Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap Kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti,Kabupaten Toba Samosir

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGARUH SALURAN UDARA

TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) TERHADAP KESEHATAN DI DESA HALADO, KECAMATAN PINTU POHAN MERANTI,

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Oleh:

MARISI ESTER NOVA SIHITE 070100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap Kesehatan

di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

MARISI ESTER NOVA SIHITE 070100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh Saluran Udara

Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap Kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti,

Kabupaten Toba Samosir Nama : Marisi Ester Nova Sihite NIM : 070100006

Pembimbing Penguji I

(dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK) (dr.Deske Muhadi Rangkuti, Sp.PD) NIP. 19460406 196902 1 001 NIP. 19711227 200501 1 002

Penguji II

(dr.Lambok Siahaan, MKT) NIP. 19711005 200112 1 001 Medan, 11 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sebagai medan elektromagnetik berpotensi menimbulkan berbagai gangguan terhadap kesehatan. Namun, pada kenyataanya kita dapat menemukan banyak masyarakat yang bermukim di sekitar SUTET. Sama halnya dengan masyarakat Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti yang sebagian penduduknya tinggal di sekitar SUTET. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat mau bermukim disekitar SUTET, termasuk ekonomi dan tingkat pengetahuan tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan mereka. Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan dan untuk mengetahui gambaran karakteristik masyarakat Desa Halado yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan data yang dilakukan pada suatu saat dan pengukuran pada subjek penelitian hanya sekali saja. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar atau di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 51%. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat Desa Halado tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan.


(5)

ABSTRACT

Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) or Air Channel Extra High Voltage as the electromagnetic field has the potential to cause various health problems. However, in realityt we can found many society living around SUTET . Similarly, society of Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti that some residents living near SUTET. Many factors cause people want to live around SUTET, including economy and the level of knowledge about the effect of SUTET for health. Base on the fact, the writer interested to make research the level of public knowledge about the effect of SUTET for health in Desa Halado, Kecamtan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

This study aims to describe the level of public knowledge about the influence SUTET for health in Desa Halado and to know the description of the characteristics of society Desa Halado including age, education and employment. This study is descriptive by using cross sectional design. Retrieving data with cross sectional approach is that data collection be done at one time and measurement research on the subject only once. The population of this research is that people living near or under the Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) in Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, with a total sample of 100 people.

The results of this study indicate the level of public knowledge about the influence of the Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) for health are in a category moderate, that is equal to 51%. From the results of this research is expected to remain Halado Village community seeking to broaden their knowledge of SUTET influence on health.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan Ramat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidkan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap Kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir”. Proses pembuatan penelitian ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi penulis karena seiring dengan berjalannya penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna. Saya menyadari bahwa terwujudnya penelitian ini, tidaklah lepas dari bantuan yang telah didapatkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Universitas Sumatera Utara, tempat penulis menuntut ilmu dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dalam berbagai aspek, khususnya aspek pendidikan.

2. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K) selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

3. Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran, arahan dan masukan yang membangun selama proses penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. dr.Deske Muhadi Rangkuti, Sp.PD, dr.Iqbal Nasution, SpB(A) dan dr.Lambok Siahaan, MKT, selaku dosen penguji yang telah memberikan ide dan saran yang membangun sehingga karya tulis ilmiah ini dapat lebih baik.


(7)

6. Seluruh staf pengajar dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, atas segala jasa dan kerjasamanya.

7. Ayahanda tercinta, Karles Sihite dan Ibunda tercinta, Rokkom Silaban yang senatiasa memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat yang luar biasa kepada penulis.

8. Seluruh staf pemerintahan Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir atas kerjasamanya selama penelitian.

9. Keluarga Bpk.Binsar Purba, keluaga Bpk.Nando Purba, ST dan keluarga Bpk.Carles Sinambela atas jasa dan pengorbanannya kepada penulis selama pengumpulan data ditempat penelitian.

10.Seluruh masyarakat Desa Halado atas bantuan dan partisipasinya dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

11.Hendra P. Sinaga sebagai sahabat doa atas kasih, pengorbanan, dukungan dan masukan kepada penulis selama penelitian.

12.Teman-teman sekelompok dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah (Anggita, Herwindo dan Suaibatul) yang telah membantu penulis dalam mengerjakan penelitian ini.

13.Teman-teman seperjuangan, dan seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 atas doa, dukungan dan bantuannya.

14.Semua keluarga dan sahabat yang telah memberikan nasehat, dorongan bahkan hiburan kepada penulis selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis penelitian ini masih jauh dari sempurna Untuk itu, dengan hormat penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semmua.

Medan, 23 November 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Singkatan ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1.Pengetahuan ... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3. Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.2.Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ... 8

2.2.1. Pengertian Umum SUTET ... 8

2.2.2. Penggunaan Tata Ruang Penggunaan Tata Ruang ... 9

2.3.Medan Elektromagnetik ... 10

2.3.1. Pengertian Medan Eletromagnetik ... 10

2.3.2. Radiasi Medan Eletromagnetik ... 10

2.4.Pengaruh Elektromagnetik SUTET terhadap Kesehatan ... 11


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 18

3.2. Defenisi Operasional ... 18

3.3. Batasan Operasional ... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.2.1. Waktu Penelitian ... 21

4.2.2. Tempat Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.3.1. Populasi ... 21

4.3.2. Sampel... 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

4.4.1. Data Primer ... 23

4.4.2. Data Sekunder ... 23

4.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 23

4.5. Metode Analisis Data ... 23

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 25

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 26

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 27

5.2. Pembahasan... 31

5.2.1. Karakteristik Responden ... 31

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Responden ... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Jarak Bebas Minimum ( Batas Daerah Aman)

antara konduktor SUTET terhadap tanah dan benda lain... 9 2.2. Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet... 11 4.1. Tabel Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan………... 23 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur 26 di Desa Halado Tahun 2010………. 26 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Desa Halado Tahun 2010………. 26 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

di Desa Halado Tahun 2010………. 27 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Halado... 27 5.5. Distribusi Jawaban Responden di Desa Halado Tahun 2010…….. 28 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Kelompok Umur... 29 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 29 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR SINGKATAN

IARC : International Agency for Research on Cancer

ICNIRP : International Commission on Non-Ionizing Radiation

Protection

INALUM : Indonesia Asahan Aluminium

IRPA : International Radiation Protection Association kV : kilo Volt

mT : mili Tesla

NIEHS : National Institute of Environmental Health Science SPSS : Statistical Product and Service Solutions

PLN : Perusahaan Listrik Negara PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air PT : Perseroan Terbatas

SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi

SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi WHO : World Health Organization


(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan kepada Subjek Penelitian Lampiran 3 Lembar Persetujuaan (Informed Consent) Lampiran 4 Lembar Kuesioner

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Ethical Clearance

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 8 Master Data Karakteristik dan Pengetahuan Responden Penelitian

Lampiran 9 Tabel Frekuensi


(14)

ABSTRAK

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sebagai medan elektromagnetik berpotensi menimbulkan berbagai gangguan terhadap kesehatan. Namun, pada kenyataanya kita dapat menemukan banyak masyarakat yang bermukim di sekitar SUTET. Sama halnya dengan masyarakat Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti yang sebagian penduduknya tinggal di sekitar SUTET. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat mau bermukim disekitar SUTET, termasuk ekonomi dan tingkat pengetahuan tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan mereka. Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan dan untuk mengetahui gambaran karakteristik masyarakat Desa Halado yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan data yang dilakukan pada suatu saat dan pengukuran pada subjek penelitian hanya sekali saja. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar atau di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 51%. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat Desa Halado tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan.


