pedagang tetap eksis yang menjadikan pajak USU tetap bertahan hingga kini karena ada ikatan yang telah terjadi antara pedagang dan pelajar. Untuk
sebagian pelajar yang berbelanja di pajak USU hubungan dengan pedagang yang kuat menjadi faktor terpenting yang mengakibatkan pelajar enggan
berpindah tempat, atau berbelanja ke mall, swalayan, plaza atau terhadap pedagang atau individu lain yang menjual barang dagangannya di pajak USU.
d. Hanya untuk berkunjung: pelajar yang datang ke pajak USU tanpa
mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa. Pelajar ini adalah pelajar yang menghabiskan waktu luangnya ke pajak
USU. Pelajar yang datang ke pajak USU pada waktu –waktu tertentu seperti waktu bubaran sekolah, tetapi ada juga pelajar yang datang ke pajak USU
.sepanjang waktu dan akhir pecan. Kedatangan pelajar ke pajak USU bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya,tetapi
hanya sekedar datang untu melihat orang yang datang ke pajak USU dan atau melihat orang yang datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang
yang datang kesana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalaupun mereka membeli sesuatu , biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun
dalam rangka mejeng, yaitu mencoba untuk menarik perhatian orang lain terhadap apa yang dilakukan, dimiliki, dan ditampilkan. Maisyarah, 2008.
Karakteristik hubungan aktor ekonomi di pasar tradisional mingguan.
1.2. Perumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas ,maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Apakah aktivitas perdagangan di pajak USU berpengaruh terhadap kunjungan para pelajar dalam berbelanja?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini disamping sebagai porna syarat akademis, juga diharapkan akan bertujuan “Untuk mengetahui pengaruh aktivitas perdagangan pajak
USU terhadap kunjungan para pelajar di Medan”.
1.4 Menfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti, peneliti ini dapat memperluas wawasan peneliti dan
membandingkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan fakta yang terjadi di lapangan.
b. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan wawasan penulis mengenai kasus tersebut
sebagai wadah latihan serta pembentukan pola pikir ilmiah dan rasional.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan dapat menjadi
bahan bacaan atau referensi kepustakaan.
1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Interaksi Sosial
Universitas Sumatera Utara
Interaksi sosial menurut Gillin dan gillin adalah hubungan -hubungan yang dinamis menyangkut hubungan orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia Soekanto, 2000: 68. Oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Syarat – syarat kontak sosial dalam
hubungan dengan interaksi sosial adalah: 1.
Adanya kontak sosial sosial contact 2.
Adanya komunikasi communication Kontak sosial tidak semata-semata tergantung dari tindakan-tindakan. Akan
tetapi tanggapan terhadap tindakan tersebut. Suatu kontak sosial dapat pula bersifat primer dan skunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka, misalnya saling senyum, berjabat tangan dan sebagainya. Sebaliknya, kontak sosial yang bersifat sekunder memerlukan suatu
perantara. http:mrpams.multiply.comjournalitem17 diakses 5 juli 2010 pukul 19.20
Menurut Maryati dan Suryawati 2003 Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Adanya perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-
kebiasaan keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan
kebudayaan masyarakat dimana ia menjadi anggota .
Universitas Sumatera Utara
2. Antara orang perorang dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,
misalnya apabila seorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norna masyarakat.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
http:jurnal-sdm.blogspot.com200905interaksi-sosial-definisi-bentuk- ciri.html diakses 5 juli 2010 pukul 09.30 .
Interaksi sosial terdiri dari berbagai aspek salah satunya aktivitas ekonomi, karena aspek ekonomi adalah bentuk interaksi sosial. Aktivitas ekonomi dapat
diartikan sebagai pola hubungan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dari para pelaku ekonomi. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang bertemu tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling
menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya fihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan
maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi suara berjalan dan sebagainya itu menimbulkan kesan
dalam fikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut
dapat bergerak sendiri-sendiri posisi terpisah maupun dalam kedaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara, lebih mendalam, maka faktor imitasi
misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong sesesorang untuk
memadai kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau
sikap yang berasal pada dari dirinya yang kemudian diterima oleh fihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi akan tetapi titik tolaknya
berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi jkarena fihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal mana menghambat daya berfikir secara rasional.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan –kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, oleh karena itu kepribadian seseorang dasar proses ini.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang tertarik pada orang lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang
sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami fihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Menurut Karp dan Yoels
seseorang dalam berinteraksi sangat mempengaruhi daya tarik. Seseorang yang kurang menarik biasanya menjadi sulit berinteraksi dibandingkan mereka yang
memiliki daya tarik lebih menarik. Daya tarik ini yang juga terkadang menjadi
Universitas Sumatera Utara
dorongan bagi seseorang yang akan memulai interaksi karena mereka yang memiliki fisik. http: www.dostoc.comdocs26427318 interaksi di akses 04 juli
2010 pukul 08.25.
1.5.2. Daya Tarik Interpersonal
Dalam hubungan interpersonal atau interaksi diantara dua orang atau lebih terdapat aspek-aspek yang mendasarinya. Faktor-faktor yang terpenting dalam
menentukan seberapa jauh menyukai seseorang bagaimana orang bisa saling tertarik, saling kenal-mengenal, bagaimana ada gairah tarik-menarik satu sama lain
bahkan sampai seseorang kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang disebut sebagai daya tarik interpersonal.
