Scanning Electron Microscope SEM Bagan Skema Prosedur Penelitian Kesimpulan

4000 - 200 cm -1 . Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah. Dachriyanus, 2004.

2.3.2 Syarat – Syarat Interpretasi Spektrum

Tidak ada aturan yang pasti dalam menginterpretasikan spektrum IR. Tetapi beberapa syarat harus dipenuhi dalam menginterpretasikan spektrum : 1. Spektrum harus tajam dan jelas serta memiliki intensitas yang tepat. 2. Spektrum harus berasal dari senyawa yang murni. 3. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga akan menghasilkan pita atau serapan pada bilangan gelombang yang tepat. 4. Metoda penyiapan sampel harus dinyatakan. Jika digunakan pelarut maka jenis pelarut, konsentrasi dan tebal sel harus diketahui. Karakteristik frekuensi vibrasi IR sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sangat kecil pada molekul sehingga sangat sukar untuk menentukan struktur berdasarkan data IR saja. Spektrum IR sangat berguna untuk mengidentifikasikan suatu senyawa dengan membandingkannya dengan spektrum senyawa standar terutama pada daerah sidik jari. Secara praktikal, spektrum IR hanya dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsi Dachriyanus, 2004.

2.4 Scanning Electron Microscope SEM

Pada penelitian ini diguanakn SEM yaitu untuk melihat bagaimana perbedaan permukaan dari kitosan dengan variasi waktu penggunaan ultrasonik bath. Adapun cara kerja dari Universitas Sumatera Utara SEM yaitu pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dikenai dengan sinar elektron. Elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT cathode ray tube. Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. http:akirawijayasaputra.wordpress.com20090427mikroskop-elektron. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Neraca analitis Mettler A.E 200 - Gelas ukur pyrex - Labu takar pyrex - Gelas Beker pyrex - Plat kaca - FTIR Shimadzu - SEM ASM-SX Shimadzu - Ultrasonik bath Kerry pulsatron - Viskometer Brockfield

3.1.2 Bahan

- Kitosan - NH 3 p.a merck Universitas Sumatera Utara - CH 3 COOH p.a merck - Aquades - Universitas Sumatera Utara

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Pembuatan Larutan Asam Asetat 1

Diukur 10 ml asam asetat p.a merck, kemudian dimasukkan kedalam labu takar 1 L dan di encerkan dengan aquades sampai garis tanda.

3.2.2 Pembuatan Film Kitosan NanoPartikel

Kitosan dengan variasi berat 200;400;600;800;1000mg dilarutkan dalam 200 ml asam asetat 1 dalam gelas beker kemudian diaduk dengan waktu pengadukan selama 10 menit, setelah homogen, diteteskan larutan amoniak hingga larutan berwarna putih. Larutan tersebut ditempatkan pada ultrasonik bath dengan variasi waktu 1,2,3,5,dan7 menit yang bertujuan untuk memecahkan larutan kitosan tersebut menjadi partikel yang lebih kecil. Kemudian diukur viskositasnya dengan viskometer brockfield. Kemudian larutan tersebut dicetak film pada plat kaca yang telah tersedia. Film tersebut dikeringkan hingga benar-benar kering kemudian diuji karakterisasinya dengan FTIR dan SEM.

3.2.3 Spektroskopi Inframerah FTIR

Lapis tipis atom partikel yang diperoleh dari hasil kitosan nanopartikel diletakkan pada alat kearah sinar infra merah, hasil akan direkam ke dalam kertas berskala aliran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas cahaya.

3.2.4 Scanning Electron Microscope SEM

Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru elektron sekunder atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dikenai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang Universitas Sumatera Utara terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT cathode ray tube. Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Universitas Sumatera Utara

3.3 Bagan Skema Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Film Kitosan Nanopartikel Dengan Variasi Berat Kitosan Dan Variasi Waktu Ultrasonik Bath Kitosan Ditimbang dengan variasi berat 200,400,600,800,1000 mg Dimasukkan kedalam gelas beker Dilarutkan dengan 200 mL Asam Asetat 1 Diaduk hingga homogen dengan waktu pengadukan selama 10 menit Ditetesi dengan larutan NH 3 tetes demi tetes hingga larutan berwarna putih Larutan putih Dimasukkan dalam Ultrasonik Bath dengan Variasi waktu 1,2,3,5,7menit Diukur viskositasnya dengan viskometer brockfield Dituangkan dalam plat kaca Dikeringkan selama ± 1 minggu pada suhu kamar Film Kitosan Nanopartikel Karakterisasi Film Kitosan Nanopartikel FTIR SEM Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Film Kitosan Nanopartikel