(15)

ABSTRACT

Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) or Air Channel Extra High Voltage as the electromagnetic field has the potential to cause various health problems. However, in realityt we can found many society living around SUTET . Similarly, society of Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti that some residents living near SUTET. Many factors cause people want to live around SUTET, including economy and the level of knowledge about the effect of SUTET for health. Base on the fact, the writer interested to make research the level of public knowledge about the effect of SUTET for health in Desa Halado, Kecamtan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

This study aims to describe the level of public knowledge about the influence SUTET for health in Desa Halado and to know the description of the characteristics of society Desa Halado including age, education and employment. This study is descriptive by using cross sectional design. Retrieving data with cross sectional approach is that data collection be done at one time and measurement research on the subject only once. The population of this research is that people living near or under the Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) in Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, with a total sample of 100 people.

The results of this study indicate the level of public knowledge about the influence of the Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) for health are in a category moderate, that is equal to 51%. From the results of this research is expected to remain Halado Village community seeking to broaden their knowledge of SUTET influence on health.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan di semua sektor dan kebutuhan manusia yang semakin berkembang dan semakin kompleks menyebabkan kebutuhan energi listrik juga meningkat. Permintaan listrik masyarakat naik sekitar 9% per tahun. Laju pertumbuhan konsumsi tenaga listrik di Indonesia yaitu sekitar 7,9% per tahun dan jauh di atas rata-rata pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dunia yang berkisar 3,6% per tahun (PLN, 2003).

Untuk memenuhi kebutuhan listrik di berbagai tempat, pemerintah melalui PT.PLN (persero) mengembangkan sistem jaringan terpadu berupa sistem interkoneksi kelistrikan dari pusat-pusat pembangkit. Penyaluran tenaga listrik ke tempat lain yang jaraknya jauh dilakukan melalui saluaran transmisi tegangan tinggi, yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Walaupun teknologi pembangunan pembangkit beserta sistem transmisinya telah diupayakan dengan teknologi yang canggih, dan aman, namun tetap ada kendala yang dihadapi. Salah satu kendala tersebut adalah semakin sulitnya menempatkan saluran transmisi bertegangan tinggi jauh dari pemukiman. Pembangunan jaringan transmisi SUTET semula diupayakan melewati kawasan di luar area pemukiman penduduk. Namun, pertumbuhan penduduk yang relatif besar meningkatkan pertumbuhan pemukiman, sehingga menyebabkan pembangunan jalur transmisi tenaga listrik terpaksa harus melewati kawasan pemukiman atau area di sekitar pemukiman penduduk (Sulistyowati, 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di Amerika Serikat menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko kematian akibat kanker sel darah putih (leukemia) pada anak dengan jarak antara tempat tinggal mereka terhadap jaringan transmisi listrik bertegangan tinggi. Studi kasus-kontrol yang dilakukan tersebut menunjukkan, bahwa besar risiko


(17)

leukemia pada anak-anak yang terpajan medan elektromagnetik transmisi listrik tegangan tinggi adalah 2,15 kali lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpajan (Anies, 2006).

Banyak studi yang mengaitkan jaringan transmisi tegangan tinggi dengan leukemia pada anak, dengan hasil yang sangat bervariasi. Publikasi terakhir, studi epidemiologi case-control oleh Tim Peneliti di Childhood Cancer Research

Group, University of Oxford, yang dimuat oleh British Medical Journal, Juni

2005, menyatakan bahwa anak yang lahir dari keluarga yang bertempat tinggal 200 meter di bawah jaringan transmisi tegangan tinggi mempunyai 70 persen peningkatan risiko penyakit leukemia (Anies, 2006).

Hasil penelitian Reiter (1997) melaporkan, bahwa pemajanan medan elektromagnetik dapat mempengaruhi metabolisme hormon melatonin. Rendahnya produksi hormon melatonin dapat menimbulkan risiko kanker payudara. Kenaikan kadar hormon melatonin juga dapat menaikkan kadar prolaktin, menyebabkan pembesaran payudara dan menurunkan kemampuan seksual (Anon, 2003). Di samping itu, hormon melatonin mengatur irama sirkadian atau irama bangun dan tidur, sehingga rendahnya kadar melatonin dapat mengakibatkan sukar tidur (insomnia) (Graham et al, 1997).

Pada penelitian terhadap 250 orang pekerja di gardu induk 500 kV di Uni Sovyet yang telah terpajan dalam jangka waktu 10 tahun ditemukan adanya gangguan saraf pusat berupa kelainan EEG disertai keluhan sakit kepala, gangguan tidur dan kesulitan konsentrasi (Korobkova, 2003).

Penelitian epidemiologi tentang pengaruh pajanan medan elektromagnetik SUTET terhadap kesehatan penduduk di bawahnya telah dilakukan oleh Anies pada tahun 2004, di tiga kabupaten di Jawa Tengah. Hasil penelitian dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan, besar risiko terjadinya electrical sensitivity atau hipersentivitas pada penduduk yang bertempat tinggal di bawah SUTET 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah SUTET (Anies, 2006).


(18)

Secara umum pembangunan SUTET yang melewati pemukiman penduduk akan menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan, khususnya penduduk yang tinggal di sekitarnya. Namun, saat ini masih ada penduduk yang mau bertempat tinggal di sekitar SUTET. Mungkin banyak faktor yang menyebabkan masyarakat bertempat tinggal di sekitar SUTET termasuk faktor pengetahuan, ekonomi, dll. Sama halnya dengan masyarakat Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir yang sebagian besar penduduknya tinggal di sekitar SUTET. Desa Halado merupakan salah satu wilayah SUTET di Sumatera Utara. SUTET yang didirikan di sekitar Desa Halado memiliki tegangan 275 kV, yang merupakan tegangan tertinggi di Sumatera Utara. Sedangkan tegangan tinggi yang berada disekitar Medan dan di kota lain di Sumatera Utara pada umumnya bertegangan 150 kV dan masih digolongkan sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi atau SUTT (Purba, 2010).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalahan yang muncul sehubungan dengan penelitian ini adalah:

Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.


(19)

1.3.2.Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Memperoleh gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan.

b. Mengetahui gambaran karakteristik masyarakat Desa Halado yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti dan memperdalam pemahaman mengenai biolistrik, khususnya yang berhubungan dengan masalah kesehatan oleh pengaruh jaringan transmisi SUTET.

b. Bagi masyarakat Desa Halado, yang tinggal di sekitar jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai masukan dan bahan edukasi untuk memperluas pengetahuan masyarakat Desa Halado, yang dipergunakan dalam upaya mengurangi dampak negatif yang timbul dari pembangunan jaringan transmisi SUTET dan melakukan sendiri upaya pencegahan secara praktis. c. Bagi Pemerintah Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten

Toba Samosir hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan edukasi dan bahan masukan dalam penyusunan tata ruang yang berkaitan dengan pemukiman tanpa mengganggu kesejahteraan lingkungan, khususnya kesehatan warga.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoadmojo, 2003).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan pada tingkat ini dapat berupa mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan obyek yang dipelajari.


