4.7.1 Prosedur pasta gigi kitosan blangkas
Untuk membuat larutan kitosan 0,5 yaitu dengan mencampurkan 0,5 gr bubuk kitosan dengan 100 ml larutan asam asetat 1 sehingga menjadi larutan
kitosan 0,5 sebanyak 100 ml. Dari 100 ml larutan kitosan pada masing-masing konsentrasi 0,5, diambil 10
ml diaduk bersama dengan 0,5 gr alginat sampai homogen lalu dimasukkan 2,0 gr sodium lauril sulfat diaduk sampai homogen lalu tambahkan 3,0 ml larutan manitol
diaduk sampai homogen dan tambahkan 1,0 gr CaCO
3
diaduk hingga homogen kemudian masukkan 3,0 ml gliserin dan diaduk hingga homogen lalu tambahkan 5
tetes peppermint dan diaduk sampai dengan homogen berbentuk pasta dengan masing-masing konsentrasi 0,5.
4.7.2 Perlakuan sampel
Sampel sebanyak 30 buah gigi molar terpedam yang telah dicabut direndam dalam larutan saline, kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yang dibagi lagi
atas dua perlakuan, masing-masing perlakuan sebanyak 10 sampel yang diambil secara acak. Gigi kemudian dipotong sampai sebatas mahkota, kemudian gigi
ditanam dalam gyps dengan ukuran 3×3cm dengan permukaan bukal menghadap keatas.
Gigi kemudian disikat dengan berbagai bahan coba kemudian diukur kekerasannya dan juga dilihat perlekatan dari bakteri Streptococcus mutans ke
permukaan gigi.
Gambar 13. Penyikatan Bahan Coba pada Sampel
4.7.3 Uji kekerasan gigi
Pembuatan sampel dilakukan dengan cara: 30 gigi molar kemudian dibagi menjadi 3 kelompok pasta gigi kitosan blangkas bermolekul tinggi, pasta gigi
komersil dan pasta gigi plasebo yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampel. Setiap sampel diberi tanda nomer urut untuk setiap kelompok. Selanjutnya
sampel ditaman dalam balok gips dengan ukuran 3 × 3 cm. Permukaan bagian bukal menghadap ke atas bagian tengah balok gips diberi tanda dengan garis guratan.
Kemudian dilakukan pengukuran kekerasan permukaan dan dicatat, yang merupakan kekerasan awal sebelum diberi perlakuan perendam dengan cara sebagai berikut:
balok gips dijepit dengan permukaan gigi menghadap ke atas kemudian dijepit dengan alat penjepit pada meja alat Mikro Vickers Hardness Tester. Selanjutnya
sampel diatur supaya tepat di tengah lensa obyektif dan difokuskan dengan cara
memutar pegangan yang ada pada kanan alat, searah dengan jarum jam, setelah pada lensa okuler terlihat gambar dalam keadaan fokus, sampel dipindah dengan cara
menggeser ke arah kanan sehingga tepat berada di bawah diamond penetrator, lalu tombol penetrator ditekan, diamond penetrator akan turun, ini ditandai lampu hijau
akan menyala, bila diamond penetrator telah menyentuh sampel, maka lampu merah akan menyala. Setelah 30 detik diamond penetrator akan naik, lalu ditunggu sampai
lampu merah dan hijau padam. Sampel digeser kembali ke tempat lensa okuler dan difokuskan lagi, maka akan terlihat gambar bentukan belah ketupat, kemudian
panjang diagonalnya diukur langsung dengan mikrometer yang ada pada lensa okuler. Hasil pengukuran panjang diagonal kemudian diambil rata-ratanya. d dimasukkan
ke dalam rumus: NVH = 1,854 × P
d
2
NVH = kekerasan sampel kgmm2 P = berat beban 100 gram
d = panjang diagonal 11000 mm Ketiga kelompok masing-masing direndam selama 30 menit, 60 menit dan 120 menit,
lalu dilakukan pengukuran kekerasan.
Gambar 14. Sampel gigi molar
Gambar 15. Pengukuran kekerasan dengan alat Micro Vickers Hardness Tester
4.7.4 Pembuatan media