2.1.3. Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola
kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek Notoatmodjo, 2003.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu Nursalam,
2008. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup Notoatmodjo, 2003. Menurut Koentjaraningrat 1997, dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan Nursalam, 2008.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan berarti sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Dengan
adanya pekerjaan, seseorang akan memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk
memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang. Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas
manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat
sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET
2.2.1. Pengertian Umum SUTET
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang penghantar di udara yang
bertegangan di atas 245 kV. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit ke
pusat beban, atau dari pusat beban ke pusat beban yang lebih jauh Departemen Pertambangan dan Energi, 1992.
Gambar 2.1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
PLN 2003, dimodifikasi Sulistyowati R., 2005
2.2.2. Penggunaan Tata Ruang
Seiring dengan pesatnya perkembangan di segala bidang, demikian juga pertumbuhan penduduk yang cukup besar maka lahan yang tersedia pun semakin
sempit sehingga jalur yang dilalui SUTET kemungkinan tidak dapat dihindari dan
Universitas Sumatera Utara
terpaksa melewati daerah pemukiman tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan ruangan kosong clearance space yang menjadi batas aman antara konduktor
dengan objek-objek di bawah atau di sekitar saluran transmisi tersebut. Disekitar SUTET terdapat ruang bebas dan ruang aman. Definisi ruang bebas dan ruang
aman SUTET menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P47MPE1992 adalah sebagai berikut:
Ruang bebas clearance space adalah ruangan kosong di sekeliling
penghantarkonduktor kawat listrik SUTET yang harus bebas dari objek-objek ataupun segala bentuk aktivitas kegiatan, harus dibebaskan dari orang, mahluk
hidup lain dan benda apapun demi keselamatan orang, mahluk hidup serta benda lain tersebut dan juga demi keamanan SUTET itu sendiri.
Ruang Aman Right of Way adalah ruang yang berada di luar ruang bebas yang
tanahnya masih dapat dimanfaatkan Departemen Pertambangan dan Energi, 1992.
Tabel 2.1.Jarak Bebas Minimum Batas Daerah Aman antara konduktor SUTET terhadap tanah dan benda lain
No Lokasi
275 kV m
500 kV m
1. 2.
a. b.
c. d.
e. f.
g.
h. Lapangan atau daerah terbuka
Daerah dengan keadaan tertentu Bangunan tidak tahan api
Bangunan tahan api Jalan raya
Perkebunan Lapangan olahraga
Rel kereta api Jaringan transmisi lainnya, penghantar udara
tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio dan televisi
Jembatan besi 10
14 8,5
15 8,5
14 15
8,5
8,5 11
15 8,5
15 8,5
15 15
8,5
8,5 Departemen Pertambangan dan Energi, 1992
Universitas Sumatera Utara
2.3. Medan Elektromagnetik
2.3.1. Pengertian Medan Elektromagnetik
Medan elektromagnetik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh adanya sumber arus dan tegangan. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet. Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan
gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga medan listrik mempunyai arah
sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya, positif atau negatif. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh arus listrik akan dilingkupi medan
elektromagnetik. Partikel atau benda yang bermuatan listrik, di sekitarnya akan timbul medan listrik. Pada medan listrik, garis medannya mempunyai bagian awal
dan akhir, yaitu berawal dari kawat penghantar yang bertegangan sebagai sumbernya dan berakhir pada struktur konduktif, misalnya tanah atau permukaan
benda-benda yang berada di atas tanah dan merupakan titik akhir garis medan listrik tersebut Anies, 2006.
Medan magnet adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada benda-benda magnet atau partikel bermuatan listrik. Medan magnet
terbesar berada di dekat kawat penghantar dan akan semakin kecil jika jarak semakin jauh. Dengan kata lain, kuat medan magnet makin melemah jika jarak
dari sumber semakin jauh. Medan magnet akan menembus dan tidak dapat dihalangi oleh benda-benda yang tidak permeabel seperti tubuh manusia,
bangunan, tanah dan pepohonan ICNIRP, 1998.
2.3.2. Radiasi Medan Eletromagnetik
Radiasi adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium, misalnya perambatan panas,
perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indera
manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang
Universitas Sumatera Utara
hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet dibangkitkan oleh alam dan sudah ada sejak bumi serta alam semesta ini diciptakan. Medan listrik dan medan
magnet yang dibangkitkan peralatan buatan manusia muncul sejak ditemukan energi listrik Anies, 2006.