(21)

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dan dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2007).


(22)

2.1.3. Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek (Notoatmodjo, 2003).

b. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Nursalam, 2008). Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Koentjaraningrat (1997), dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2008).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan berarti sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Dengan adanya pekerjaan, seseorang akan memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang. Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2003).


(23)

2.2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 2.2.1. Pengertian Umum SUTET

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara yang bertegangan di atas 245 kV. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit ke pusat beban, atau dari pusat beban ke pusat beban yang lebih jauh (Departemen Pertambangan dan Energi, 1992).

Gambar 2.1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik (PLN 2003, dimodifikasi Sulistyowati R., 2005)

2.2.2. Penggunaan Tata Ruang

Seiring dengan pesatnya perkembangan di segala bidang, demikian juga pertumbuhan penduduk yang cukup besar maka lahan yang tersedia pun semakin sempit sehingga jalur yang dilalui SUTET kemungkinan tidak dapat dihindari dan


(24)

terpaksa melewati daerah pemukiman tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan ruangan kosong (clearance space) yang menjadi batas aman antara konduktor dengan objek-objek di bawah atau di sekitar saluran transmisi tersebut. Disekitar SUTET terdapat ruang bebas dan ruang aman. Definisi ruang bebas dan ruang aman SUTET menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992 adalah sebagai berikut:

Ruang bebas (clearance space) adalah ruangan kosong di sekeliling penghantar/konduktor (kawat listrik) SUTET yang harus bebas dari objek-objek ataupun segala bentuk aktivitas kegiatan, harus dibebaskan dari orang, mahluk hidup lain dan benda apapun demi keselamatan orang, mahluk hidup serta benda lain tersebut dan juga demi keamanan SUTET itu sendiri.

Ruang Aman (Right of Way) adalah ruang yang berada di luar ruang bebas yang tanahnya masih dapat dimanfaatkan (Departemen Pertambangan dan Energi, 1992).

Tabel 2.1.Jarak Bebas Minimum ( Batas Daerah Aman) antara konduktor SUTET terhadap tanah dan benda lain

No Lokasi 275 kV

(m) 500 kV (m) 1. 2. a. b. c. d. e. f. g. h.

Lapangan atau daerah terbuka Daerah dengan keadaan tertentu Bangunan tidak tahan api Bangunan tahan api Jalan raya

Perkebunan

Lapangan olahraga Rel kereta api

Jaringan transmisi lainnya, penghantar udara tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio dan televisi

Jembatan besi 10 14 8,5 15 8,5 14 15 8,5 8,5 11 15 8,5 15 8,5 15 15 8,5 8,5


(25)

2.3. Medan Elektromagnetik

2.3.1. Pengertian Medan Elektromagnetik

Medan elektromagnetik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh adanya sumber arus dan tegangan. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet.

Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga medan listrik mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya, positif atau negatif. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh arus listrik akan dilingkupi medan elektromagnetik. Partikel atau benda yang bermuatan listrik, di sekitarnya akan timbul medan listrik. Pada medan listrik, garis medannya mempunyai bagian awal dan akhir, yaitu berawal dari kawat penghantar yang bertegangan sebagai sumbernya dan berakhir pada struktur konduktif, misalnya tanah atau permukaan benda-benda yang berada di atas tanah dan merupakan titik akhir garis medan listrik tersebut (Anies, 2006).

Medan magnet adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada benda-benda magnet atau partikel bermuatan listrik. Medan magnet terbesar berada di dekat kawat penghantar dan akan semakin kecil jika jarak semakin jauh. Dengan kata lain, kuat medan magnet makin melemah jika jarak dari sumber semakin jauh. Medan magnet akan menembus dan tidak dapat dihalangi oleh benda-benda yang tidak permeabel seperti tubuh manusia, bangunan, tanah dan pepohonan (ICNIRP, 1998).

2.3.2. Radiasi Medan Eletromagnetik

Radiasi adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium, misalnya perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indera manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang


(26)

hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet dibangkitkan oleh alam dan sudah ada sejak bumi serta alam semesta ini diciptakan. Medan listrik dan medan magnet yang dibangkitkan peralatan buatan manusia muncul sejak ditemukan energi listrik (Anies, 2006).

Secara teoritis elektron yang membawa arus listrik pada jaringan tinggi akan bergerak lebih cepat bila perbedaan tegangannya semakin tinggi. Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan interkoneksi dan jaringan transmisi akan menyebabkan timbulnya medan magnet maupun medan listrik. Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan tegangan tinggi, akan dipengaruhi oleh adanya medan magnet dan medan listrik, sehingga gerakannya akan semakin cepat dan dapat menyebabkan timbulnya ionisasi di udara. Ionisasi dapat terjadi karena elektron sebagai partikel yang bermuatan negatif dalam gerakannya akan bertumbukan dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa ion-ion baru (Sulistyowati, 2005).

Proses ini akan berjalan terus selama ada arus pada jaringan tegangan tinggi dan akibatnya ion dan elektron akan semakin berlipat ganda. Udara yang lembab karena adanya pepohonan di bawah jaringan tegangan tinggi akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang disebut avalanche. Akibatnya, akan menimbulkan korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut bau ozon.

Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi (ICNIRP, 1998).

2.4. Pengaruh Elektromagnetik SUTET terhadap Kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Pasal 2 menyatakan bahwa ”Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tetapi juga diukur dari dari produktivitasnya. Menurut teori Blum, derajat


(27)

kesehatan masyarakat merupakan resultan dari empat faktor, yaitu (1) lingkungan, (2) perilaku kesehatan, (3) pelayanan kesehatan, dan (4) faktor keturunan. Dari keempat faktor tersebut, lingkungan merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kondisi kesehatan berkaitan erat dengan lingkungan yang meliputi lingkup yang sangat luas, yaitu berbagai pajanan yang berasal dari aspek lingkungan fisik, kimia, maupu n biologi (Sulistyowati, 2005).

Secara umum, potensi gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik pada manusia, berupa: (1) efek jangka panjang dan (2) efek hipersensitivitas, dengan berbagai manifestasinya. Potensi terjadinya proses degeneratif dan keganasan tergantung batas pajanan medan listrik dan medan magnet dalam satuan waktu, sedangkan efek hipersensitivitas tidak harus tergantung pada batas pajanan. Medan elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan apabila seseorang terpajan melampaui nilai ambang batas (NAB). Batas pajanan medan listrik dan medan magnet yang direkomendasikan oleh WHO (World Health

Organization ) dan IRPA (International Radiation Protection Association) adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2. Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet

Keterangan Medan Listik (kV/m) Medan Magnet (mT) Lingkungan Kerja

1. Sepanjang hari kerja 10 < 0,5

2. Waktu Singkat 30 (s/d 2 jam/hari) 5,0 (s/d 2 jam/hari) Lingkungan Umum

1. Sampai 24 jam/hari 5 0,1 (ruang terbuka)

2. Beberapa jam/hari 10 1

(WHO ,1987; IRPA, 1990)

Pengaruh radiasi medan listrik dan medan magnet gelombang elektromagnetik pada manusia berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan pada struktur maupun fungsi sel. Jika terjadi perubahan fungsi dan struktur sel


