Sabtu 07.00 – 12.00
b. Waktu kerja karyawan produksi
Untuk karyawan produksi terbagi atas 2 shift, diamana waktu kerja efektif adalah 6 hari dengan jam kerja adalah 40 jam, yaitu:
Shift I : 07.00 – 16.00 WIB
Shift II : 19.00 – 07.00 WIB
c. Waktu kerja karyawan kebun
Untuk karyawan kebun waktu kerja efektif adalah dari pukul 07.00-12.00 pada Pemanen Kelapa Sawit senin-sabtu. Sedangkan untuk karyawan Penyadap
Karet adalah pukul 07.00-12.00 senin-minggu.
2.4. Proses Produksi
PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan adalah proses produksi yang terus menerus continuous process, dimana terdapat waktu panjang tanpa adanya
perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin dan peralatannya. Pengolahan Lateks Kebun adalah suatu proses kerja untuk memperoleh Lateks
Pekat dan block skim rubber BSR.
2.4.1. Spesifikasi Produk
Produk akhir yang dihasilkan juga mempunyai standard mutu untuk menentukan apakah produk itu bias langsung dimasukkan ke gudang produk jadi.
Hal –hal yang mempengaruhi standard mutu produk akhir adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Total Solid Content TSC
Uji mutu Total Solid Content TSC berfungsi untuk mengetahui kekentalan pada lateks primer, hal ini mengetahui kwalitas karet dari
afdeling. 2.
Dry Rubber Content DRC Uji mutu Dry Rubber Content DRC untuk mengetahui kadar kering dari
lateks, dimana kadar kering yang baik adalah diatas sama dengan 28. 3.
Kadar Amoniak Uji mutu kadar amoniak berfungsi sebagai pengawet lateks agar lateks
yang diangkut dari afdeling tidak mudah rusak dan berubah warna. 4.
Volatile fatty Acid VFA Uji mtu Volatile fatty Acid VFA untuk mengetahui asam lemak bebas
yang terkandung didalam lateks. Analisa mutu produksi dilakukan tiap hari untuk mengetahui kualitas
bahan, kualitas produk yang dihasilkan dna dikirim sudah sesuai dengan nilai mutu yang diharapkan, sehingga dapat diketahui seberapa kehandalan
pabrik dalam mendapatkan lateks pekat dan Block Skim Rubber BSR sesuai permintaan pasar.
Dalam pengolahan lateks kebun pengambilan sampel untuk uji mutu dilakukan pada beberapa bagian, yaitu tangki penerimaan, bak
sedimentasi, mesin Separator, Weigh Tank, Stroge Tank. Secara keseluruhan standar mutu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Standar Mutu Lateks Pekat
No Parameter
Lateks Pekat Medium Amoniak
High Amoniak
1 Ttotal Solid Content
TSC Min 61,3
Min 61,50 2
Dry Rubber Content DRC
60 - 60,2 60 - 60,2
3 NH
3
Amoniak 4,5 gr liter lateks
7,0-7,5 gr liter lateks 4
Volatile Fatty Acid
VFA Maks 0,02
Maks 0,02 Sumber : PTP.Nusantara - III Persero, Kebun Rambutan
2.4.2. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi pada PTPN III Kebun Rambutan khususnya pada proses produksi dapat dikelompokan menjadi 3
jenis yaitu:
2.4.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun
kimiawi dan ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainya. Jadi bahan baku pembuatan karet pada pabrik
Kebun Rambutan adalah Lateks Kebun. Lateks yang didapat dari kebun PTPN III Kebun Rambutan.
2.4.2.2. Bahan Tambahan
Universitas Sumatera Utara
Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk,
tetapi pemakaiannya dapat meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. TZ Tizen dengan kadar 25 sebanyak 1 ccliter lateks untuk mencegah
bakteri berkembang. 2.
Amoniak NH
3
dengan kadar dibawah 1 sebanyak 4.5 grliter lateks. 3.
Lauric Acid kadar 20 sebanyak 0,5ccliter lateks yang digunakan untuk menaikan MST Mechanical Stability Time.
