aman dan tanpa efek samping. Dengan latar belakang ini, maka petugas kesehatanpetugas KB harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan KB khususnya
dalam memberikan konseling kepada klien. Umur seorang wanita memengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode-
metode kontrasepsi tertentu. IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang. IUD sangat dianjurkan bagi wanita PUS umur 20 – 35 yang telah melahirkan anak pertama
dan ingin menjarangkan kehamilannya. Apabila ibu ingin hamil, IUD dapat dilepas sesuai keinginan ibu dan kesuburan normal akan segera kembali setelah IUD dicabut
Pinem, 2009.
5.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Keikutsertaan Wanita PUS
dalam Penggunaan KB IUD
Pendidikan adalah suatu proses belajar, yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal. Konsep ini berangkat dari asumsi
bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai- nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang
mempunyai kelebihan. Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari proses belajar Notoatmodjo, 2007.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara faktor pendidikan dengan keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB
IUD. Menurut asumsi peneliti bahwa faktor pendidikan tidak berhubungan dengan keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD karena walaupun tingkat
pendidikan ibu tinggi tetapi wanita PUS tersebut juga harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi khususnya IUD dan mendapatkan informasi yang
baik dari petugas kesehatan tentang IUD. Sama halnya pendapat Patrick Thonneau dkk 2006 yang tidak menemukan
perbedaan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap keikutsertaan wanita
Universitas Sumatera Utara
PUS dalam penggunaan IUD, baik wanita PUS yang tinggal di pedesaan maupun yang di perkotaan.
Menurut penelitian Karnadi Sigit dkk 1997, semakin rendah tingkat pendidikan responden ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan
kontrasepsi IUD p = 0,3553. Responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP keatas cenderung menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek dibandingkan
responden yang pendidikannya SMP kebawah.
5.3 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keikutsertaan Wanita PUS dalam
Penggunaan KB IUD
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh antara faktor pengetahuan terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD. Menurut asumsi
peneliti ada pengaruh pengetahuan terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD karrena mayoritas responden jarang bahkan tidak pernah
mendapatkan informasi tentang berbagai macam alat kontrasepsi yang aman, efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien.
Hasil penelitian sependapat dengan temuan Karnadi Sigit dkk 1997, dari hasil penelitiannya pengetahuan responden memengaruhi responden dalam
menggunakan alat kontrasepsi IUD. Semakin baik pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi tersebut, maka responden dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat
untuknya. Sama halnya dengan hasil penelitian Viviroy 2008, pengetahuan dan
pendidikan responden yang tinggi dapat memengaruhi responden dalam memilih alat kontrasepsi IUD.
5.4 Pengaruh Jumlah Anak Terhadap Keikutsertaan Wanita PUS dalam