(28)

akan mengganggu fungsi organ sehingga bisa mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan setelah berlangsung dalam jangka waktu lama. Sel-sel yang menyusun jaringan dan membentuk organ tubuh mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan. Tingkat kepekaan organ tubuh tergantung pada sifat sel penyusunnya, sedangkan tingkat kepekaan sel tergantung pada kecepatan pembelahan sel (reproduksi sel). Semakin cepat selnya membelah maka sensivitasnya semakin tinggi atau semakin peka terhadap lingkungannya. Diperkirakan bahwa radiasi elektromagnetik berpotensi menimbulkan ionisasi pada molekul DNA. Apabila mekanisme perbaikan sendiri dari sel tersebut tidak seluruhnya bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan ionisasi maka perubahan oleh karena kerusakan ionisasi akan menetap. Selanjutnya, akan diturunkan kepada sel-sel hasil belahannya. Perubahan sel-sel anak inti dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsional secara keseluruhan (Amsyari, 1989; Wardhana, 1996). Beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh perubahan dalam tubuh antara lain:

1) Sistem darah, berupa leukemia. 2) Sistem reproduksi, berupa infertilitas. 3) Sistem saraf, berupa degeneratif saraf tepi.

4) Sistem kardiovaskular, berupa perubahan ritme jantung.

5) Sistem endokrin, berupa perubahan metabolisme hormon melatonin. 6) Psikologis, berupa gangguan irama sirkadian.

7) Hipersensitivitas

Potensi gangguan terhadap sistem darah, kardiovaskular, reproduksi dan saraf, memerlukan waktu yang panjang dan tidak dapat dirasakan atau diamati dalam waktu pendek, sedangkan potensi gangguan pada sistem hormonal, psikologis dan hipersensitivitas, umumnya dapat terjadi dalam waktu pendek. Manifestasi gangguan dalam jangka waktu pendek, biasanya berupa berbagai keluhan. Keluhan yang paling banyak dikemukakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar SUTET adalah sakit kepala, pening dan keletihan menahun (Anies, 2006; Ahmadi & Handoko, 2009 ).


(29)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap melatonin disebutkan bahwa pajanan medan elektromagnetik dapat menekan pengeluaran hormon melatonin. Melatonin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Diduga kuat melatonin merupakan pencegah ”tumorogenesis” pada payudara atau pencegah pembentukan kanker payudara (Anon, 2003; Anies, 2005).

Pada Juni 1998, NIEHS (National Institute of Environmental Health

Science) mengambil keputusan dengan mengacu pada kriteria yang dipakai oleh

lembaga internasional yang bergerak di bidang penelitian kanker (International

Agency for Research on Cancer, IARC). National Institute of Environmental

Health Science memutuskan bahwa medan elektromagnetik dapat

dipertimbangkan sebagai "possible human carcinogen". Namun penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah pajanan medan elektromagnetik berpengaruh terhadap munculnya kanker ataukah hanya sebagai ko-promotor saja.

Menurut Hawkins, cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan termasuk sakit kepala, pening dan keletihan. Petrie et al mengidentifikasi turunnya kadar melatonin dapat menimbulkan gejala jet lag, seperti seseorang yang telah melakukan penerbangan lama, antara lain berupa rasa letih dan sakit kepala, mual dan mudah tersinggung. Hormon melatonin di dalam tubuh mengatur irama sirkadian, sehingga orang dapat tidur pada malam hari dan bangun pada pagi hari. Produksi hormon melatonin dirangsang oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik. Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap, sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya, bising serta medan elektromagnetik (Graham et al, 1997).

Potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan medan elektromagnetik adalah timbulnya reaksi hipersensitivitas yang disebut dengan


(30)

electrical hypersensitivity, merupakan problem kesehatan masyarakat yang

semakin berkembang sebagai akibat pengaruh radiasi medan elektromagnetik (Riedlinger, 2005). Gejala hipersensitivitas timbul bila produksi hormon melatonin berkurang. Hipersensivitas merupakan gangguan fisiologis yang ditandai dengan sekumpulan gejala neurologis dan kepekaan (sensitivitas) terhadap medan elektromagnetik. Banyak orang yang memiliki sensitivitas terhadap tingkat frekuensi tertentu dari medan elektromagnetik. Gejala electrical

sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala (headache), pening

(dizziness), keletihan yang konstan atau menahun (chronic fatigue syndrome), dan gangguan tidur berupa sukar tidur (insomnia). Di samping itu, beberapa gejala lain adalah jantung berdebar-debar (tachycardia), mual (nausea) tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa terbakar (facial flushing), rasa sakit pada otot-otot (pain in muscles), telinga berdenging (tinnitus), kejang otot-otot (muscle spasms), kebingungan (confusion), gangguan kejiwaan berupa depresi (depression) serta gangguan konsentrasi (difficulty in concentrating) (Grant, 1995; Anies, 2005).

Selain pengaruh terhadap kesehatan, keberadaan SUTET disekitar pemukiman sering menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang bertempat tinggal di bawah atau di sekitarnya. Beberapa gejala yang dikemukakan berkaitan dengan adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi tersebut. Fenomena yang terjadi oleh karena pengaruh radiasi elektromagnetik antara lain sebagai berikut:

1. Menimbulkan busur cahaya yang jelas terlihat pada malam hari. 2. Suara mendesis yang juga jelas terdengar pada malam hari.

3. Bulu/rambut berdiri, pada bagian badan yang terpajan, akibat gaya tarik medan listrik yang kecil.

4. Lampu neon dan tes-pen dapat menyala redup.

5. Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantarkan listrik, misalnya atap seng, pagar besi, kawat jemuran, badan mobil dan sebagainya (Anies, 2006).


(31)

2.5. Manajeman Berbasis Lingkungan

Masalah kesehatan masyarakat akibat radiasi elektromagnetik pada hakikatnya merupakan masalah lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan paling tepat untuk mengatasi hal ini adalah manajemen berbasis lingkungan. Perhatian utama pada faktor penyebab, media transmisi, dengan memperhatikan faktor penduduk sebagai objek yang terjangkit atau terpajan, sebelum melakukan penanganan pada manusia yang menderita penyakit.

Dalam proses kejadian penyakit, termasuk penyakit yang berpotensi ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik SUTET, pada hakikatnya dapat diuraikan dalam empat simpul, yaitu:

a. Simpul A

Simpul A merupakan penanganan terhadap sumber penyakit, dalam hal ini adalah SUTET. Sumber penyakit merupakan titik yang secara konstan menimbulkan pajanan. Jadi, prinsip penanggulangan yang utama pada simpul A adalah menjauhkan penduduk dari pajanan medan elektromagnetik SUTET dan diusahakan SUTET tidak melewati pemukiman penduduk, yaitu dengan melewati lahan-lahan yang kosong dari pemukiman (Anies, 2006).

b. Simpul B

Simpul B merupakan penanganan terhadap komponen lingkungan berupa media transmisi. Dalam kaitannya dengan SUTET, berada di dalam rumah sebenarnya sudah sangat mengurangi pajanan, bahkan relatif meniadakan pajanan. Hal ini dipengaruh oleh konstruksi bangunan misalnya dinding dan atap rumah. Beberapa upaya yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang terkesan sederhana, sebenarnya dapat dilakukan untuk mengurangi pajanan radiasi bagi penduduk yang bertempat tinggal atau berada di bawah SUTET, yaitu:

1) Mengusahakan agar rumah menggunakan langit-langit (plafon).

