Tujuan dan Manfaat pajak USU Perjalanan Pedagang Kaki Lima Bursa Kampus USU

mendukung Kampus USU yang nyaman, harmoni dan dinamis. Konsep yang diimplementasikan adala Bina atau binasakan.”Bina” berarti diperbolehkan berniaga di kampus USU dengan syarat harus patuh dan tunduk pada aturan USU, sedangkan “Binasakan” berarti dikeluaran dari Kampus USU dengan kata lain tidak diperbolehkan berniaga di Kampus USU.

4.1.2 Tujuan dan Manfaat pajak USU

1. Membangun citra kampus USU sebagai Kampus harmonis dan dan dinamis yang mampu mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat dengan mampu membina para pedagang kaki lima yang “barbar” menjadi pedagang yang disipilin dan dinamis dan bermartabat. Dengan demikian USU tidak hanya menjadi lembaga perguruan tinggi”Menara Gading”tetapi sudah mampu mengangkat derajat pedagang kaki lima yang selama ini dicitrakan sebagai “pengganggu” keteriban dan kenyamanan warga Kota. 2. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebagian alumni yang berniat jadi saudagar. Denga menyediakan lokasi berniaga bagi mereka yang secara sosio cultural sudah bagian dari kehidupannya sehari-hari ketika masih menjadi mahasiswa, sehingga mereka tau apa yang dibutuhkan para konsumennya. Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan kemampuan tugas “Security USU”, hadirnya Bursa Kampus USU atau disebut juga “Pajak USU” secara tidak langsung telah menghilangkan konflik ditengah warga kampus dengan para preman yang sebelumnya sering terjadi. Ini tentu saja akan mengurangi beban tugas para security kampus USU. 4. Berkeinginan untuk menyetor hasil kontrubusi harian dan tuntutan yang diperoleh dari hasil retribusi dalam sebuah bentuk unit usaha di lingkungan Kampus Universita Sumatera Utara. Sebesar 50 dari penghasilan akan disetor ke rekening USU, sedangkan siasanya akan ke rekening USU, sedangkan sisanya akan dijadikan untuk kesejahteraan para pegawai, pengelola dan dana perawatan dan operasioanal kebersihan.

4.1.3 Perjalanan Pedagang Kaki Lima Bursa Kampus USU

Bursa kampus USU mulai dibenahi sejak tiga tahun yang lalu yang tepatnya pada awal bulan ramadhan ke ramadhan berikutnya, tepatnya tahun pertama operasional mulai bulan oktober 2005 sd November 2006. Sebagai kepala Keamanan dan ketertiban dan atas perintah lisan bapak Rektor mulai memmbina para pedagang kaki lima yang banyak berdagang secara tidak teratur di hampir setiap pojok kampus. Berdasarkan otoritas sebagai penaggung jawab utama masalah keamanan dan ketertiban mengumpulkan semua pedagang untuk diberi pengarahan dan pembinaan denga konsep “Bina dan binasakan”.sejak itu mulai lah membangun kesadaran para pedagang untuk berdagang secra tertib dan bermental entrepreneurship. Dari setiap pedagang yang masih berkeinginan untuk berdagang di Universitas Sumatera Utara lingkungan USU, dikutiplah uang bervariasi antara 1.000.000 – 2.000.000 rupiah, sehingga terkumpul dana sebesar 102 juta rupiah. Dana ini kemudian dipergunakan untuk menimbun tanah rawa-rawa yang tidak produktif yang terletak diantara Fakultas Ekonomi dan Hukum, tepatnya msuk dari jalan. Abdul Hakim diatas seluas tana 40 x 80 meter. Dengan dana Swadaya inilah, tanpa dana bantuan dari pihak manapun mulai dibangun lapak-lapak tempat berdagang para pedagang yang dibuat dari tenda dan tianga-tiang dari besi dengan system knock down buka tutup. Masing-masing lapak luasnya 4 x 4 m. para pedagang yang bersedia berniaga di lokasi ini harus mengikat perjanjian dengan pihak pengelola yang mewakili USU secara tertulis, ysng isinya bahwa kapan saja para pedagang dapat dipersilahkan meninggalkan lokasi lapak nya apabila pihak USU, tanpa ada tuntutan apapun”. Disamping itu para pedagang juga diwajibkan membayar retribusi yang ditentukan oleh pihak Security antara lain: keamanan, parkir, jaga malam, air, genset listrik dan lain-lain. Dalam perkembangan kemudian, ternyata prospek Bursa Kampus, atau dari awal lebih dikenal oleh kalangan mahasiswa sebagai “ Pajak USU” atau”Pajus” demikian prospeknya bagi para pedagang dan menjadi tempat berbelanja keperluan mahasiswa yang efesien, murah dan cepat. Kondisi ini menyebabkan pihak pengelola kewalahanmelayani permintaan para pedagang lainnya yang ingin berdagang di lokasi tersebut. Berdasarkan hal itu, awal maret 2007 kemudian pengelola menambah sebanyak dua puluh lapak dan menyemen semua lantai lokasi Bursa Kampus agar Universitas Sumatera Utara tidak becek di musim hujan dan berdebu di musim kemarau, juga mendirikan pos jaga lokasi parkir yang nyaman. Untuk mengatasi masalah kebutuhan listrik di tiap lapak yang selama ini dilakukan oleh masing-masing pedagang dengan mesin genset sehingga menimbulkan suara bising dan selalu mengganggu kenyamanan para konsumen, akhirnya pengelola dengan dana pribadi membeli dua buah genset besar sehingga Rp 100.000.000-, ditambah pemasangan intalasi jaringan listrik ke seluruh lapak yang embutuhkan. Agar tidak menimbulkan suara bising, genset diletakkan dalam sebuah tempat yang permanen dari batu di pojok kiri depan lokasi Bursa Kampus. Sejalan dengan demikian maju dan lengkapnya perasarana untuk berdagang diloksi ini. Maka pengelola mulai menata lebih baik lagi masalah-masalah persyaratan berdagang dan besarnya tarif restribusi. Mulai sejak ramadhan 2007 ditetapkan restribusi tahunan Rp 2.000.000 per tahun.

4.1.4 Pelaksanaan Keamanan