4. Tepung Tohor untuk menghilangkan bau pada Block Skim Rubber BSR.
5. DAP Diamonium Posfat kosentrasi 10 komposisi 1ccliter lateks untuk
menurunkan kadar non karet seperti magnesium dan kapur serta air. 6.
Air yang digunakan pada pencucian.
2.4.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir.Bahan
penolong yang digunakan adalah plastik untuk membungkus Block Skim Rubber BSR.
2.4.3. Uraian Proses Produksi
Pada dasarnya, uraian proses produksi pada PTPN III pabrik karet Kebun
Rambutan ini terdiri dari beberapa tahapan. Adapun uraian proses produksinya adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Penerimaan Lateks
Kegiatan awal dari proses produksi pembuatan lateks pekat dan Block Skim Rubber BSR ini dimulai dari penerimaan Lateks. Di Afdeling yang
diangkut dengan truk menggunakan tangki-tangki. Kemudian di timbang dengan Jembatan Timbang, kemudian diukur berat lateks. Sebelum lateks kebun
dipompakan ke Over Tank diambil contoh dan diperiksa mutunya. Cara menentukan kadar karet kering dengan mengambil sampel sebanyak 500 cc
kemudian diuji DRC Dry Rubber Content untuk melihat apakah kadar keringnya diatas sama dengan 28 atau dibawah 28. Jika dibawah 28 maka lateks
tersebut tidak layak untuk diolah dan langsung ditempatkan di penampungan Slab. Sedangkan Lateks yang diatas atau sama dengan 28 langsung ditransfer ke
Over Tank. Selain Dry Rubber Content DRC ada beberapa syarat lagi yang harus dipenuhi untuk menjadi lateks pekat yaitu uji mutu gas NH
3
0.5-0.7 dan Volatile Fatty Acid VFA adalah kurang dari 0.050
2. Pengendapan Lateks
Pada pengendapan Lateks dilakukan penambahan Amoniak, Lauric Acid dan DAP Diamonium Posfat lalu dilakukan pengipasan dengan fan dengan
putaran 75 rpm selama 3 jam.
Universitas Sumatera Utara
Dialirkan Lateks ke bak sedimentasi melalui pipa dengan bantuan angin melalui kompresor dan diendapkan selama 3 jam untuk menurunkan kadar
Magnesium, kapur dan air. Dialirkan kembali ke mesin centrifuge sparator dengan pipa dan melewati floater untuk menstabilkan aliran yang memiliki
kapasitas 300-400 literjam ke lantai dua.
3. Pemisahan Lateks dan Penampungan Lateks Pekat
Lateks Pekat dan Serum Primer dipisahkan dengan mesin centrifuge sparator dengan putaran 6000-7000 rpm yang memiliki kapasitas 300-400
literjam, Di tangki timbang ini dilakukan analisa lagi terhadap DRC, VFA dan kadar Amoniak. untuk Lateks Pekat kemudian dialirkan ke WT Weight Tank
melalui talang dan pada WT Weight Tank diberikan penambahan bahan kimia antara lain :
a. Lauric Acid 20 dengan komposisi 2 ccliter lateks
b. TZ Tizen 25 dengan komposisi 0.5cc liter lateks
c. Amoniak dengan komposisi 4-5 grliter lateks.
kemudian ditransfer ke Mixing Tank MT untuk diputar dengan fan dengan putaran 75 rpm agar homogen dan kemudian dialirkan ke Storage Tank melalui
pipa dan diendapkan selama 7 hari untuk menaikan MST Mechanical Stability Time. Sedangkan untuk Serum Primer dialirkan ke bak pengipasan melalui talang
untuk proses penghilangan amoniak dari Serum.
4. Pengipasan Serum Primer
Setelah Serum Primer dialirkan ke bak pengipasan maka dilakukanlah pengipasan dengan putaran 35 rpm selama 7 jam untuk menghilangkan amoniak
Universitas Sumatera Utara
dari serum, dimana kipas ini berada diatas bak primer sebanyak 9 kipas dengan ukuran diameter 2 meter dan memiliki poros yang sama dengan digerakan oleh
motor penggerak. Serum primer akan dialirkan kedalam bak pembekuan lateks main bak melalui talang.