2) Apabila atap rumah terbuat dari logam atau seng yang berfungsi sebagai penghantar listrik, sebaiknya dilakukan pentanahan (grounding).


(32)

3) Apabila atap rumah tidak berbahan logam, misalnya genting, asbes atau sirap, usahakan untuk tidak dipergunakan meletakkan bahan logam seperti antena televisi, talang seng dan sebagainya.

4) Semua benda logam, misalnya kawat jemuran, mobil, sepeda motor yang berada di bawah SUTET, sebaiknya dialirkan ke dalam tanah agar netral kembali.

5) Jangan membuat jemuran yang atasnya bebas sama sekali dari pepohonan. Buatlah jemuran dari kayu, bambu, tali plastik, dan bukan dari kawat maupun tiang besi.

6) Tanamlah sebanyak mungkin pohon di lahan kosong di sekitar rumah. 7) Sebaiknya tidak berada di luar rumah di bawah SUTET, terutama pada

malam hari. Pada saat ini arus yang mengaliri kawat penghantar SUTET lebih tinggi daripada siang hari (Anies, 2006).

c. Simpul C

Simpul C merupakan manajemen terhadap perilaku pemajanan. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit, dalam hal ini radiasi elektromagnetik. Namun, simpul ini belum menunjukkan gejala maupun tanda sesuatu penyakit, meskipun kemungkinan telah terdapat perubahan-perubahan pada sistem atau organ tubuhnya. Pengukuran ataupun deteksi dini pada simpul C dapat dilakukan dengan mengukur perubahan-perubahan pada sistem atau organ tubuh secara berkala (Anies, 2006).

d. Simpul D

Simpul D merupakan gangguan kesehatan atau penyakit, yang merupakan hasil akhir dari interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Penanganan pada simpul ini adalah pengobatan terhadap berbagai gangguan kesehatan yang terjadi, baik berupa keluhan dan gejala, maupun penyakit menahun (Anies, 2006).


(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Defenisi Operasional

a. Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun.

b. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

c. Pekerjaan merupakan sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau mata pencaharian.

d. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh responden yang tinggal di sekitar atau di bawah SUTET tentang SUTET dan pengaruh yang ditimbulkan oleh SUTET terhadap kesehatan.

e. Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal dalam suatu populasi. Pada penelitian ini bagian masyarakat yang diambil adalah orang dewasa dari populasi Desa Halado. Menurut UU No. 30 Tahun 2004, seseorang dianggap dewasa jika sudah berusia 18 tahun atau sudah (pernah) menikah.

Pengetahuan Masyarakat : Umur

Pendidikan Pekerjaan

Pengaruh SUTET terhadap Kesehatan


(34)

f. Pengaruh SUTET terhadap kesehatan adalah segala bentuk gangguan yang menyebabkan masalah kesehatan pada masyarakat yang ditimbulkan oleh adanya SUTET di lingkungan mereka.

3.3. Batasan Operasional a. Umur

Pengukuran umur masyarakat didasarkan pada umur responden pada saat penelitian. Umur orang dewasa dibagi dalam 4 kategori dengan memakai skala ordinal, yaitu:

1) < 20 tahun 2) 20 – 44 tahun 3) 45 – 64 tahun 4) > 64 tahun

b. Tingkat Pendidikan

Pengukuran tingkat pendidikan masyrakat didasarkan pada tingkat pendidikan responden pada saat penelitian. Pendidikan masyarakat dibagi dalam 5 kategori dengan memakai skala ordinal, yaitu:

1) Tidak Sekolah 2) SD

3) SMP 4) SMA

5) Perguruan Tinggi

c. Pekerjaan

Pengukuran pekerjaan masyarakat didasarkan pada jenis pekerjaan responden pada saat penelitian. Pekerjaan masyarakat dibagi dalam 5 kategori dengan memakai skala nominal, yaitu:

1) Tidak Bekerja 2) Petani


(35)

4) Pegawai Swasta 5) PNS

d. Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat pada penelitian ini dapat diukur dengan metode wawancara. Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, dan setiap pertanyaan memiliki 3 pilihan jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka ukuran tingkat pengetahuan masyarakat menurut Arikunto (1995) dengan memakai skala ordinal adalah:

1. Tingkat pengetahuan baik, bila skor responden >7,5 atau >75% dari total skor.

2. Tingkat pengetahuan sedang, bila skor responden 4-7,5 atau 40-75% dari total skor.

3. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor responden <4 atau <40% dari total skor.


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross

sectional. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan di Desa Halado. Pengambilan data dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan data yang dilakukan pada suatu saat (point time approach) dan pengukuran pada subjek penelitian hanya sekali saja (Notoatmodjo, 2005).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. Lokasi ini dipilih karena SUTET yang memiliki tegangan paling tinggi di Sumatera Utara terletak di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar atau di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.


(37)

4.3.2. Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan perhitungan dengan rumus dibawah ini (Sastrasmoro, 2010) :

Zα2PQ n =

d2 n : Besar Sampel

Zα : Tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti

(peneliti menetapkan α = 0,05 dan Zα penelitian ini sebesar 1,96) P : Proporsi kategori (0,5)

Q : 1-P = 1 – 0,5 = 0,5

d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki 10% atau 0,1 Berdasarkan rumus diatas, perhitungan sampel penelitian ini adalah:

1,962 . 0,5 . 0,5

n = = 97 0,12

Dari hasil perhitungan maka diperoleh jumlah sampel pada penelitian ini adalah 97 sampel dan dibulatkan menjadi 100 orang. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling, yaitu semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan inklusi dan eksklusi dijadikan sebagai sampel (Sastroasmoro, 2010). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Orang dewasa

( Berusia 18 tahun ke atas atau sudah/pernah menikah) 2. Bersedia menjadi responden.

3. Berdomisili di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: 1. Tidak dapat berkomunikasi secara verbal.


(38)

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada responden. Wawancara dilakukan oleh peneliti dan beberapa orang pewawancara lain yang telah diberikan pelatihan sebelumnya oleh peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya dengan aplikasi program Statistical Product and Service Solutions

(SPSS).

4.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari kantor kepala desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

4.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reabilitasnya dengan menggunakan program SPSS. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reabilitas ini adalah sebanyak 43 orang. Hasil dari uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,469 0,387 0,358 0,453 0,473 0,308 0,402 0,391 0,354 0,418 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,484 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel


(39)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

2. Tahap coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Tahap entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS.

4. Tahap cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak (Wahyuni, 2008).

Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh terhadap kesehatan di Desa Halado dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase. Selanjutnya, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisa secara deskriptif. Analisis statistik pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Halado, salah satu desa yang berada di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa Halado mempunyai luas wilayah sekitar 210 hektar dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tangga 2 Kabupaten Asahan. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Asahan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan deretan hutan perbukitan Desa Halado. d. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bulusoma

Desa ini terdiri dari tiga dusun dengan 76 Kepala Keluarga. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Desa Halado adalah 305 jiwa. Mata pencaharian pokok penduduk desa ini adalah bertani dan hasil pertanian yang utama dari desa ini adalah karet dan padi.