Pada pembuatan film kitosan nanopartikel untuk larutan dibuat dengan melarutkan kitosan 200,400,600,800,1000 mg dalam asam asetat 1 diaduk dengan pengaduk selama 10 menit kemudian ditambahkan larutan NH 3 hingga terbentuk larutan putih kemudian diletakkan pada ultrasonik bath dengan variasi waktu 1,2,3,5,dan7 menit. Kemudian diukur viskositasnya dengan menggunakan viskometer brockfield. Kemudian dicetak pada plat kaca, dibiarkan hingga kering. Kemudian diuji karaktreristiknya dengan FTIR dan SEM. Berikut adalah tabel pengaruh berat dan waktu ultrasonik Bath terhadap viskositasnya. Tabel 4.1. Pengaruh Berat dan Waktu ultrasonik bath terhadap Viskositasya V iskos it as cps Waktumenit Berat mg 200 400 600 800 1000 1 55 65 78 87 90 2 58 73 82 98 105 3 189 205 249 286 300 5 306 347 388 424 410 7 289 315 366 385 412 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa viskositas pada 1000 mg kitosan menunjukkan nilai yang tidak begitu jauh berbeda dan kenaikannya jg konstan seperti juga diperlihatkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Grafik pengaruh Berat dan Waktu Ultrasonik Bath Terhadap Viskositasnya Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Reaksi

Larutan Kitosan + H 2 O Universitas Sumatera Utara

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penentuan Derajat Deasetilasi

Analisis kuantitatif dari spektroskopi FT-IR dapat dilakukan berdasarkan spektrum Infra merah yang dihasilkan, dimana penentuan derajat deasetilasi dari kitosan menggunakan persamaan Domszy dan Robers Khan, 2002. Tsaih dan Chen 2003 juga mengungkapkan bahwa semakin meningkat waktu penggunaan ultrasonik bath maka akan dapat merubah permukaan partikel. Berikut adalah persamaaan Domzy dan Robers : 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD Dimana: A 1655 = absorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm -1 A 3450 = absorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm -1 1,33 = tetapan yang diperoleh dari perbandingan A 1655 A 3450 untuk kitosan dengan asetilasi penuh Berikut perhitungan derajat deasetilasi DD dari kitosan nanopartikel a. Derajat Deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu peggunaan ultrasonik bath 1 menit Universitas Sumatera Utara 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD 100 33 , 1 1 3450 15 , 3410 1655 76 , 1649 1 ×     × − = DD 100 33 , 1 1 5 , 11765017 8 , 2730352 1 ×     × − = DD 100 1745 , 1 × − = DD DD = 82,55 Jadi, derajat deasetilasi DD kitosan dengan waktu ultrasonik 1 menit adalah 82,55 b. Derajat Deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 2 menit 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD 100 33 , 1 1 3450 15 , 3410 1655 5 , 1652 1 ×     × − = DD 100 33 , 1 1 5 , 11765017 5 , 2734887 1 ×     × − = DD [ ] 100 1748 . 1 × − = DD DD = 82,52 Jadi, derajat deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 2 menit adalah 82,52 c. Derajat Deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 3 menit Universitas Sumatera Utara 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD 100 33 , 1 1 3450 58 , 3425 1655 16 , 1654 1 ×     × − = DD 100 33 , 1 1 11818251 8 , 2737634 1 ×     × − = DD [ ] 100 1742 , 1 × − = DD DD = 82,58 Jadi, derajat deasetilasi DD kitosan dengan waktu penggunaaan ultrasonik bath 3 menit adalah 82,58 d. Derajat Deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 5 menit 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD 100 33 , 1 1 3450 72 , 3448 1655 07 , 1651 1 ×     × − = DD 100 33 , 1 1 11898084 85 , 2732520 1 ×     × − = DD 100 1726 , 1 × − = DD DD = 1- 17,26 DD = 82,74 Jadi, derajat deasetilasi DD kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 5 menit adalah 82,74 e. Derajat Deasetilasi DD dari kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 7 menit Universitas Sumatera Utara 100 33 , 1 1 1 3450 1655 ×         × − = A A DD 100 33 , 1 1 3450 58 , 3425 1655 1625 1 ×     × − = DD 100 33 , 1 1 11818251 2689375 1 ×     × − = DD 100 1711 , 1 × − = DD DD = 82,89 Jadi, derajat deasetilasi DD kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 7 menit adalah 83,59 Tabel 4.2. Tabel derajat deasetilasi DD Waktu Menit Derajat Deasetilasi 1 82,55 2 82,52 3 82,58 5 82,74 7 82,89 Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Analisis SEM dan spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 1 menit Gambar 4.2. Foto SEM kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaaan ultrasonik bath 1 menit Hasil foto kitosan nanopartikel dari Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan permukaan yang tidak rata karena terdapat tonjolan-tonjolan pada permukaannya. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis spektroskopi inframerah pada kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 1 menit diperoleh puncak sebagai berikut : Spektrum FTIR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 1 menit Pita serapan pada bilangan gelombang 3410,15 cm -1 menujukkan adanya gugus amin dimana terjadi regangan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2924,09 cm -1 dan 2877,79 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 . Adanya puncak serapan gelombang pada bilangan gelombang 1649,76 cm -1 menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1566,20 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1404,18 cm -1 menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangakan p ada pita serapan bilangan gelombang 1080,14 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O.