5. Bak Pembekuan
Setelah serum primer turun ke bak pembekuan maka serum dibiarkan selama 2 hari agar serum tersebut memadat. Dan setelah memadat baru dapat
dipotong sebagai bahan untuk Block Skim Rubber BSR, ukuran potongannya adalah lebih kurang 30x30x10 cm dengan menggunakan pisau potong dan
potongan ini yang akan dibawa ke pengepresan dengan menggunakan kereta sorong.
6. Pengepresan
Pengepresan dilakukan untuk menggepengkan agar serum yang padat menjadi tipis yang dilakukan dengan mesin Macerator dengan tujuan agar
memudahkan proses selanjutnya dengan ketebalan lebih kurang 50x50x2cm.
7. Penampungan dan Pembilasan
Setelah dilakukan pengepresan dengan Macerator maka serum akan dibawa dengan konveyer ke soaking bak bak pencucian dimana bak ini
berfungsi untuk menampung serum yang telah ditipiskan sekaligus tempat pembilasan atau pembersihan dari proses pengepresan. Dan juga pada proses
mesin Crepper I dan Crepper II hasilnya akan ditampung dan dicuci pada bak ini.
8. Penggilingan
Universitas Sumatera Utara
Pengilingan dilakukan pada mesin Crepper I dan Crepper II, setelah dari Soaking Bak maka serum akan dibawa dengan Bucket Elevator ke mesin Crepper
I dan digiling hinga timbul butiran halus dengan ukuran lebih kurang 3x3x0.5 cm. Setelah dari Crepper I maka hasil potongan tersebut akan dibawa ke bak
penampungan Soaking Bak dengan Bucket Elevator dan dipisahkan antara potongan karet dengan kotoran, Crepper II akan menggiling kembali hingga
timbul butiran halus dengan ukuran lebih kurang 2x2x0.05 cm.
9. Pembutiran
Pembutiran ini dilakukan oleh mesin Hammer Mill, mesin ini memiliki prinsip kerja memukul hingga berbentuk butiran halus dan karet dipisahkan
dengan kotoran setelah dari mesin Hammer Mill dijatuhkan ke bak air. Maka setelah pencucian dipindahkan ke box Pompa Static.
10. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan kadar air sehingga di dapat Block Skim Rubber BSR yang kering, pengeringan ini dilakukan di mesin
Dryer. Dan agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan, dan untuk mencegah pertumbuhan sporajamur. Pengeringan ini
dilakukan selama 20 menit setiap box dengan suhu 110 C dan setelah
pengeringan inilah yang dikatakan serum primer menjadi Block Skim Rubber BSR.
Cara pengeringan dilakukan dengan meletakkan box dengan kapasitas lebih kurang 14 box 2 tingkat 28 box, setelah pemanasan selama 20 menitbox maka
Universitas Sumatera Utara
di keluarkan dan dilakukan pendinginan selama 15 menit dengan kipas pendingin setelah itu Block Skim Rubber BSR siap untuk di packing.
11. Penyortiran
Penyortiran dilakukan untuk memastikan bahwa Block Skim Rubber BSR yang telah dipanaskan sesuai yang diinginkan. Block Skim Rubber BSR yang
kurang baik atau reject dibawa ke bak kompo dengan menggunakan kereta sorong.
12. Penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk memastikan bahwa ukuran dan berat Block Skim Rubber BSR dalam satu bal 25 kg, dalam penimbangan ini digunakan
dengan timbangan duduk.
13. Pengepresan dan Pengepakan
Setelah proses penimbangan selesai dilakukan maka Block Skim Rubber BSR tersebut masuk pada proses pengepresan serta pengepakan, dimana Block
Skim Rubber BSR yang sudah dingin dipres dengan mesin pres, dimana berat untuk satu bal adalah 25 Kg dan ukuran 70x35x20 cm dan disusun di dalam
gudang produk jadi.
2.4.4. Mesin dan Peralatan 2.4.4.1.Mesin Produksi