Kondisi alam sekitar Desa Halado yang sangat strategis sangat mendukung didirikannya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Pintu Pohan. Dimana, selain daerah ini merupakan salah satu desa yang dilewati aliran Sungai Asahan, disekitar daerah ini juga terdapat beberapa air terjun dan bendungan air. Sumber daya inilah yang digunakan oleh PLTA tersebut. PLTA ini adalah hak milik PT.Indonesia Asahan Aluminium (PT.INALUM). Hal inilah yang menyebabkan sepanjang Desa Halado terdapat rangkaian transmisi listrik atau lazimnya disebut Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang memiliki tegangan 275 kV. SUTET ini menyalurkan tenaga listrik dari PLTA PT.INALUM di Kecamatan Pintu Pohan ke tempat peleburan aluminium PT.INALUM di Asahan. Jadi, Desa Halado merupakan salah satu desa yang dilewati transmisi SUTET dari PLTA tersebut.


(41)

Deskripsi Karakteristik Responden Kelompok Umur Responden

Pada penelitian ini umur responden merupakan salah satu karakteristik yang ditampilkan distribusinya. Di bawah ini terdapat tabel yang menggambarkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Desa Halado.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa HaladoTahun 2010

No Kelompok umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. < 20 tahun 3 3

2. 20 – 44 tahun 74 74

3. 45 – 64 tahun 20 20

4. > 64 tahun 3 3

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah 20-44 tahun yaitu sebanyak 74 %, sedangkan yang paling sedikit adalah umur <20 tahun dan >64 tahun, masing-masing sebanyak 3%.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan juga merupakan karakteristik yang digambarkan peneliti. Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan responden yang didapat selama proses pendidikannya. Di bawah ini terdapat tabel distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa HaladoTahun 2010

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 1 1

2. SD 21 21

3. SMP 11 11

4. SMA 60 60

5. Perguruan Tinggi 7 7

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu sebanyak 60 orang ( 60%), sedangkan


(42)

pendidikan responden yang paling sedikit adalah tidak sekolah sebanyak 1 orang (1%).

Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah hal yang penting untuk menilai pengetahuan responden. Jenis pekerjaan dapat menggambarkan bagaimana responden mendapat pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan kerjannya. Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Halado Tahun 2010

No Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Tidak Bekerja 8 8

2. Petani 50 50

3. Wiraswasta 30 30

4. Pegawai Swasta 5 5

5. PNS 7 7

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 50 orang (50%) bekerja sebagai petani, dan hanya 5 orang (5 %) yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Hasil Analisa Data

Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh SUTET terhadap Kesehatan

Hasil uji tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat

tentang Pengaruh SUTET terhadap Kesehatan di Desa Halado Tahun 2010 No Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Baik 35 35

2. Sedang 51 51

3. Kurang 14 14


(43)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 51 orang (51%), diikuti dengan kategori baik sebanyak 35 orang (35%), kemudian kategori kurang sebanyak 14 orang (14%).

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban dari setiap pertanyaan mengenai pengetahuan yang ditanyakan oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi Jawaban Responden di Desa Halado Tahun 2010

No Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

N % N %

1. Pengertian SUTET 73 73 27 27

2. Besar tegangan SUTET 54 54 46 46

3. Kegunaan SUTET 62 62 38 38

4. Tempat layak didirikannya SUTET 90 90 10 10 5. Aspek yang dinilai karena keberadaan 69 69 31 31

SUTET

6. Salah satu gangguan kesehatan yang 43 43 57 57 disebabkan oleh radiasi SUTET

7. Gejala atau tanda yang sering dialami 65 65 35 35 orang yang tinggal di sekitar SUTET

8. Masalah yang terjadi oleh karena 67 67 33 33 pengaruh radiasi SUTET

9. Bahan atap rumah atau tempat tinggal 65 65 35 35 yang berada di sekitar SUTET

10. Salah satu upaya untuk mengurangi 54 54 46 46 pengaruh radiasi SUTET

Total 100 100 100 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 4 dengan persentase sebesar 90%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 6 dengan persentase sebesar 57 %.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.6.


(44)

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok (umur)

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N %

1. < 20 3 100 0 0 0 0 3 100

2. 21-44 31 41,9 39 52,7 4 5,4 74 100

3. 45-64 1 5 12 60 7 35 20 100

4. > 64 0 0 0 0 3 100 3 100

Total 35 35 51 51 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik umur adalah kelompok umur <20 tahun, yaitu sebesar 100%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah kelompok umur <64 tahun, yaitu sebesar 100%.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N %

1. Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 100 1 100

2. SD 1 4,8 10 47,6 10 47,6 21 100

3. SMP 0 0 10 90,9 1 9,1 11 100

4. SMA 28 46,7 30 50 2 3,3 60 100

5. Perguruan 6 85,7 1 14,3 0 0 7 100 Tingggi

Total 35 35 51 35 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan adalah responden tamatan perguruan tinggi, yaitu sebesar 85,7%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah responden yang tidak bersekolah, yaitu sebesar 100%.


(45)

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N %

1. Tidak bekerja 4 50 3 37,5 1 12,5 8 100

2. Petani 10 20 28 56 12 24 50 100

3. Wiraswasta 12 40 17 56,7 1 3,3 30 100

4. Peg.Swasta 5 100 0 0 0 0 5 100

5. PNS 4 57,1 3 42,9 0 0 7 100

Total 35 35 51 35 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik jenis pekerjaan adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta, yaitu sebesar 100%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah responden yang bekerja sebagai petani, yaitu sebesar 24%.

Pembahasan

Karakteristik Responden

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber informasi yang digunakannya (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor tersebut merupakan karekteristik umum yang dimiliki masyarakat. Karakteristik masyarakat yang dinilai dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Berdasarkan karakteristik kelompok umur pada tabel 5.1, dapat diketaui bahwa kelompok umur responden terbanyak adalah umur 20-44 tahun. Sedangkan berdasarkan tabel 5.6 tingkat pengetahuan yang paling baik adalah kelompok umur <20 tahun yaitu semua kelompok umur <20 tahun memiliki pengetahuan baik. Dari analisis peneliti, kelompok umur ini masih memiliki ketertarikan yang tinggi untuk mencari informasi dalam memperluas wawasannya. Disamping hal


(46)

tersebut kelompok umur tersebut sedang menjalani pendidikan sekolah, sehingga pengetahuan tentang SUTET ini pun dapat diperoleh dari pendidikan di sekolah. Jadi, pada penelitian ini, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Hadi, et all (2008) yang menyebutkan bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psiko seksual dan perkembangan sosial yang artinya semakin dewasa, seharusnya pengetahuan dan pengalaman semakin bertambah.

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan pada tabel 5.2 diketahui tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 60%, sedangkan yang paling sedikit adalah tidak bersekolah yaitu hanya 1%. Sedangkan menurut tabel 5.7 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik adalah yang berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Dari asumsi peneliti, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik tingkat pengetahuannya.

Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan pada tabel 5.3 diketahui jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah petani yaitu 50% dari seluruh responden. Selain petani, responden juga ada yang bekerja sebagai wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang paling sedikit adalah pegawai swasta. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan responden bervariasi. Namun, ada juga responden yang tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan berdasarkan tabel 5.8 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik adalah responden yang yang bekerja sebagai pegawai swasta. Dimana semua atau 100% responden pegawai swasta dalam kategori pengetahuan baik. Dari hasil analisis peneliti, hal ini dipengaruhi oleh instansi atau tempat bekerja responden pegawai swasta yang juga sebagai perusahaan yang menangani penyaluran atau transmisi listrik.

Pada penelitian, mungkin dapat terjadi bias pada tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Hal ini dapat dikarenakan jumlah responden pada tiap kategori tidak sama banyaknya.


(47)

Tingkat Pengetahuan Responden

Menurut Notoadmodjo (2003) untuk mengukur seseorang tahu tentang sesuatu, dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam hal ini pengetahuan mengenai SUTET meliputi gambaran umum SUTET, gangguan kesehatan yang ditimbulkan SUTET dan upaya pencegahan untuk mengurangi radiasi SUTET. Hal ini mencakup 10 pertanyaan yang akan ditanyakan melalui kuesioner sebagai alat ukur yang dipakai peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui responden yang mengetahui pengertian SUTET (pertanyaan 1) sebanyak 73%, besar tegangan SUTET (pertanyaan 2) sebanyak 54%, kegunaan SUTET (pertanyaan 3) sebanyak 62%, tempat layak didirikannya SUTET (pertanyaan 4) sebanyak 90%, aspek yang dinilai karena keberadaan SUTET (pertanyaan 5) sebanyak 69%, salah satu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh radiasi SUTET (pertanyaan 6) sebanyak 43%, gejala atau tanda yang sering dialami orang yang tinggal di sekitar SUTET (pertanyaan 7) sebanyak 65%, masalah yang terjadi oleh karena pengaruh radiasi SUTET (pertanyaan 8) sebanyak 67%, bahan atap rumah atau tempat tinggal yang berada di sekitar SUTET (pertanyaan 9) sebanyak 65%, dan upaya untuk mengurangi pengaruh radiasi SUTET (pertanyaan 10) sebanyak 54%. Dari 10 pertanyaan tersebut, kebanyakan responden yang menjawab benar adalah pertanyaan 4, kemudian diikuti dengan pertanyaan 1. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, masih banyak responden yang menjawab salah. Hal ini menunjukkkan bahwa pengetahuan masyarakan belum baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada responden-responden dalam penelitian ini, diketahui bahwa masyarakat Desa Halado sudah terpapar dengan informasi-informasi mengenai SUTET. Sebagian masyarakat mengetahui keberadaan SUTET disekitar mereka dapat menimbulkan dampak buruk. Namun, secara khusus masih banyak responden atau masyarakat tidak mengetahui dampak atau penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan oleh radiasi


(48)

SUTET. Sementara seperti yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh radiasi SUTET seperti gangguan sistem darah, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem kardiovaskular, perubahan metabolisme hormon melatonin, gangguan irama sirkadian, dan hipersensitivitas (Anies, 2006). Selain itu, dari hasil pengamatan peneliti juga, masyarakat Desa Halado tidak begitu khawatir akan keberadaan SUTET yang melintasi pemukiman mereka. Namun disisi lain, kondisi lingkungan Desa Halado yang masih ditumbuhi banyak pohon-pohon, secara tidak langsung menjadi salah satu upaya pencegahan untuk mengurangi pajanan radiasi SUTET. Hal ini berbeda dengan penelitian Anies pada bulan September 2004 yang dilakukan di enam kabupaten di Jawa Barat, Kabupaten Bandung, Sumedang, Bogor, Cianjur, Majalengka, dan Cirebon. Pada penelitian tersebut masyarakat memiliki pengetahuan cukup baik tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan. Bahkan, masyarakat yang bertempat tinggal di bawah SUTET di enam kabupaten tersebut melakukan berbagai bentuk aksi protes akan keberadaan SUTET yang melintasi pemukiman untuk meminta ganti rugi bagi lahan dan rumah yang dilintasi SUTET dengan alasan utama kekhawatiran akan mengganggu kesehatan.

Jadi, pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian responden telah mengetahui gambaran umum dari SUTET. Akan tetapi, pengetahuan responden tentang gangguan radiasi SUTET terhadap kesehatan dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi tersebut masih kurang baik. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data pada tabel 5.4, yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan di Desa Halado paling banyak berada dalam kategori sedang sebesar 51%, diikuti dengan kategori baik sebesar 35%, kemudian kategori kurang sebesar 14%.


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Halado tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 51%.

2. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik umur adalah kelompok umur <20 tahun, dimana semua (100%) responden kelompok umur <20 tahun dalam kategori pengetahuan baik.

3. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan adalah responden tamatan perguruan tinggi, dimana 85,7% responden tamatan perguruan tinggi dalam kategori pengetahuan baik sedangkan 14,3% lagi dalam kategori pengetahuan sedang.

4. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik jenis pekerjaan adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta, dimana semua (100%) responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dalam kategori pengetahuan baik.

6.2. Saran

1. Bagi masyarakat Desa Halado agar tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan sehingga dapat melakukan upaya pencegahan secara praktis untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dari pembangunan jaringan transmisi SUTET disekitar pemukiman mereka.

2. Bagi pemerintah Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, dapat memberikan edukasi yang lebih baik lagi kepada masyarakat setempat, misalnya dengan penyuluhan- penyuluhan sehingga masyarakat yang sulit atau tidak mempunyai fasilitas untuk memperluas wawasannya dapat


(50)

memperoleh informasi yang cukup tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan.

3. Bagi instansi atau perusahaan pemilik transmisi listrik, dalam hal penyusunan tata ruang pendirian SUTET agar diusahakan jauh dari pemukiman masyarakat sehingga tidak mengganggu kesejahteraan lingkungan, khususnya kesehatan masyarakat di sekitarnya.

4. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan. Untuk mendapatkan analisis yang lebih mendalam mengenai pengaruh SUTET terhadap kesehatan, khususnya di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, dapat dilakukan penelitian selanjutnya. Penelitian dapat berupa hubungan pengetahuan tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan dengan sikap dan tindakan masyarakat atau langsung meneliti dampak atau gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan SUTET dan mungkin terjadi di daerah tersebut.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2007. Mengatasi Gangguan Kesehatan Masyarakat Akibat Radiasi

Elektromagnetik dengan Manajemen Berbasis Lingkungan. Semarang:

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Available from:

Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Anies, 2006. SUTET: Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik

SUTET. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Anies, 2005. Electrical Sensivity, Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi

Elektromagnetik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Anon, 2003. Chronic Fatique Syndrome. Available from:

Amsyari, F., 1989. Radiasi Dosis Rendah dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan

(Suatu Pengantar Terhadap Upaya Proteksi Radiasi). Surabaya: Airlangga

University Press.

Arikunto, S., 1995. Memilih Instrumen Pengumpul Data dalam Manajemen

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pertambangan dan Energi RI, 1992. Peraturan Menteri

Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992. Jakarta: Departemen

Pertambangan dan Energi RI.

Graham C., Cook M.E. and Riffle D.W., 1997. Melatonin During Continuos Magnetic Field Exposure. Bioelectromagnetics 18(2): 166-171.


