Bentuk Komunikasi Antarpersonal Identifikasi Informan
nilai-nilai agama maka anak tersebut mempunyai akhlak yang tidak baik.
Bukan hanya di dalam keluarga. Di sekolah, seorang guru menjadi teladan bagi murid-muridnya. Di lingkungan masyarakat,
seorang tokoh masyarakat juga menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Begitu juga di United Islamic Cultural Centre of Indonesia UICCI. Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada murid, para
abi memberikan uswatun hasanah keteladanan. Seperti yang diungkapkan oleh abi Muhammad Taufiq.
“Para abi memberikan teladan kepada para murid sebagaimana teladan menurut ajaran Rasulullah SAW. Dalam
menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para murid di asrama ini para abi memulai dengan dirinya sendiri, melakukan terlebih
dahulu setelah itu murid melihat perbuatan para abi, maka murid mengikuti perbuatan dan tingkah laku abi tersebut.”
14
Misalnya, untuk menjaga adab, para abi memberikan teladan supaya para murid saat berada di musholla untuk sholat atau pun zikir
kepada Allah SWT harus duduk tahiyyat duduk diantara dua sujud bukan duduk silah. Ini bertujuan agar bersikap lebih sopan pada saat
bertemu dengan Allah SWT. Tentunya para abi memulai dengan dirinya sendiri dengan duduk tahiyyat dan tidak pernah duduk silah
saat berada di musholla. Sehingga para murid mengikuti perbuatan itu
14
Wawancara Pribadi dengan Ust. Muhammad Taufiq, Guru Asrama SMA- Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Jum’at, 8 April 2011, Di Ruang Kerja
Abi, pkl. 20.30 WIB, Pejaten Jakarta Selatan.
dan berakhlak sesuai akhlak Rasulullah SAW yang ditanamkan oleh para abi.
15
Selain itu, para abi juga memberi contoh yang baik-baik, misalnya memberi contoh bagaimana cara berpakaian, bagaimana
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Fiqh, kemudian bagaimana melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari seperti memotong kuku atau memotong rambut dan sebagainya, yang pasti para abi memberi contoh terlebih dahulu
kepada muridnya. “Contoh real-nya, misalnya ada murid yang rambutnya
sudah panjang, kemudian dilihat oleh abi dan disuruh potong rambut. Pada saat menyuruh murid itu memotong rambutnya yang
sudah panjang, tentunya abi sudah memotong rambutnya terlebih dahulu karena abi 2 minggu sekali sudah cukuran atau potong
rambut, jadi tetap rapih kapanpun dan di manapun.”
16
b. Konsultasi Masalah Pribadi Setiap orang mempunyai masalah masing-masing, dari
masalah dengan keluarga, masalah dengan teman, masalah dengan atasan ataupun masalah dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu,
seseorang yang memiliki masalah dalam hidupnya memerlukan solusi atas masalah tersebut.
Namun, tidak semua orang percaya kepada orang lain untuk mengutarakan masalah yang dialaminya. Seseorang akan percaya
15
Hasil Observasi di Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Selasa 5 April 2011.
16
Wawancara Pribadi dengan Noorfie Syahri Sya’bani, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Rabu, 6 April 2011, pkl.
20.30 WIB Pejaten Jakarta Selatan
kepada teman yang dekat dengannya, atau seorang anak percaya kepada orang tuanya.
Di United Oslamic Cultural Centre of Indonesia UICCI Pejaten – Jakarta Selatan ini para murid percaya kepada para abi
karena para murid bukan hanya menganggap para abi sebagai guru tetapi juga sebagai kakak yang dapat diajak sharing sehingga para
murid dapat berkonsultasi tentang masalah pribadinya kepada para abi.
Hubungan kedekatan antara para abi dengan murid di asrama ini diungkapkan oleh abi Murat Alver sebagai berikut:
“Hubungan para abi dan para murid di asrama UICCI ini sangat dekat. Hubungan abi di asrama ini bukan sebagai dosen di
Universitas atau guru di sekolah. Lebih dari itu. Para abi selama 24 jam berada di asrama ini. Mereka memperhatikan murid-murid
baik dari segi akhlak maupun ibadahnya dan jika murid memiliki suatu masalah, berarti itu juga masalah abi. Kalau murid senang,
maka abi juga ikut senang.”
17
Jadi, para abi sangat memperhatikan murid-muridnya. Para abi merasa bertanggung jawab dengan akhlak yang dimiliki oleh para
murid. Dengan sekuat tenaga dan segenap pikiran, para abi berusaha agar murid-muridnya memiliki intelektualitas dan akhlak yang mulia.
Para abi juga memperhatikan para murid jika para murid mendapatkan atau memiliki masalah. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Noorfie salah seorang murid sebagai berikut:
17
Wawancara Pribadi dengan Ust. Murat Alver, Ketua dan guru di asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Jum’at 8 April 2011, di Ruang
Kantor Asrama UICCI, pkl. 06.00 WIB, Pejaten Jakarta Selatan.
“Jika murid memiliki masalah baik masalah dengan keluarga, sekolah ataupun temannya, maka abi mengajak bicara
baik-baik, secara personal dan tatap muka face to face dengan murid itu dan mencari solusi yang terbaik.”
18
Murid yang sedang ada masalah dapat terlihat oleh dari sikapnya sehari-hari yang berubah dan dari nilai-nilai pelajaran murid
itu. c. Memberikan Teguran dan Nasihat
“Tidak ada manusia yang sempurna”, sebuah ungkapan yang mempunyai arti bahwa sebenar-benar dan sebaik-baiknya perbuatan
yang dilakukan manusia pasti dia pernah melakukan kesalahan atau kealfaan. Dan sebaik-baiknya manusia yang pernah melakukan
kesalahan adalah manusia yang tidak mengulangi kesalahan tersebut dan sebaik-baiknya manusia yang melihat suatu kesalahan adalah
manusia yang menasihati dan memberi teguran yang bermanfaat bagi orang lain.
Di asrama UICCI terdapat lebih dari 100 orang murid yang perlu dibina akhlaknya. Hal ini belum sebanding atau pun setara
dengan jumlah abi atau guru yang membina di asrama ini yaitu hanya 6 orang abi. Bayangkan jika 6 orang abi harus membina dan mendidik
100 murid. Sudah sewajarnya, jika ada beberapa murid yang kurang
diperhatikan atau kurang terjamah oleh abi. Dan akibatnya murid itu melakukan pelanggaran tata tertib asrama. Misalnya, pada waktu
18
Wawancara Pribadi dengan Noorfie Syahri Sya’bani, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Rabu, 6 April 2011, pkl.
20.30 WIB Pejaten Jakarta Selatan.
sholat tahajjud dan zikir pukul 04.00 WIB ada seorang murid yang tidur di meja belajar musholla, lantas abi yang melihat murid tersebut
mendekati murid itu lalu menegur dan memberikan nasihat secara tatap muka face to face agar tidak tidur di meja belajar musholla
tetapi melakukan sholat tahajjud dan zikir seperti murid lainnya.
19
d. Memberikan Sanksi atau Hukuman Dari awal masuk asrama, murid sudah diberi tahu tentang tata
tertib yang ada di asrama ini dan harus dijalankan oleh semua murid asrama. Bagi murid yang melanggar tata tertib maka akan dikenakan
sanksi atau hukuman. Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak para murid, para abi
membuat tata tertib yang meliputi jadwal-jadwal kegiatan seperti jadwal pembersihan dapur asrama dab jadwal mencuci dan pembagian
pakaian bersih serta penanggung jawabnya secara tertulis verbal dan diumumkan kepada para murid secara lisan verbal setelah sholat
Isya. Ini bertujuan agar para murid lebih disiplin dan bertanggung jawab serta mandiri. Jadwal-jadwal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
19
Hasil Observasi di Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Senin 4 April 2011, pkl. 04.15 WIB.
Tabel 4
20
Jadwal Pembersihan Dapur Asrama Minggu Ke 13
Minggu Senin
Selasa Rabu
Kamis Jumat
53 14
23 19
44 9
31 16
21 37
27 40
28 11
17 12
7 1
10 5
3 Minggu Ke 24
Minggu Senin
Selasa Rabu
Kamis Jumat
54 36
50 49
13 39
43 42
51 52
38 8
4 26
47 32
48 6
2 15
45 55
Catatan : 1. Yang berwarna tebal merupakan ketua kelompok
2. Setiap kelompok akan diambil 2 orang untuk pembersihan paginya, kecuali untuk hari Minggu siang
Tabel 5
21
Jadwal Mencuci dan Pembagian Pakaian Bersih Minggu
Senin Selasa
Rabu Kamis
Jumat Sabtu
57 56
59 109
61 62
63 65
67 68
69 70
84 72
73 94
75 76
20
Hasil Observasi di Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Senin 4 April 2011, pkl. 18.30 WIB.
21
Hasil Observasi di Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Senin 4 April 2011, pkl. 18.30 WIB.
78 79
80 81
82 83
85 87
64 89
66 91
92 93
95 77
102 98
99 100
101 103
104 105
106 107
108 110
97 58
Catatan: Nomor yang berwarna tebal merupakan PJ kelompok tersebut, wajib berkoordinasi dalam pembagian tugas serta tanggung jawab
terhadap anggota kelompoknya.
Dari tabel di atas dapat dilihat jadwal pembersihan dapur asrama dan jadwal mencuci dan pembagian pakaian bersih. Maksud
angka-angka tersebut adalah setiap murid asrama memiliki nomor masing-masing. Misalnya nomor 53, maka murid tersebut mempunyai
loker tempat sendal dengan nomor 53, mempunyai loker tempat menaruh buku-buku dengan nomor 53, mempunyai loker tempat
menaruh pakaian dengan nomor 53, sampai tempat tidur murid tersebut dengan nomor 53 dan seterusnya.
Para murid menanggapi positif dengan penanaman kebersihan di asrama ini.
“Penanaman kebersihan yang dilakukan oleh para abi sangat baik. Kebersihan itu juga sangat diperlukan, apalagi di
asrama ini ada 100 orang lebih, bagaimana caranya asrama dengan 100 orang bukannya jadi kotor, bukannya jadi kumuh tetapi
menjadi bersih. Nah, caranya itu dengan program kebersihan yang setiap hari dilakukan walaupun hanya 15 menit tetapi itu sangat
bermanfaat karena tiap murid diberi tempat pembersihan dan tiap murid bertanggung jawab di setiap tempat pembersihannya.”
22
22
Wawancara Pribadi dengan Noorfie Syahri Sya’bani, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Rabu, 6 April 2011, pkl.
20.30 WIB Pejaten Jakarta Selatan.
“Namun, dalam konteks menjaga kebersihan ini tentu masih terdapat beberapa perbaikan-perbaikan agar semua murid
berpartisipasi dan semua tugas itu dapat berjalan dengan baik diantaranya yaitu dalam hal pembagian tugas, diharapkan ke
depannya pembagian tugas kebersihan supaya merata karena ada pembagian tugas untuk tugas yang mudah dilakukan tetapi anggota
yang melakukan tugas tersebut kelebihan, sedangkan untuk tugas yang susah dilakukan dan memerlukan tenaga lebih banyak tetapi
anggota yang melakukan tugas tersebut kurang banyak. Ini merupakan masukan untuk ketua pembersihan.”
23
Tetapi bukan hanya membuat jadwal-jadwal kegiatan saja, para abi membuat sistem poin bagi yang melanggar tata tertib di
asrama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh abi Muhammad Taufiq sebagai berikut:
“Sistem poin ini ide para abi yang dibicarakan dengan beberapa diskusi di sekolah tentang bagaimana peraturan yang
diterapkan disekolah agar para murid di sekolah itu disiplin.”
24
Akhirnya diadaptasikan sistem poin ke dalam asrama UICCI, namun sistem poin ini jug merupakan kesepakatan antara para abi dan
para murid yang telah disosialisasikan kepada para murid. Sistem poin ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
25
Sistem Poin Asrama No
Pelanggaran Poin
Denda 1
Tidak Memakai Take Saat Shalat 3 Poin
2 Ribu 2
Yang mempunyai pakaian yang tidak ada nomornya
3 Poin 2 Ribu
23
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Islam, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Kamis, 7 April 2011, pkl. 16.00
WIB Pejaten Jakarta Selatan.
24
Wawancara Pribadi dengan Ust. Muhammad Taufiq, Guru Asrama SMA- Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Jum’at, 8 April 2011, Di Ruang Kerja
Abi, pkl. 20.30 WIB, Pejaten Jakarta Selatan.
25
Hasil Observasi di Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Minggu 3 April 2011, pkl. 20.00 WIB.
3 Yang tidak membereskan tempat tidur
dan rak buku 3 Poin
2 Ribu 4
Yang terlambat imam muadzin 3 Poin
2 Ribu 5
Yang pembersihannya kurang 3 Poin
2 Ribu 6
Makan di tempat lain 3 Poin
2 Ribu 7
Yang tidak mengambil pakaian dari lemari pakaian bersih
3 Poin 2 Ribu
8 Yang tinggalkan barang ditempat lain
3 Poin 2 Ribu
9 Tidur di tempat lain
3 Poin 2 Ribu
10 Yang tidak ikut khatim
3 Poin 2 Ribu
11 Terlambat dari izin pada hari sekolah
3 Poin 2 Ribu
12 Rambut atau kuku panjang
3 Poin 2 Ribu
13 Tidak memarkir kendaraan dengan
benar 3 Poin
2 Ribu 14
Tidak mengisi surat izin dan kertas absen
3 Poin 2 Ribu
15 Mencharger HP bukan pada tempatnya
3 Poin 2 Ribu
16 Menggunakan laptop komputer
menghadap ke arah yang salah 3 Poin
2 Ribu
17 Tidak melaksanakan tugas resepsonis
dengan baik 5 Poin
2 Ribu 18
Tidak mengikuti peraturan apotik 5 Poin
2 Ribu 19
Tidak mengikuti peraturan perpustakaan
5 Poin 2 Ribu
20 Keluar tanpa izin
5 Poin 2 Ribu
21 Yang tidak mengerjakan PR asrama
5 Poin 2 Ribu
22 Yang tidak ikut pembersihan dapur
5 Poin 2 Ribu
23 Yang membuang sampah tidak pada
tempatnya 5 Poin
2 Ribu
24 Terlambat masuk ke pelajaran agama
5 Poin 2 Ribu
25 Tidur di tempat tidur orang lain
5 Poin 2 Ribu
26 Mendapat nilai kurang dari 70 ujian di
asrama 5 Poin
2 Ribu 27
Tidak mengikuti menjadi pemimpin khatim
5 Poin 2 Ribu
28 Terlambat pulang ke asrama
5 Poin 2 Ribu
29 Telat membawa berkas yang diminta
asrama misal rapot dll 5 Poin
2 Ribu 30
Menggunakan peralatan dapur khusus tanpa izin
5 Poin 2 Ribu
31 Yang tidak ikut pembersihan atau
program asrama 5 Poin
2 Ribu 32
Tidak mengikuti ujian di asrama 5 Poin
2 Ribu 33
Tidak mengikuti kata-kata ketua 5 Poin
2 Ribu 34
Pakai komputer untuk tujuan lain 5 Poin
2 Ribu 35
Izin keluar saat proses belajar berlangsungtidak kembali
5 Poin 2 Ribu
36 Tidak masuk pelajaran tanpa ada
keterangan 5 Poin
2 Ribu 37
Memakai sendal wc di luar wc 5 Poin
2 Ribu 38
Berisik di tempat tidur 5 Poin
2 Ribu 39
Memakai barang orang lain 15 Poin
5 Ribu 40
Yang tidak mengikuti tugas resepsonis 15 Poin
5 Ribu 41
Pulang tanpa izin 20 Poin
5 Ribu 42
Mengotori atau mencoret-coret fasilitas milik asrama
20 Poin 5 Ribu
43 Bertengkarberkelahi dengan teman di
lingkungan asrama 50 Poin
44 Terlibat perkelahian di dalam atau di
luar asrama 50 Poin
45 Diketahui berpacaran
50 Poin 46
Mengikuti organisasi yang tidak ada hubungan dengan agama Islam
50 Poin
47 Mengambil atau mencuri milik
asrama, abi atau teman 100 Poin
48 Membawa dan merokok di asrama
atau di luar asrama 100 Poin
49 Membawa atau memperjualbelikan
buku atau kaset terlarang 100 Poin
50 Membawa atau meminum obat
terlarang 100 Poin
51 Mengkonsumsi obat atau minuman
terlarang di dalam di luar asrama 100 Poin
52 Memperjualbelikan obat terlarang
100 Poin
“Maksud sistem poin ini adalah setiap ajaran baru, masing- masing murid diberi 100 poin, setiap pelanggaran itu memiliki
pengurangan poin tertentu, misalnya tidak memakai peci dalam sholat itu mendapat pengurangan 3 poin, alhasil 100 poin dikurangi
3 poin. Dan mendapat denda sebesar 2 ribu rupiah. Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Setiap pelanggaran yang lebih
berat, maka akan mendapat pengurangan poin yang banyak pula. Jika murid mendapat poin 100 atau lebih maka sesuai peraturan
murid tersebut harus Get Out atau keluar dari asrama UICCI.”
26
26
Wawancara Pribadi dengan Noorfie Syahri Sya’bani, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Rabu, 6 April 2011, pkl.
20.30 WIB Pejaten Jakarta Selatan.
“Namun, jika murid tidak melakukan pelanggaran selama 2 minggu atau murid mendapatkan nilai 100 saat ujian di asrama,
maka akan mendapatkan tambahan poin sebanyak 10 poin.”
27
Sistem poin ini bertujuan agar murid disiplin, menjaga sikap, memelihara akhlak dan tidak melanggar tata tertib serta tidak
mempengaruhi murid lain untuk melakukan sesuatu yang tidak baik. Ini merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan para abi dalam
menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para murid di United Islamic Cultural Centre of Indonesia UICCI Pejaten – Jakarta Selatan ini.
e. Pemanggilan Ke Kantor Salah satu bentuk komunikasi antarpersonal yang dilakukan
abi kepada murid dalam menanamkan nilai-nilai akhlak adalah dengan memanggil murid yang bersangkutan ke kantor.
Bentuk komunikasi para abi dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para murid dengan pemanggilan ke kantor ada 2
macam, yaitu: 1
Komunikasi Diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara 2 orang secara tatap muka face to face. Misalnya, ada murid yang
ketahuan pacaran atau pulang sekolah terlambat. Murid itu dipanggil ke kantor oleh abi, kemudian ditanya kenapa
melakukan hal tersebut, lalu menasehati murid itu agar tidak melakukan hal itu lagi.
27
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ihsan Irjami, Murid Kelas XII Asrama SMA-Mahasiswa UICCI Pejaten Jakarta Selatan, Rabu, 6 April 2011, pkl.
21.00 WIB Pejaten Jakarta Selatan.
2 Komunikasi Triadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara 3
orang secara tatap muka face to face. Misalnya, ada murid yang berantem atau bertengkar. Abi memanggil 2 orang yang
berasangkutan, kemudian ditanya masalahnya apa, jangan sampai mengganggu orang lain dan abi mendamaikan keduanya serta
menasihati agar satu sama lain jangan saling bertengkar.
28
Dari semua bentuk komunikasi yang dilakukan abi dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para murid di United Islamic
Cultural Centre of Indonesia UICCI Pejaten, Jakarta Selatan, menurut hasil wawancara kepada para abi dan para murid serta hasil
observasi penulis sangat berhasil dan berpengaruh merubah akhlak para murid ke arah yang lebih baik, walaupun tidak 100, namun
kerja keras dan usaha para abi dapat diapresiasi karena mendapatkan hasil yang maksimal.