Penggantian Total Model Penggantian

a. Penggantian Total

Model ini menganggap bahwa ada yang kurang, atau menyimpang, di dalam agama-agama lain. Dengan kata lain, tidak ada nilai dalam agama-agama lain. Sikap semacam ini masih dianut oleh banyak gereja fundamentalis dan sebagian gereja Pentakosta. 5 Salah satu tokohnya adalah Karl Barth 6 Model penggantian total menganggap bahwa di dalam agama- agama lain tidak ada nilai, tidak ada kehadiran Allah. Agama-agama lain dianggap buatan manusia sehingga menjadi penghalang, 1886-1968. 7 5 Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, h. 25. bukan 6 Dasar pemikiran Barth tertuang dalam perkataannya “Biarlah Tuhan menjadi Tuhan – di dalam Yesus Kristus”. Ia berpendapat bahwa berdasarkan kitab-kitab Injil dan surat-surat Santo Paulus, manusia tidak sanggup bertindak sendiri tanpa Allah. Agar hal itu dimungkinkan, manusia harus membiarkan Allah menjadi Allah. Bagi Barth, hal tersebut terkandung dalam Perjanjian Baru, khususnya yang diberitakan Santo Paulus dan para Revormator yang dijelaskan dalam empat “hanya”, yaitu: pertama, “Kita diselamatkan hanya oleh rahmat”. Menurut Barth, ketika kejatuhan manusia dosa asal, manusia akan selamanya menderita kecuali ia mengakui adanya satu “Kekuasaan yang Lebih Tinggi”, disebut rahmat; kedua, “Kita diselamatkan hanya oleh iman”, agar bias menerima rahmat, kita harus mundur, keluar dari jalan yang salah, dan mengakui ketidakmampuan kita menuntun kehidupan kita sendiri. Namun, hal ini bisa dilakukan hanya kalau percaya; ketiga, “Kita diselamatkan hanya oleh Kristus”, dan keempat, “Kita diselamatkan hanya oleh firman Tuhan”. Dengan begitu, hanya umat Kristen lah yang selamat dari penderitaan karena telah memenuhi syarat empat “hanya” di atas. Lih Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, h. 26-27. 7 Menurut Barth, semua agama pada dasarnya sama yaitu, sama-sama menghalangi yang Ilahi, termasuk Kristen. Karena agama adalah ketidakpercayaan, tepatnya di dalam agama dan karena agama, manusia tidak percaya dan tidak membiarkan Allah menjadi Allah di dalam Kristus. Jadi tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa Kristen lebih baik dari pada yang lain. Akan tetapi, saluran, kasih Allah. Dalam istilah teologi, tidak ada wahyu maupun keselamatan di dalam agama-agama lain. Atas dasar itu umat Kristen, dengan model penggantian total, tidak memungkinkan untuk berdialog dengan agama-agama lain, bahkan Barth melarang para misionaris mencari titik temu di dalam agama-agama lain. Kalau pun ada, dialog antara umat Kristen dengan umat beragama lainnya hanya berupa usaha memahami agama-agama lain secara mendalam agar bisa menggantikan agama-agama itu dengan agama Kristen. 8 Dalil yang sering digunakan untuk memperkuat paham mereka adalah : “dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” Kis 4; 12. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Yoh 14:16. 9 menurut Barth, Kristen merupakan agama yang benar karena merupakan satu-satunya agama yang sadar akan kepalsuan dirinya dan juga tahu betul bahwa umatnya diselamatkan melalui Yesus Kristus. Lih Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, h. 28-29. 8 Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, h. 29 9 Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama, h. 29-31.

b. Penggantian parsial