6. Manfaat Akhlak
Akhlak yang baik dan mulia mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Oleh karena itu. Allah SWT dalam
firman-Nya Q.S. Al-Qalam ayat 14 memuji akhlak Rasulullah SAW :
Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Allah pun menyatakan dalam kalimat-Nya, agar umat Islam membina kehidupannya dengan mencontoh kehidupan Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21:
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Oleh karena itu setiap tingkah laku dan perbuatan sehari-hari harus selalu mencontoh Rasulullah SAW, dan harus yakin bahwa setiap
tingkah lakunya itu selalu mencerminkan akhlak yang baik dan terpuji. Di lapangan usaha-usaha pembinaan dan pembentukan akhlak
melalui berbagai lembaga pendidikan dan berbagai metode terus dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina,
dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi- pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah SWT dan Rasul-
Nya, hormat kepada orang tua, sayang kepada sesama makhluk Tuhan
dan seterusnya. Keadaan sebaliknya juga menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan
pendidikan, ternyata menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan seterusnya.
38
C. Penanaman Nilai-Nilai Akhlak
Islam adalah agama yang menjadi sumber pendidikan kemanusiaan. Ia mendidik manusia berkarakter dan berakhlak yang sumbernya dari aqidah.
Sebagaimana aqidah itulah yang membina manusia beribadah kepada Allah sebagai kewajiban hidupnya. Agama Islam membicarakan masalah mendasar
untuk kehidupan manusia yaitu akhlak. Penanaman dan penerapan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-
hari, terutama bagi para pendidik amat penting, sebab penampilan, perkataan, akhlak, dan apa saja yang terdapat padanya, dilihat, didengar dan diketahui
oleh para anak didik, akan mereka serap dan tiru, dan lebih jauh akan mempengaruhi pembentukan dan pembinaan akhlak mereka. Oleh karena itu,
seyogyanya setiap pendidik menyadari bahwa peranan dan pengaruhnya terhadap anak didiknya amat penting. Jika pengaruh yang terjadi adalah tidak
baik, maka kerusakan yang terjadi tidak hanya pada anak didik itu saja, akan tetapi mempengaruhi anak cucu dan keturunannya serta anak didiknya bila
kelak ia menjadi pendidik.
39
Ini akan menjadi suatu masalah akhlak yang harus dipikirkan oleh para pendidik bagaimana memberikan pendidikan dan pengajaran nilai-nilai
38
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hal. 154-155.
39
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995, hal. 72.
akhlak yang efektif dan efisien kepada anak didiknya. Karena jika seseorang tidak ditanamkan nilai-nilai akhlak yang baik di dalam dirinya, maka ia dapat
merugikan orang lain dengan perbuatan buruk yang dilakukannya. Hal tersebut diperkuat oleh Zakiah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa
Agama yang mengatakan bahwa: “Masalah pokok yang menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-
nilai dan norma-norma agama yang mengatur kehidupan masyarakat. Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan beraneka ragam moral
yang menyebabkan mereka menjadi bingung untuk memilih mana perbuatan yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Hal ini
Nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada mereka yang hidup di kota-kota besar yang mencoba
mengembangkan diri ke arah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-
olah tanpa saringan.”
40
40
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1990, hal. 132.