Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian

- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan. - Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia. - Perforasi dinding uterus sangat jarang apabila pemasangannya benar. c. Tidak mencegah IMS Infeksi Menular Seksual termasuk HIVAIDS. d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

AKDR, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas

f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis: diperlukan dalam pemasangan

AKDR. Sering kali perempuan takut selama pemasangan Saifuddin, 2001.

2.4.7 Indikasi

1. Usia reproduktif 2. Telah mendapat persetujuan dari suami 3. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang dari 5 cm. 4. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi. 5. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun. 6. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB bagi akseptor KB yang berumur diatas 30 tahun. 7. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang 8. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi 9. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya 10. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 11. Resiko rendah dari IMS 12. Tidak menghendaki metode hormonal 13. Tidak ada kontraindikasi Universitas Sumatera Utara Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya Saifuddin, 2001: 1. Perokok 2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi 3. Sedang memakai antibiotik atau antikejang 4. Gemuk ataupun yang kurus 5. Sedang menyusui 2.4.8 Kontraindikasi Tidak boleh menggunakan IUD, apabila : 1. Diketahui atau dicurigai adanya kehamilan 2. Infeksi panggul pelvis yang terus menerus 3. Lecet erosi atau peradangan di leher rahim 4. Diketahui atau dicurigai adanya kanker rahim 5. Perdarahan yang tidak normal yang belum diketahui penyebabnya. 6. Perdarahan haid yang hebat 7. Alergi terhadap logam 8. Kelainan rahim misalnya rahim kecil, endometriosis, polipendometrium dan kelainan jaringan perut yang menyulitkan pemasangan. 9. Pernah mempunyai riwayat kehamilan di luar kandungan. 10. Waktu penggunaan : a. Pemasangan dilakukan pada waktu haid yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid, karena serviks lembut dan sedikt terbuka. b. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 40 hari pascapersalinan. Perlu diingat angka eksplusi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan. c. Setelah menderita abortus segera atau dalam waktu 7 hari apabila tidak ada gejala infeksi Saifuddin, 2001. Universitas Sumatera Utara Kapan AKDR dapat dikeluarkan 1. Bila ibu menginginkannya. 2. Bila ibu ingin hamil. 3. Bila terdapat efek samping yang menetap atau masalah kesehatan lainnya. 4. Pada akhir masa efektif dari AKDR. Misalnya TCu 380A harus dikeluarkan sesudah 8 tahun terpasang. Untuk mengeluarkanmencabut AKDR ibu harus kembali keklinik. Kesuburan atau fertilitas normal segera kembali sesudah AKDR dicabut. Jika ibu tidak ingin hamil, maka AKDR yang baru dapat segera dipasang BKKBN, 2002. Informasi umum yang dapat diterangkan pada ibu 1. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan. 2. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan. 3. Sering terjadi perasaan mulas dan bercak-bercak perdarahan setelah masanganpencabutan. 4. Sering terjadi keputihan. 5. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan banyak. 6. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak ibu. 7. AKDR tidak melindungi diri terhadap PMS termasuk virus AIDS. 8. Segera datang untuk pemeriksaan bila timbul rasa nyeri perut, perdarahan tidak dapat haid. 9. Dianjurkan bagi wanita diatas 30 tahun untuk secara berkala memeriksakan usapan lendir mulutbibir rahim papanicolau smear BKKBN,2002.

2.5 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keengganan Penggunaan KB IUD

2.5.1 Umur

Pengaruh umur untuk keikutsertaan dalam penggunaan kontrasepsi dapat dilihat dari pembagian umur berikut ini, 1. Umur ibu kurang dari 20 tahun : a. penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral Universitas Sumatera Utara b. penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. c. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan d. Umur dibawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. 2. Umur ibu antara 20-30 tahun : a. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. b. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil 3. Umur ibu diatas 30 tahun a. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom biasanya merupakan pilihan kedua. b. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi sterilisasi dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah Hartanto, 2004.

2.5.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik Notoatmodjo, 2003. Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap proses menerima atau menolak inovasi. Menurut Roger 1983, prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Roger 1974 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi prilaku baru, dalam diri seseorang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu : 1. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek . 2. Interest merasa tertarik terhadap stimulus tersebut, disini sikap subjek mulai timbul. Universitas Sumatera Utara 3. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5. Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau pun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin diketahui Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan tentang KB IUD merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang alat kontrasepsi tersebut. Seseorang akan memilih KB IUD jika ia banyak mengetahui dan memahami tentang KB IUD BKKBN, 2005.

