Faktor Resiko Gambaran Klinis

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik f. Kasus Pindah Transfer In : Adalah pasien yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Pasien pindahan tersebut harus membawa surat rujukan pindah. g. Kasus Bekas TB : - Hasil pemeriksaan BTA negatif biakan juga negatif bila ada dan gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung - Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologik PDPI, 2002.

2.2.4. Faktor Resiko

Terdapat beberapa faktor risiko terjangkitnya penyakit TB, termasuk : a. Sistem imunitas tubuh yang lemah Imunitas tubuh yang sehat biasanya dapat melawan bakteri TB. Namun terdapat beberapa hal yang dapat melemahkan sistem imunitas tubuh seperti penyakit HIVAIDS, diabetes, gagal ginjal terminal, kanker, pengambilan kortikosteroid, obat kemoterapi. Keadaan-keadaan ini akan menyebabkan infeksi TB semakin mudah terjadi. b. Kontak langsung dengan pesakit TB Universitas Sumatera Utara Mereka yang menghabiskan jangka waktu lama dengan pesakit TB yang masih dalam fase aktif akan lebih mudah terinfeksi dengan bakteri TB, contohnya kontak langsung dengan keluarga, teman sekamar dan lain-lain. c. Usia Usia yang lebih tua mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit TB. d. Malnutrisi Diet yang kurang baik atau kurang kalori meningkatkan faktor risiko terkena TB MayoClinic, 2009.

2.2.5. Gambaran Klinis

Keluhan yang dirasakan oleh pasien TB dapat bervariasi atau terkadang ditemukan banyak pasien dengan TB paru tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang biasa ditemukan pada pasien dengan TB paru adalah diantaranya demam, batuk dengan atau tanpa darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise. Bahar, 2001 Demam pada pasien dengan TB paru biasanya subfebris tetapi kadang dapat mencapai 40-41 o C. Demam ini biasanya hilang timbul sehingga pasien merasa tidak pernah bebas dari serangan demam. Keadaan ini berhubungan dengan daya tahan tubuh pasien serta berat ringannya infeksi kuman TB yang masuk Bahar, 2001. Gejala batuk 2-3 minggu pada pasien dengan TB banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama maka mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yaitu setelah setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan dimulai. Sifat batuk dapat dimulai dari batuk kering dan setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif yang menghasilkan sputum. Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapatnya pembuluh Universitas Sumatera Utara darah yang pecah. Batuk darah kebanyakan timbul akibat kavitasi namun dapat pula terjadi pada ulkus dinding bronkus Bahar, 2001. Sesak nafas pada penyakit ringan belum akan dirasakan. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit paru yang sudah lanjut, yang infiltrasinya meliputi setengah bagian paru. Nyeri dada agak jarang ditemukan. Timbul biasanya bila infiltrasi radang sudah mencapai pleura sehingga terjadi pleuritis Bahar, 2001. Penyakit TB merupakan penyakit radang yang menahun sehingga gejala malaise sering ditemukan yang dapat berupa anorexia tidak nafsu makan, berat badan yang menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala malaise semakin lama semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur Bahar, 2001.

2.2.6. Diagnosis