disebut sebgai tuberkulosis postprimer. Kuman akan disebarkan secara hematogen ke segmen apikal posterior. Reaktifasi dapat juga terjadi
melalui metastase hematogen ke berbagai jaringan tubuh.
c. Reinfeksi. Keadaan ini terjadi pada saat adanya penurunan imunitas tubuh
atau terjadi penularan secara terus-menerus oleh kuman TB dalam satu keluarga Bahar, 2001.
2.2.3. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberkulosis memerlukan suatu ‘definisi kasus’ yang meliputi empat hal, yaitu :
2.2.3.1. Berdasarkan Lokasi atau Organ Tubuh Yang Sakit
a. Tuberkulosis paru: TB paru adalah TB yang menyerang jaringan
parenkim paru dan tidak termasuk pleura selaput paru dan kelenjar pada hilus.
b. Tuberkulosis ekstra paru: TB yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung pericardium, kelenjar getah bening, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
2.2.3.2. Berdasarkan BakteriologiHasil Pemeriksaan Dahak BTA
a. Tuberkulosis paru BTA + adalah :
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan
hasil BTA positif -
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif -
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif
- 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen
dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu SPS pada pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
b. Tuberkulosis paru BTA -
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan TB aktif -
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis positif
2.2.3.3. Berdasarkan Tingkat Keparahan Penyakit
a. TB paru BTA negatif foto toraks positif : dibagi berdasarkan
tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran
kerusakan paru yang luas misalnya proses ‘far advanced’, dan atau keadaan umum pasien buruk.
b. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu : -
TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang kecuali tulang belakang, sendi,
dan kelenjar adrenal. -
TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang,
TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin. Catatan:
• Bila seorang pasien TB paru juga mempunyai TB ekstra
paru, maka untuk kepentingan pencatatan, pasien tersebut harus dicatat sebagai pasien TB paru.
• Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa
organ, maka dicatat sebagai TB ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat DepKes, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4. Berdasarkan Tipe Pasien