan sebagaimana untuk digunakan sebagai pembiayaan rumah tangga negara.
2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah masing-masing.
5. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan