Anak Dalam Perspektif Islam.

16 permasalahan bagi remaja sendiri dan orang-orang yang berada dekat sekelilingnya”. 50

4. Anak Dalam Perspektif Islam.

Anak dalam perspektif Islam merupakan suatu amanah yang Allah berikan kepada hambanya sebagai suatu keturunan yang harus dijaga, dididik, dirawat dan disayang. Orang tua yang diberikan amanah oleh Allah haruslah bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Bukan malah menyalahi atau melanggar aturan yang telah Allah Berikan. Sebagaimana Firman Allah dalam surat al-Ahzab: 72. 51                     Artinya: ”Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh ”. QS. al-Ahzab : 72. Amanah sebagai yang terungkap pada QS.al-Ahzab: 72 secara etimologi berarti kepercayaatitipan yang Allah berikan kepada umat manusia. Anak ibarat kertas kosong di mana anak akan selalu menerima segala yang diukirnya dan akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya. Kalau orang tuanya mendidik anaknya dengan kekerasan anak akan selalu mengingat sampai ia dewasa dan tidak menutup kemungkinan anak akan melakukan hal tersebut kepada keturunannya kelak. 50 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja Jakarta: Gunung Mulia, 1992, hal. 7. 51 Hasan Al-Banna, dkk, Departemen agama RI Al- Qur’an dan Terjemahan Special For Woman Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 27 maret 2010. h. 427. 16 Kedudukan anak dalam Islam? Pertama, Al Qur‟an secara tegas menyatakan, bahwa keturunan merupakan bagian dari kelanjutan misi kekhalifahan di muka bumi. Sebagaimana firman Allah :                                Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.Q.S Al-Baqarah: 30. 52 Ayat ini menunjukkan bahwa kekahalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allah SWT , makhluk yang diserahi tugas yakni Adam dan anak cucunya, serta wilayah tempat tugas mereka di muka bumi. Dengan demikian kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas tersebut melaksanakannya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang. Kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendaknya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas kekhalifahan. Karena setiap anak yang lahir mempunyai tugas kekhalifahan bertanggung jawab terhadap kelangsungan peradaban bumi sebagai pewaris generasi sebelumnya. 52 Hasan Al-Banna, dkk, Departemen agama RI Al- Qur’an dan Terjemahan Special For Woman Bandung: PT.Sygma Examedia Arkanleema, 27 maret 2010. h. 6. 16 Generasi penerus kekhalifahan yang memiliki kualitas baik, tentu kehidupan di muka bumi ini akan berlanjut. Sebaliknya jika diserahkan kepada generasi yang tidak bertanggung jawab, maka muka bumi ini akan diwarnai keangkaramurkaan dan kehancuran. Pendidikan anak tarbiyyah al-aulâd dalam Islam menemukan urgensinya. Pendidikan yang baik dan berkesinambungan, anak-anak sebagai generasi penerus dan pewaris kehidupan di muka bumi ini akan menjadi manusia yang baik dan berorientasi kepada kemaslahatan. Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah s hallallahu „alaihi wasallam, kita temui bentuk- bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung. 53 Orang tua dan guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung- jawab mereka di hadapan Allah SWT terhadap pendidikan putra-putri Islam. Tentang perkara ini, Allah SWT berfirman :                        Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. At- Tahrim: 6 54 . 53 Http:Anakmuslim. Wordpress. Com20070224Pendidikan-Anak-Dalam-IslamS 54 Hasan Al-Banna, dkk, Departemen agama RI Al- Qur’an dan Terjemahan Special For Woman Bandung: PT.Sygma Examedia Arkanleema, 27 maret 2010. h. 560. 16 Kedua, al Qur‟an menyebut anak memiliki dua sisi yang saling berlawanan, satu sisi anak adalah amanah Allah yang dititipkan kepada orang tua dan juga sebagai fitnah. Anak sebagai amanah akan ditanyakan pertanggung jawabannya, maka menjadi kewajiban orang tua untuk mendidiknya dengan baik agar menjadi generasi yang berkualitas. 55 Rasulullah bersabda: “Tiada suatu pemberian pun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik”. H.R. Hakim dan Baihaqi. Wujud tindak kasih dalam ajaran Islam antara lain dimanifestasikan dalam perilakunya kepada orang lain maupun kepada diri sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagaimana pun, seseorang itu mempunyai kewajiban asasi terhadap dirinya sendiri, berupa kewajiban memelihara dirinya sendiri, secara fisik maupun secara psikis. 56 Manusia yang hidup di muka bumi ini mempunyai Hak kebebasan dan merdeka, mereka diberi kepercayaan penuh oleh Allah, diberkahi dengan risalah yang diturunkan melalui para Nabi, dan dikaruniai rasa tanggung jawab. Mereka diperintahkan untuk mencari nafkah di bumi dengan inisiatif dan jerih payah mereka sendiri, mereka pun bebas memilih kesejahteraan atau kesengsaraan bagi dirinya. Sebagaimana dalam firman Allah QS.Al-Insaan: 2-3 57 : 55 Rose Mini, A. Priyanto, Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya Yogyakarta: Kansius, 2003, h. 24. 56 Antonius Atosokhi Gea Noor Rahmat, Antonina Panca Yuni Wulandari, Character Building III Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004. 57 Zahrotun, dkk, Psikologi Perkembangan Tinjaun Psikologi Barat dan Psikologi Islam Ciputat Jakarta: UIN Jakarta Press, Desember 2006, cet. 1, h. 97. 16                    Artinya: ”Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan ”. QS.Al-Insaan : 2-3. Kebanyakan korban kekerasan seksual terhadap anak adalah anak perempuan. Perempuan dilahirkan bukan untuk pemuas seks laki-laki semata, bukan untuk dihardik, dihina, dipukul, dibunuh. Menurut Zakiah Darajad, manusia mempunyai musuh dalam dirinya, yaitu hawa nafsu yang dalam istilah psikologi dorongan atau kebutuhan- kebutuhan, di antaranya kebutuhan fisik dan biologis. Dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa hawa nafsu yang tidak terkendali, akan mendatangkan bahaya dan siksa bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. 58 Kendalinya adalah agama yang dipahami dengan baik dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam semua lingkungan mulai dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Karena jiwa manusia itu sangat cepat menerima rangsangan. Berpikir bahwa nafsu seksual manusia itu terbatas, dan bahwa setelah sampai pada suatu titik tertentu saja dapat terpenuhi adalah salah besar. Karena manusia mempunyai sifat yang tidak akan pernah puas dengan apa yang ia dapat. Anak punya hak dihargai dan dimuliakan, karena mereka makhluk yang mulia. Islam telah mengajarkan melalui petunjuk al- Qur‟an dan hadits 58 Zakiah Darajat, Psikoterapi Islam Jakarta: PT. Bulan Bintang. 2002. Cet.1. h. 70. 16 yang dijadikan pedoman hidup umat muslim bahwa anak merupakan makhluk mulia. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Israa : 70: 59                    Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan ”. QS. Al-Israa:70. Islam telah mengatur hak-hak dalam sekumpulan hukum yang mengatur kewajiban kedua orang tua, masyarakat di sekitarnya dan negara. Hak anak merupakan kewajiban dari Allah kepada orang-orang yang harus memenuhinya. Karena pemenuhan hak anak adalah bagian dari ibadah atau bukti ke tundukan mereka kepada Allah SWT. Hukum Islam mengatur hukum tentang pelecehan seksual dalam al- Quran bersifat umum karena hanya menjelaskan bahwa pelecehan seksual adalah haram dan termasuk amal perbuatan setan. Sedangkan pada hadist mengatur secara global tidak terinci namun hukuman yang diberikan kepada pelaku pelecehan seksual adalah sanksi yang berat. Dalam hukum Islam, ada beberapa pendapat tentang batasan seseorang anak yang dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana. Menurut kebanyakan fuqoha, mereka membatasi usia seorang anak yang dapat dikenakan pertanggung jawaban pidana atas jarimah yang diperbuatnya yaitu setelah si 59 Hasan Al-Banna, dkk, Departemen agama RI Al- Qur’an dan Terjemahan Special For Woman Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 27 maret 2010. h. 289. 16 anak mencapai usia 15 lima belas tahun. Sedang menurut Ahmad hanafi yang mengutip Imam Abu Hanifah, membatasi pada usia 18 delapan belas tahun dan menurut satu riwayat 19 sembilan belas tahun. 60 Untuk mencegah kekerasan pada anak dibutuhkan beberapa pendekatan di antaranya, pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman agama. Karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasi yang menjadi faktor terjadinya kekerasan. Pendekatan sosial melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama human trafficking. Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara fisik atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang bagaimana mengasuh anak dengan baik dan benar. 60 A, Hanafi, Asas-Asas Hukum Islam Yogyakarta: Bulan Bintang, 1976 , h. 370.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pulih

Yayasan Pulih adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam penanganan trauma dan pemulihan psikososial bagi masyarakat yang mengalami dampak kekerasan secara langsung dan tidak langsung dan bencana alam di berbagai wilayah Indonesia denganpendekatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan penerima manfaat. Awalnya YayasanPulih berdiri karena mimpi 6 orang aktivis, Livia Iskandar, Kristi Poerwandari, Ali Aulia, Saparinah Sadli, Irwanto dan Karlina Supeli. Saat itu tahun 2001, keadaan Indonesia sangat memprihatinkan. Kekerasan di manamana, kriminalitas meningkat dan penghakiman massa menjadi cara-cara yang digunakan orang-orang yang kehilangan harapan. Masyarakat membutuhkan layanan psikologis bagi korban kekerasan domestik, seksual, kekerasan yang terjadi dalam komunitas atau akibat konflik politik dan juga bantuan terhadap pekerja kemanusiaan yang rentan mengalami burn-out, kelelahan kepedulian maupun trauma sekunder. Pada akhirnyaYayasanPulih dapat didirikan tanggal 24 Juli 2002 di hadapan notaris. Selama 7 tahun sejak berdirinya, Pulih melakukan berbagai kegiatan untuk pemulihan dan penguatan psikososial.Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan Pulih yaitu penguatan psikososial berbasis komunitas 46