2.5.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan memengaruhi wawasan dan pengetahuan ibu. Semakin rendah pendidikan ibu maka akses terhadap informasi tentang KB khususnya KB IUD akan berkurang sehingga ibu akan kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif, alat kontrasepsi yang mana akan dipilih oleh ibu Winarni dkk, 2007.

2.5.4 Jumlah anak

Jumlah anak adalah keseluruhan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang ibu. Semakin sering seorang wanita melahirkan anak, maka akan semakin memiliki resiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah anak akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga secara maksimal Singarimbun, 1994. Universitas Sumatera Utara Pengguna KB IUD dipengaruhi juga dengan jumlah anak dalam suatu keluarga. Pasangan usia subur 30 tahun keatas yang sudah memiliki anak dan ingin menjarangkan kehamilannya biasanya lebih cenderung memilih kontrasepsi jangka panjang seperti IUD Amiranty, 2003.

2.5.5 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan diri kepada sesuatu atau menyebabkan kita menolaknya Ahmadi, 1999. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi IUD, hal ini karena kata-kata orang IUD bisa berpindah-pindah tempatnya bahkan bisa ke jantung. Dan mereka malu karena harus membuka bagian yang paling rahasia dari tubuhnya dan takut karena yang didengarnya sangat sakit ketika pemasangan IUD BKKBN, 2002.

2.5.6 Efek Samping

Efek samping yang sering timbul karena penggunaan IUD adalah peningkatan volume darah haid per siklus. Selain menyebabkan pengguna tidak nyaman dan menjadi alasan untuk menghentikan penggunaan IUD, hal ini dapat menjadi resiko kesehatan bagi pengguna, terutama di daerah-daerah anemia endemik Wulansari, 2007.

2.5.7 Partisipasi Suami

Partisipasi suami dalam program KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan faktor yang berperan dalam mewujudkan suami yang bertanggung jawab dalam KB dan kesehatan reproduksi. Partisipasi ini akan dapat terwujud apabila berbagai informasi yang berkaitan dengan hal itu tersedia secara lengkap, apalagi kita ketahui bersama bahwa salah satu penyebab rendahnya partisipasi priasuami dalam KB dan Kesehatan reproduksi adalah masih terbatasnya informasi khusunya bagi pasangan suami istri BKKBN, 2008. Universitas Sumatera Utara Bentuk partisipasi suami dalam penggunaan KB IUD ini sendiri adalah mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi IUD dan memberikan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi tersebut BKKBN, 2008.

2.5.8 Pelayanan KB

Hingga saat ini pelayanan KB seperti komunikasi informasi dan edukasi masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan efek samping, kesehatan dan kegagalan pemakaian. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas khususnya informasi tentang KB IUD dapat memengaruhi seseorang untuk menggunakan KB tersebut Pendit, 2007.

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita PUS Dalam Penggunaan KB- IUD di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh umur terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB- IUD. 2. Ada pengaruh pengetahuan terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. 3. Ada pengaruh pendidikan terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. 4. Ada pengaruh jumlah anak terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. Keikutsertaan KB- IUD - Umur - Pengetahuan - Pendidikan - Jumlah anak - Sikap ibu - Efek Samping - Partisipasi Suami - Pelayanan KB Universitas Sumatera Utara 5. Ada pengaruh sikap ibu terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. 6. Ada pengaruh efek samping terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. 7. Ada pengaruh partisipasi suami terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. 8. Ada pengaruh pelayanan KB terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB-IUD. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. 3.2.Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2010.

3.3. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah seluruh wanita PUS yang ber KB di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2010 yaitu 1411 wanita PUS. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian jumlah wanita PUS yang menggunakan KB di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan selama tahun 2010. sebagai berikut Lemeshow, dkk, 1997: n = 2 2 1 2 1 1 1 Po Pa P P Z P P Z a a −       − + − − − β α dimana : = Nilai deviasi standar pada tingkat kemaknaan α 5 sebesar 1,960 = Nilai deviasi standar dengan β 20 sebesar 0,842 Power = Kekuatan uji 1- β sebesar 80 Po = Proporsi yang menggunakan KB IUD di Tanjung Rejo 3 = 0,03 Pa = Proporsi yang diharapkan 8 0,08-0,03 = 0,05 Sehingga : n = [ ] 127 6884534 , 126 03 , 08 , 08 , 1 08 , 842 , 03 , 1 03 , 960 , 1 2 2 ≈ = − − + − × Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur menjadi Akseptor KB di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 62 58

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kb Iud Pada Pasangan Usia Subur Di Desa Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 - UDiNus Repository

0 0 2

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode010

0 0 3

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 16

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 9

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 1 23

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017 Chapter III VI

0 1 26

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

1 8 4

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 26