1.1. Latar Belakang
Pelajar adalah merupakan entitas sosial yang hidup dalam lingkungan yang kondusif dan ilmiah, pelajar adalah kaum atau generasi muda yang terdidik dan
terpelajar. Kata pelajar diinterpretasikan menjadi tiga hal yaitu pertama, pelajar sebagai entitas sosial, kedua pelajar sebagai subyek pendidikan, kebudayaan dan
subyek transformasi pendidikan dan kebudayaan serta ketiga kepelajaran sebagai intelektualisme. Pada hakikatnya pelajar sebagai entitas sosial, sesungguhnya
mengandung makna sosial dan politis. Pertama, pelajar merupakan representasi dari lapisan sosial yang berjumlah massa sangat besar. Oleh karena jumlahnya yang
begitu besar, keberadaan pelajar harus menjadi realitas yang diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan sosial public policy making dibidang-bidang terkait.
Kedua, pelajar merupakan gambaran dari generasi pemimpin umat dan bangsa pada masa yang akan datang. Secara politis, keberadaannya mewakili komunitas yang
terdidik dan relatif berperadaban. Pelajar sebagai subjek pendidikan, artinya proses pembelajaran untuk melakukan rekayasa peradaban dapat dilakukan dengan konsep
pendidikan yang mendewasakan yaitu memunculkan kesadaran akan hakikat diri dan kehidupan. Menjadikan pelajar sebagai subjek kebudayaan merupakan penegasan
tentang perlunya menumbuhkan kesadaran kritis critical consciousness pada diri pelajar terhadap adanya kooptasi budaya massa mass culture. Proses transformasi
pendidikan dan kebudayaan dapat dilakukan secara efektif manakala dilakukan dengan pendekatan peer education pendidikan sebaya yaitu mereka yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
kedekatan psikologis dan intelektual, kesamaan identitas dan karakter serta mengandung teknik berbagi sharing.
http:www.ponpeskarangasem.comindex.php?option=com_content diakses 20 -05- 2010 pukul 10.20.
Sumatera utara sebagai salah satu provinsi dengan kota Medan sebagai ibu kotanya dan merupakan kota terbesar di pulau Jawa memiliki objek wisata yang
menarik yang layak dikunjungi. Selain menjadi tempat wisata, berbagai kepantingan lain, seperti misalnya untuk melakukan kegiatan bisnis dan kunjungan kekeluargaan
cukup banyak dilakukan di Sumatera utara. Di kota Medan banyak lingkungan yang di kunjungi pelajar sesuai dengan keinginan yang mereka inginkan, salah satu
lingkungan yang sangat banyak di kunjungi para pelajar di kota medan seperti mall, swalayan, plaza. Tempat seperti ini dijadikan para pelajar seperti berbelanja seperti
aksesoris, aneka alat tulis, baju-baju dan berbagai makanan dan minuman. Tetapi para pelajar di kota medan ini banyak juga yang mengunjungi pajak USU pajus .
Pajak USU merupakan salah satu pusat perbelanjaan pasar yang berada di lokasi kampus Universitas Sumatera Utara. Pada awalnya pajak USU merupakan kumpulan
beberapa pedagang yang mendirikan tenda-tenda tempat untuk menjual berbagai makanan di bawah kebun kelapa sawit. Kemudian pajak USU di kelola lebih baik
lagi oleh Universitas Sumatera Utara sehingga semakin berkembang sampai saat ini. http:karodalnet.blogspot.com201002hotel-di-sumatera-utara.html. di akses 13-
07-2010 pukul 20.25
Universitas Sumatera Utara
Pajak USU bisa dikatakan cukup terkenal sebagai tempat berbelanja Pajak
yang satu ini sudah merambah ke mana-mana, tidak hanya di Universitas Sumatera Utara USU, bahkan namanya populer ke pelosok Medan. Pajak USU ini
memberikan semua kebutuhan para pelajar dan mahasiswa umum serta anak muda. Mulai dari alat tulis, pernak pernik, cetak foto digital, bikin pin, aksesoris HP,
perlengkapan komputer, kontjo, tempat makan, dan banyak lagi
.