Secara teoritis elektron yang membawa arus listrik pada jaringan tinggi akan bergerak lebih cepat bila perbedaan tegangannya semakin tinggi. Elektron
yang membawa arus listrik pada jaringan interkoneksi dan jaringan transmisi akan menyebabkan timbulnya medan magnet maupun medan listrik. Elektron bebas
yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan tegangan tinggi, akan dipengaruhi oleh adanya medan magnet dan medan listrik, sehingga gerakannya akan semakin
cepat dan dapat menyebabkan timbulnya ionisasi di udara. Ionisasi dapat terjadi karena elektron sebagai partikel yang bermuatan negatif dalam gerakannya akan
bertumbukan dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa ion- ion baru Sulistyowati, 2005.
Proses ini akan berjalan terus selama ada arus pada jaringan tegangan tinggi dan akibatnya ion dan elektron akan semakin berlipat ganda. Udara yang
lembab karena adanya pepohonan di bawah jaringan tegangan tinggi akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang disebut avalanche.
Akibatnya, akan menimbulkan korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut bau ozon.
Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang
elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi ICNIRP, 1998.
2.4. Pengaruh Elektromagnetik SUTET terhadap Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Pasal 2 menyatakan bahwa ”Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja,
tetapi juga diukur dari dari produktivitasnya. Menurut teori Blum, derajat
Universitas Sumatera Utara
kesehatan masyarakat merupakan resultan dari empat faktor, yaitu 1 lingkungan, 2 perilaku kesehatan, 3 pelayanan kesehatan, dan 4 faktor keturunan. Dari
keempat faktor tersebut, lingkungan merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kondisi kesehatan berkaitan erat dengan
lingkungan yang meliputi lingkup yang sangat luas, yaitu berbagai pajanan yang berasal dari aspek lingkungan fisik, kimia, maupu n biologi Sulistyowati, 2005.
Secara umum, potensi gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik pada manusia, berupa: 1 efek jangka panjang dan 2 efek hipersensitivitas,
dengan berbagai manifestasinya. Potensi terjadinya proses degeneratif dan keganasan tergantung batas pajanan medan listrik dan medan magnet dalam
satuan waktu, sedangkan efek hipersensitivitas tidak harus tergantung pada batas pajanan. Medan elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan apabila
seseorang terpajan melampaui nilai ambang batas NAB. Batas pajanan medan listrik dan medan magnet yang direkomendasikan oleh WHO World Health
Organization dan IRPA International Radiation Protection Association adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet
Keterangan Medan Listik kVm
Medan Magnet mT
Lingkungan Kerja 1.
Sepanjang hari kerja 10
0,5 2.
Waktu Singkat 30 sd 2 jamhari
5,0 sd 2 jamhari Lingkungan Umum
1. Sampai 24 jamhari
5 0,1 ruang terbuka
2. Beberapa jamhari
10 1
WHO ,1987; IRPA, 1990
Pengaruh radiasi medan listrik dan medan magnet gelombang elektromagnetik pada manusia berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan
pada struktur maupun fungsi sel. Jika terjadi perubahan fungsi dan struktur sel maka kemungkinan akan menimbulkan perubahan pada jaringan dan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
akan mengganggu fungsi organ sehingga bisa mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan setelah berlangsung dalam jangka waktu lama. Sel-sel yang menyusun
jaringan dan membentuk organ tubuh mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan. Tingkat kepekaan organ tubuh tergantung pada
sifat sel penyusunnya, sedangkan tingkat kepekaan sel tergantung pada kecepatan pembelahan sel reproduksi sel. Semakin cepat selnya membelah maka
sensivitasnya semakin tinggi atau semakin peka terhadap lingkungannya. Diperkirakan bahwa radiasi elektromagnetik berpotensi menimbulkan ionisasi
pada molekul DNA. Apabila mekanisme perbaikan sendiri dari sel tersebut tidak seluruhnya bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan ionisasi maka perubahan oleh
karena kerusakan ionisasi akan menetap. Selanjutnya, akan diturunkan kepada sel- sel hasil belahannya. Perubahan sel anak inti dapat mengakibatkan perubahan
struktur dan fungsional secara keseluruhan Amsyari, 1989; Wardhana, 1996. Beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh perubahan dalam tubuh
antara lain: 1
Sistem darah, berupa leukemia. 2
Sistem reproduksi, berupa infertilitas. 3
Sistem saraf, berupa degeneratif saraf tepi. 4
Sistem kardiovaskular, berupa perubahan ritme jantung. 5
Sistem endokrin, berupa perubahan metabolisme hormon melatonin. 6
Psikologis, berupa gangguan irama sirkadian. 7
Hipersensitivitas Potensi gangguan terhadap sistem darah, kardiovaskular, reproduksi dan
saraf, memerlukan waktu yang panjang dan tidak dapat dirasakan atau diamati dalam waktu pendek, sedangkan potensi gangguan pada sistem hormonal,
psikologis dan hipersensitivitas, umumnya dapat terjadi dalam waktu pendek. Manifestasi gangguan dalam jangka waktu pendek, biasanya berupa berbagai
keluhan. Keluhan yang paling banyak dikemukakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar SUTET adalah sakit kepala, pening dan keletihan
menahun Anies, 2006; Ahmadi Handoko, 2009 .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian terhadap melatonin disebutkan bahwa pajanan medan elektromagnetik dapat menekan pengeluaran hormon melatonin. Melatonin
adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Diduga kuat melatonin
merupakan pencegah ”tumorogenesis” pada payudara atau pencegah pembentukan kanker payudara Anon, 2003; Anies, 2005.