(52)

Grant, L., 2003. Electrical Sensitivity as an Emerging Illness. Available from:

[Accessed 08 March 2010].

Hani, A.H. & Riwidikdo, H., 2009. Biolistrik. Dalam: Setiawan, A., ed. Fisika

Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikiawan Press, 117-125.

International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection, 1998. Guidelines on Limiting Exposure to Time-Varying Electric, Magnetic, and Electromagnetic Fields. Health Physics 74.

International Radiation Protection Association, 1990. Interim Guideline on Limits of Exposure to 50/60 Hz Electrical and Magnetic Fields. Health

Physics 58 (1).

Korobkova, I., 2003. Biological Effects of Power Frequency Electrical and

Magnetic Fileds. Available from:

[Accessed 18 February 2010].

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Papalia, D.E., Olds, S.W., and Feldman, R.D., 2003. Human Development. 9th ed. New York: McGraw-Hill.


(1)

78

Laki-laki

25

SMA

Petani

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

8

Baik

79

Perempuan

27

SMP

Petani

1

0

0

1

0

0

1

1

1

1

6

Sedang

80

Laki-laki

50

SD

Petani

1

0

0

0

1

0

0

1

0

0

3

Kurang

81

Perempuan

34

Perguruan Tinggi

PNS

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

8

Baik

82

Perempuan

39

SD

Petani

0

0

0

1

1

0

0

1

0

0

3

Kurang

83

Perempuan

41

SMP

Petani

0

0

0

1

1

0

1

1

1

1

6

Sedang

84

Perempuan

44

SMA

PNS

1

0

1

1

1

1

1

0

1

0

7

Sedang

85

Laki-laki

25

SMA

Wiraswasta

1

1

0

1

0

0

1

1

1

0

6

Sedang

86

Perempuan

42

SMA

Petani

1

0

0

1

1

0

1

1

1

1

7

Sedang

87

Perempuan

30

SMA

Petani

0

0

0

1

1

0

1

1

1

1

6

Sedang

88

Laki-laki

51

SMP

Petani

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

7

Sedang

89

Laki-laki

33

SMA

Petani

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

9

Baik

90

Perempuan

41

SMP

Petani

1

1

0

0

0

0

0

1

0

0

3

Kurang

91

Perempuan

22

SMA

Pegawai Swasta

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

Baik

92

Laki-laki

21

SMA

Petani

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

7

Sedang

93

Perempuan

30

SMA

Pegawai Swasta

1

0

1

1

1

1

1

1

1

0

8

Baik

94

Laki-laki

50

SD

Petani

1

1

1

0

0

0

0

1

1

0

5

Sedang

95

Laki-laki

34

SMP

Petani

1

1

0

0

1

0

1

0

1

0

5

Sedang

96

Laki-laki

28

SMA

Pegawai Swasta

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

9

Baik

97

Perempuan

77

SD

Petani

0

0

0

1

0

0

0

1

0

0

2

Kurang

98

Laki-laki

50

SMP

PNS

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

7

Sedang

99

Perempuan

33

SMA

Wiraswasta

0

0

1

1

1

0

1

0

1

1

6

Sedang


(2)

Lampiran 9

Tabel Frekuensi

a. Tabel Frekuansi Karakteristik Responden

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 3 3,0 3,0 3,0

20-44 74 74,0 74,0 77,0

45-64 20 20,0 20,0 97,0

>64 3 3,0 3,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Sekolah 1 1,0 1,0 1,0

SD 21 21,0 21,0 22,0

SMP 11 11,0 11,0 33,0

SMA 60 60,0 60,0 93,0

Perguruan Tinggi 7 7,0 7,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Bekerja 8 8,0 8,0 8,0

Petani 50 50,0 50,0 58,0

Wiraswasta 30 30,0 30,0 88,0

Pegawai Swasta 5 5,0 5,0 93,0

PNS 7 7,0 7,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

d.

Tabel Frekuensi Pertanyaan Pengetahuan

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 27 27,0 27,0 27,0

Benar 73 73,0 73,0 100,0


(3)

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 46 46,0 46,0 46,0

Benar 54 54,0 54,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 38 38,0 38,0 38,0

Benar 62 62,0 62,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 10 10,0 10,0 10,0

Benar 90 90,0 90,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 31 31,0 31,0 31,0

Benar 69 69,0 69,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 57 57,0 57,0 57,0

Benar 43 43,0 43,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 28 28,0 28,0 28,0

Benar 72 72,0 72,0 100,0


(4)

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 33 33,0 33,0 33,0

Benar 67 67,0 67,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 35 35,0 35,0 35,0

Benar 65 65,0 65,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 46 46,0 46,0 46,0

Benar 54 54,0 54,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

c. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 35 35,0 35,0 35,0

Sedang 51 51,0 51,0 86,0

Kurang 14 14,0 14,0 100,0


(5)

d.

Tabel Frekuensi Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan

Kelompok Umur * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

3 0 0 3

100,0% ,0% ,0% 100,0%

31 39 4 74

41,9% 52,7% 5,4% 100,0%

1 12 7 20

5,0% 60,0% 35,0% 100,0%

0 0 3 3

,0% ,0% 100,0% 100,0%

35 51 14 100

35,0% 51,0% 14,0% 100,0%

Count

% within Kelompok Umur Count

% within Kelompok Umur Count

% within Kelompok Umur Count

% within Kelompok Umur Count

% within Kelompok Umur <20 20-44 45-64 >64 Kelompok Umur Total

Baik Sedang Kurang

Tingkat Pengetahuan

Total

Tingka t Pe ndi dika n * Tingkat Pengeta hua n Crosstabulati on

0 0 1 1

,0% ,0% 100,0% 100,0%

1 10 10 21

4,8% 47,6% 47,6% 100,0%

0 10 1 11

,0% 90,9% 9,1% 100,0%

28 30 2 60

46,7% 50,0% 3,3% 100,0%

6 1 0 7

85,7% 14,3% ,0% 100,0%

35 51 14 100

35,0% 51,0% 14,0% 100,0%

Count

% within Tingkat Pendidikan Count

% within Tingkat Pendidikan Count

% within Tingkat Pendidikan Count

% within Tingkat Pendidikan Count

% within Tingkat Pendidikan Count

% within Tingkat Pendidikan Tidak S ekolah

SD SMP SMA Perguruan Tinggi Tingkat Pendidikan Total

Baik Sedang Kurang

Tingkat Penget ahuan


(6)

Pe kerjaan * Tingkat P engeta hua n Crosstabulation

4 3 1 8

50,0% 37,5% 12,5% 100,0%

10 28 12 50

20,0% 56,0% 24,0% 100,0%

12 17 1 30

40,0% 56,7% 3,3% 100,0%

5 0 0 5

100,0% ,0% ,0% 100,0%

4 3 0 7

57,1% 42,9% ,0% 100,0%

35 51 14 100

35,0% 51,0% 14,0% 100,0%

Count

% within P ekerjaan Count

% within P ekerjaan Count

% within P ekerjaan Count

% within P ekerjaan Count

% within P ekerjaan Count

% within P ekerjaan Tidak B ekerja

Petani

W iraswast a

Pegawai S was ta

PNS Pekerjaan

Total

Baik Sedang Kurang

Tingkat Pengetahuan