seperti: ceramah, berbicara, diskusi dan lain-lain. Bisa juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan, surat, buku, majalah,
koran dan lain-lain.
19
d. Non-Verbal non-Verbal Pengertian komunikasi non verbal, yaitu “Non” berarti tidak,
Verbal bermakna kata-kata words, sehingga komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Dapat juga diartikan
komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut: gerak-gerik gestures, sikap postures,
ekspresi wajah facial expressions, pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang sama, yang tidak menggunakan bahasa
lisan dan tulisan.
20
B. Nilai-Nilai Akhlak 1. Pengertian Nilai
Kata Nilai value berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna, berdaya, berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa
pengertian, bahwa nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu disukai, diinginkan, dimanfaatkan, berguna, atau dapat
menjadi objek kepentingan. Nilai juga merupakan apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai kebaikan.
21
19
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 92.
20
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 94.
21
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan, Jakarta: Golo Riwu, 2000, hal. 721.
Andreas A. Danandjaja dalam buku budaya organisasi karangan Taliziduhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian-pengertian
conceptions yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang
lebih benar atau kurang benar.
22
Sebuah nilai dapat dikategorikan sebagai:
23
a. Nilai Subjektif Sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi
kebutuhannya pada suatu waktu dan oleh karena itu seseorang tadi berkepentingan atasnya sesuatu itu, disebut bernilai atau
mengandung nilai bagi orang yang bersangkutan. Oleh karena itu dicari, diburu dan dikejar dengan menggunakan berbagai cara dan
alat. b. Nilai Objektif
Nilai yang didasarkan pada standar dan kriteria tertentu, yang objektif, yang disepakati bersama atau ditetapkan oleh lembaga
berwenang.
2. Pengertian Akhlak
Dari segi kebahasaan, kata akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari kosa kata bahasa Arab akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari
kata khuluq yang berarti as-sajiyyah perangai, at-tabi’ah watak, al- ‘adah kebiasaan atau kelaziman, dan ad-din keteraturan.
22
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, hal. 18.
23
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, hal. 18.
Sementara itu Kamus al-Munjid menyebutkan bahwa kata akhlak dalam bahasa Arab berarti tabiat, budi pekerti, perangai, adat
atau kebiasaan. Jadi, secara kebahasaan kata akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia secara universal, perangai, watak, kebiasaan dan
keteraturan, baik sifat yang terpuji maupun sifat yang tercela. Dengan demikian, pengertian akhlak mengacu kepada sifat manusia secara umum
tanpa mengenal perbedaan di antara laki-laki dan perempuan; sifat manusia yang baik maupun sifat manusia yang buruk. Oleh sebab itu,
akhlak terbagi dua, al-akhlaq al-hasanah akhlak yang baik dan al- akhlaq alqabihah akhlak yang buruk atau al-akhlaq al-mazmumah
akhlak tercela.
24
Akhlak etika sering disebut sebagai ihsan berasal dari kata Arab hasan, yang berarti baik. Definisi ihsan dinyatakan sendiri oleh
Nabi dalam hadits berikut: “Ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau
tidak melihat-Nya, maka pasti Ia melihatmu”.
25
Dr. M. Abdullah Dirroz, yang dikutip oleh H.A Mustofa dalam bukunya Akhlak Tasawuf, mengemukakan definisi akhlak sebagai
berikut: “Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang
mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa
24
Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2009, hal. 1-4.
25
Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, hal. 13.