Pada Juni 1998, NIEHS National Institute of Environmental Health Science mengambil keputusan dengan mengacu pada kriteria yang dipakai oleh
lembaga internasional yang bergerak di bidang penelitian kanker International Agency for Research on Cancer, IARC. National Institute of Environmental
Health Science memutuskan bahwa medan elektromagnetik dapat
dipertimbangkan sebagai possible human carcinogen. Namun penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah pajanan medan elektromagnetik
berpengaruh terhadap munculnya kanker ataukah hanya sebagai ko-promotor saja. Menurut Hawkins, cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat
menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan termasuk sakit kepala, pening dan keletihan. Petrie et al mengidentifikasi
turunnya kadar melatonin dapat menimbulkan gejala jet lag, seperti seseorang yang telah melakukan penerbangan lama, antara lain berupa rasa letih dan sakit
kepala, mual dan mudah tersinggung. Hormon melatonin di dalam tubuh mengatur irama sirkadian, sehingga orang dapat tidur pada malam hari dan
bangun pada pagi hari. Produksi hormon melatonin dirangsang oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik.
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap, sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun, produksi
hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya, bising serta medan elektromagnetik Graham et al, 1997.
Potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan medan elektromagnetik adalah timbulnya reaksi hipersensitivitas yang disebut dengan
electrical sensitivity. Electrical sensitivity atau dikenal pula dengan istilah
Universitas Sumatera Utara
electrical hypersensitivity, merupakan problem kesehatan masyarakat yang semakin berkembang sebagai akibat pengaruh radiasi medan elektromagnetik
Riedlinger, 2005. Gejala hipersensitivitas timbul bila produksi hormon melatonin berkurang. Hipersensivitas merupakan gangguan fisiologis yang
ditandai dengan sekumpulan gejala neurologis dan kepekaan sensitivitas terhadap medan elektromagnetik. Banyak orang yang memiliki sensitivitas
terhadap tingkat frekuensi tertentu dari medan elektromagnetik. Gejala electrical sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala headache, pening
dizziness, keletihan yang konstan atau menahun chronic fatigue syndrome, dan gangguan tidur berupa sukar tidur insomnia. Di samping itu, beberapa
gejala lain adalah jantung berdebar-debar tachycardia, mual nausea tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa terbakar facial flushing, rasa sakit pada otot-
otot pain in muscles, telinga berdenging tinnitus, kejang otot muscle spasms, kebingungan confusion, gangguan kejiwaan berupa depresi depression serta
gangguan konsentrasi difficulty in concentrating Grant, 1995; Anies, 2005. Selain pengaruh terhadap kesehatan, keberadaan SUTET disekitar
pemukiman sering menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang bertempat tinggal di bawah atau di sekitarnya. Beberapa gejala yang dikemukakan
berkaitan dengan adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi tersebut. Fenomena yang terjadi oleh karena pengaruh
radiasi elektromagnetik antara lain sebagai berikut: 1.
Menimbulkan busur cahaya yang jelas terlihat pada malam hari. 2.
Suara mendesis yang juga jelas terdengar pada malam hari. 3.
Bulurambut berdiri, pada bagian badan yang terpajan, akibat gaya tarik medan listrik yang kecil.
4. Lampu neon dan tes-pen dapat menyala redup.
5. Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah
menghantarkan listrik, misalnya atap seng, pagar besi, kawat jemuran, badan mobil dan sebagainya Anies, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Manajeman Berbasis Lingkungan