Para pedagang di pajak USU bukan hanya menjual berbagai macam barang saja tetapi menjual
dagangan baik dari makanan dan minuman. Dengan beragamnya jenis barang dagangan di pajak USU ada beberapa pelajar mengatakan pada penulis bahwa lebih
baik berbelanja barang-barang tertentu di pajak USU dibandingkan di Swalayan maupun di plaza-plaza karena harga yang yang diberikan para pedagang pajak USU
jauh lebih murah dibandingkan di plaza maupun Swalayan dengan jenis kwalitas barang yang sama. Oleh karena itu konsumen yang berbelanja di pajak USU bukan
hanya dari mahasiswa USU saja tetapi juga dari siswa SLTP, SMU dan mahasiswa perguruan tinggi yang lain.
Gambaran di atas merupakan alasan pelajar ke pajak USU. Atas dasar beberapa indikasi yang melatar belakangi pelajar ke pajak USU seperti perbandingan
harga, kepuasaan, hubungan sosial dan hanya untuk berkunjung. Indikasi tersebut, yang saling berhubungan yang dijabarkan dengan gambaran berikut ini :
a. Perbandingan harga : bagi para pelajar yang datang ke pajak USU
menganggap bahwa harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga mall, swalayan, plaza-plaza pandangan tersebut dari adanya sejumlah modal yang
Universitas Sumatera Utara
lebih besar untuk membangun mall, swalayan, plaza-plaza serta pajak yang dilakukan pemerintah terhadap unit usaha tersebut. Menjadikan harga barang
dan jasa yang diperjual belikan melambung tinggi. Pandangan tersebut juga didukung oleh gambaran keseharian yang ada diberbagai pajak USU dengan
harga yang cenderung murah. b.
Kepuasaan : bagi pelajar yang datang kepajak USU ada kepuasaan yang tercipta, karena mendapatkan harga yang lebih murah yang didasari adanya
pandangan harga yang murah atas barang dan jasa yang didapati dari pajak USU. Namun kepuasaan yang telah digambarkan sebelumnya terdapat
keunggulan pajak USU yang tidak dimiliki mall, swalayan, plaza-plaza yang juga menciptakan kepuasaan para pelajar tawar-menawar. Proses tawar-
menawar tersebut merupakan landasan utama para pelajar lebih memilih berbelanja kepajak USU. Melalui proses tawar-menawar yang berlaku di
pajak USU pelajar melakukan proses tawar –menawar dengan pedagang agar harga yang atas suatu barang yang diperoleh lebih murah. Melalui kegiatan
tersebut pelajar dapat meminimalisasi harga atas kebutuhan pokok yang dibeli dari pajak USU, dan terkadang pelajar menganggap harga atas barabg atau
jasa yang diperoleh tawar –menawar adalah harga dibawah rata-rata, atau dengan kata lain harga tersebut hanya akan didapat jika melalui proses
panjang atau tawar-menawar. c.
Hubungan sosial : hubungan langganan yang terbentuk dari kepercayaan kedua belah pihak di mana antara pedagang dan pelajar dapat mengarah ke
hubungan sosial yang lebih kuat. Ikatan tersebut berkembang, dan menjadikan
Universitas Sumatera Utara
pedagang tetap eksis yang menjadikan pajak USU tetap bertahan hingga kini karena ada ikatan yang telah terjadi antara pedagang dan pelajar. Untuk
sebagian pelajar yang berbelanja di pajak USU hubungan dengan pedagang yang kuat menjadi faktor terpenting yang mengakibatkan pelajar enggan
berpindah tempat, atau berbelanja ke mall, swalayan, plaza atau terhadap pedagang atau individu lain yang menjual barang dagangannya di pajak USU.
d. Hanya untuk berkunjung: pelajar yang datang ke pajak USU tanpa
mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa. Pelajar ini adalah pelajar yang menghabiskan waktu luangnya ke pajak
USU. Pelajar yang datang ke pajak USU pada waktu –waktu tertentu seperti waktu bubaran sekolah, tetapi ada juga pelajar yang datang ke pajak USU
.sepanjang waktu dan akhir pecan. Kedatangan pelajar ke pajak USU bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya,tetapi
hanya sekedar datang untu melihat orang yang datang ke pajak USU dan atau melihat orang yang datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang
yang datang kesana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalaupun mereka membeli sesuatu , biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun
dalam rangka mejeng, yaitu mencoba untuk menarik perhatian orang lain terhadap apa yang dilakukan, dimiliki, dan ditampilkan. Maisyarah, 2008.
Karakteristik hubungan aktor ekonomi di pasar tradisional mingguan.
1.2. Perumusan Masalah