Di negara berkembang faktor lingkungan dan individu seperti berat badan lahir rendah, keadaan gizi yang buruk, pencemaran udara dalam rumah dan kepadatan
penghuni rumah dapat meningkatkan resiko penyakit ISPA.
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiko Kejadian ISPA
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kejadian ISPA adalah : 1.
Umur Anak dengan umur 2 tahun merupakan resiko terjadinya pneumonia hal ini
disebabkan karena anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya belum sempurna dan saluran pernafasan relatif sempit. Prevalensi ISPA bagian bawah pneumonia
lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih muda. Hasil SDKI tahun 1991 menunjukkan prevalensi pneumonia paling tinggi pada kelompok umur 12-23
bulan. Sedangkan SDKI 1994 dan 1997 prevalensi paling tinggi pada kelompok kecil resiko meninggal dibanding dengan usia muda Yuliastuti, dkk, 1992.
2. Gizi
Anak yang gizinya kurang atau buruk akan lebih mudah terjangkit penyakit menular atau penyakit infeksi. Jika gizi anak kurang, bahan-bahan yang
diperlukan untuk pertahanan tubuh tidak akan mencukupi. Bayi yang biasanya mendapat Asi biasanya kebal tahan terhadap ISPA diperkirakan di dalam. ASI
terdapat zat anti terhadap kuman penyakit ISPA.
Universitas Sumatera Utara
3. Kekebalan
Bayi baru lahir biasanya mempunyai kekebalan terhadap penyakit dipteri dan campak sampai umur 4-9 bulan. Kekebalan ini didapat dari ibunya waktu dalam
kandungan. Setelah umur tersebut kekebalan menghilang atau berkurang oleh karena itu diusahakan agar timbul lagi dengan cara membuat zat anti. Zat anti
terbentuk jika ada rangsangan dari luar yang mendorong terjadinya zat anti ini. Pada anak yang lebih besar 5-7 tahun, kekebalan terhadap berabgai penyakit
dapat timbul jika sudah tertular oleh penyakit tertentu. Biasanya kekebalan ini timbul setelah anak menderita penyakit ringan. Pada bayi kekebalan dapat timbul
dengan memberikan imunisasi terhadap penyakit tertentu. 4.
Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak
diimunisasi berarti diberi kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain
Notoatmodjo, 1997. Penyakit campak dan pertusis merupakan dua penyakit saluran nafas yang
mempunyai angka kematian yang relatif tinggi. Infeksi virus campak pada saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada mukosa. Pada
umumnya komplikasi penyakit campak dapat menyebabkan terjadinya diare kronis dan pnemonia. Untuk penyakit pneumonia adanya infeksi sekunder bakteri
dan virus akibat komplikasi dengan penyakit campak. Pemberian imunisasi campak, DPT, pada anak dapat menurunkan insiden campak sekaligus pneumonia
Universitas Sumatera Utara
dan lebih dari 90 kematian karena pneumonia komplikasi dengan pertusis Kartasasmita, 1994.
5. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga meliputi unsur pendidikan, pengetahuan, pekerjaan orang tua serta penghasilan kelaurga. Tingkat pendidikan masyarakat
yang rendah menyebabkan hasil yang diperoleh juga rendah. Tingkat penghasilan keluarga yang rendah menyebabkan orang tua sulit menyediakan fasilitas
perumahan yang baik, perawatan kesehatan dan gizi anak yang memadai. Keadaan ini menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan mudah terkena
penyakit infeksi Sarimawar, 1999.
2.7. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi ISPA