4.2.3 Analisis SEM dan spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu

Bilangan gelombang Universitas Sumatera Utara penggunaan ultrasonik bath 2 menit Gambar 4.3. Foto SEM kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 2 menit Hasil foto kitosan nanopartikel dari Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan permukaan yang tidak rata karena terdapat tonjolan pada daerah permukaannya. Hasil analisis spektroskopi inframerah pada kitosan dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 2 menit diperoleh puncak sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 2 menit Pita serapan pada bilangan gelombang 3410,15 cm -1 dan 3286,70 cm -1 menujukkan adanya regangan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2931,80 dan 2885,51 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 . Adanya puncak pada serapan gelombang 1652,5 cm -1 menunjukkan regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1566,20 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1404,18 menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangakan pada pita serapan bilangan gelombang 1072,42 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O. Bilangan Gelombang Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Analisis SEM dan spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 3 menit Gambar 4.4. Foto SEM kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 3 menit Hasil foto kitosan nanopartikel dari Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan permukaan yang hampir ratahanya terdapat sedikit tonjolan pada permukaannya. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis spektroskopi inframerah pada kitosan dengan waktu ultrasonik 3 menit diperoleh puncak sebagai berikut : Spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 3 menit Pita serapan pada bilangan gelombang 3425,58 cm -1 dan 3410,15 cm -1 menujukkan adanya regangan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2924,09 dan 2877,79 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 . Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1654,16 cm -1 menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1566,20 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1404,18 menunjukkan adanya lentur C ─H,sedangakan pada pita serapan bilangan gelombang 1080,14 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O. Bilangan Gelombang Universitas Sumatera Utara 4.2.5 Analisis SEM dan spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 5 menit Gambar 4.5. Foto SEM kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 5 menit Hasil foto kitosan nanopartikel dari Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan permukaan yang rata. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis spektroskopi inframerah pada kitosan dengan waktu ultrasonik 5 menit diperoleh puncak sebagai berikut : Spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 5 menit Pita serapan pada bilangan gelombang 3448,72 cm -1 dan 3371,57 cm -1 menujukkan adanya regangan N ─H . Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2924,09 dan 2870,08 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 . Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1651,07 cm -1 menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1589,34 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1419,61 cm -1 menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangakan pada pita serapan bilangan gelombang 1064,71 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O. Bilangan Gelombang Universitas Sumatera Utara 4.2.6 Analisis SEM dan spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 7 menit Gambar 4.6. Foto SEM kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonic bath 7 menit Hasil foto kitosan nanopartikel dari Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan permukaan yang tidak rata karena terdapat tonjolan pada permukaannya. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis spektroskopi inframerah pada kitosan dengan waktu ultrasonik 7 menit diperoleh puncak sebagai berikut : Spektrum FT-IR kitosan 1000 mg dengan waktu penggunaan ultrasonik bath 7 menit Pita serapan pada bilangan gelombang 3425,58 cm -1 dan 3410,15 cm -1 menujukkan adanya regangan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2924,09 cm -1 dan 2877,79 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 .. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1625 cm -1 menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1558,48 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1404,18 cm -1 menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangakan pada pita serapan bilangan gelombang 1080,14 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O. Bilangan Gelombang Universitas Sumatera Utara

4.2.7. Analisa Spektrum FT-IR Kitosan murni

Spektrum FT-IR Kitosan murni Pita serapan pada bilangan gelombang 3431,5 cm -1 menujukkan adanya regangan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2881,18 cm -1 menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH 3 dan CH 2 .. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1651 cm -1 menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1539,19 cm -1 menunjukkan adanya tekukan N ─H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1420,21 cm -1 menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangakan pada pita serapan bilangan gelombang 1032,9 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C ─O. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : • Dari hasil analisa FT-IR dapat diperoleh perbedaan nilai Derajat Deasetilasi dari kitosan dimana semakin meningkat waktu penggunaan ultrasonik Bath maka nilai Derajat Deasetilasi juga meningkat yaitu 82,55,82,52,82,58,82,74, dan 82,89. • Dari foto Scanning Electron Microscope SEM menunjukkan adanya bentuk morfologi yang berbeda antara kitosan dengan waktu penggunaan utrasonik 1,2,3,5,dan 7 menit dimana dengan bertambahnya waktu penggunaan ultrasonik bath maka akan dapat merubah permukaan kitosan.

5.2 Saran