1. Mengapa orang membutuhkan orang lain, mengapa orang bergabung atau
berhubungan dengan orang lain Keinginan untuk melakukan kontak dengan orang lain, pada umumnya
dilandasi adanya imbalan sosial yang diperoleh individu jika berhubungan dengan orang lain. Kita dapat melakukan analisa terhadap fenomena dari dua hal yaitu
perbandingan sosial social comparison dan dukungan emosional emotional support. Membutuhkan orang lain sebagai standart untuk mengevaluasi perilaku
kita. Sementara hubungan dengan orang lainakan memberikan dukungan emotional dalam bentuk perhatian.
Selain dua tipe ganjaran sosial reward utama yang dapat diberikan orang lain terhadap diri kita sebagaimana telah disebutkan, hubungan dengan orang lain
dapat memberikan tambahan ganjaran lainnya yaitu, pertama dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan intim hubungan antar pribadi, persahabatan, afeksi, komunikasi. Kedua, orang lain dapat memberikan tipe
perhatian kepada kita dalam penghargaan, pengakuan, status, dan sebagainya. Sementara menurut henry dan murray 1938 dan David McClelland 1951
serta McAdam 1982 dalam brehm Kassin, 1993 ada dua motif sosial yang mndorong seseorang untuk melakukan seseorang untuk melakukan hubungan
dengan orang lain, yaitu : a.
Kebutuhan untuk berafiliasi the need for a affiliation yaitu keinginan untuk membentuk untuk mempertahankan beberapa hubungan interpersonal yang
memeberikan ganjaran b.
Kebutuhan berhubungan intim the need for intimacy yaitu memilih hubungan yang hangat , dekat dan komunikatif.
Kebutuhan afilisiasi yang tinggi mendorong perilaku sosial yang aktif dan terkendali controlling social behavior dengan penekanan pada keluasan dan
kuantitas hubungan sosial. Sedangkan kebutuhan untuk melakukan hubungan intim mendorong perilaku sosial yang lebih pasif dan kurang terkendali dengan
penekanan pada kedalaman dan kualitas hubungan sosial. Dayakisni, 2003:132 2.
Daya Tarik Interpersonal dan Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal Menurut Brehm Kassin 1993 istilah daya tarik interpersonal digunakan
untuk merujuk secara khusus pada keinginan seseorang untuk mendekati orang lain. Sementara Brigham 1991, daya tarik interpersonal adalah kecendrungan untuk
menilai seseorang atau kelompok secara positif, untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku secara positif padanya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang menentukan daya tarik interpersonal ini sangat penting karena mempengaruhi reaksi pada tahap awal pertemuan dan hubungan denga orang
lain. Pada dasarnya faktor-faktor yang mendukung daya tarik interpersoanal secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor personal dan situasional. Faktor
personal yaitu faktor-faktor yang berasal dari karakteristik pribadi kita. Pada umumnya beberapa faktor yang dianggap sangat penting dalam
menentukan daya tarik interpersonal adalah:
1. Kesamaan
Kita cenderung menyukai seseorang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, latar belakang dan kepribadian. Kesamaan menjadi faktor penting
sebagai penentu daya tarik interpersonal Pertama, menurut acuan teori konsistensi kognitif dari heider, jika kita menyukai
orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama denagn kita. Hal ini, supaya seluruh unsur kognitif kita konsisten. Kedua, Don Byrne menunjukkan hubungan
linear antara daya tarik dengan kesamaan. Persepsi tentang adanya kesamaan dan mendatangkan ganjaran, dan perbedaan tidak mengenakkan. Kesamaan sikap orang
laindengan kita memperteguh kemampuan kita dalam menafsirkan realitas sosial. Orang yang mempunyai kesamaan dengan kita cenderung menyetujui gagasan dan
mendukung keyakinan tentang kebenaran pandangan. Ketiga, pengetahuan bahwa orang lain adalah sama dengan anda, menyebabkan anda mengantisipasi bahwa
interaksi di masa datang akan positif dan memberikan ganjaran. Terakhir, kita cenderung lebih akrab dengan orang yang memiliki kesamaan dengan kita.
Universitas Sumatera Utara
2. Kedekatan
Orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih muda timbul tumbuh diantara tetanga yang berdekatan.
Pertama, kedekatan biasanya menigkatkan keakraban. Kita lebih sering berjumpa dengan tetangga sebelah kita daripada orang yang ada di jalan. Eksposur yang
berulang ini dapat menigkatkan rasa suka. Kedua, kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Ketiga, orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat
daripada orang yang jauh. Kemudahan ini mempengaruhi keseimbangan ganjaran dan kerugian interaksi. Hal ini sesuai dengan persepsi teori pertukaran sosial.
Keempat, berusaha untuk memepertahankan keseimbangan antara hubungan perasaan dan kesatuan kita. Secara lebih spesifik, kita dimotivasi untuk menyukai
orang yang ada kaitanya dengan kita dan untuk mencari kedekatan dengan orang kita suka i. Kelima, orang yang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering
dengan mereka yang tinggal paling dekat denganya. Hal ini, menyebabkan ia cenderung untuk menekankan aspek-aspek positif dan meminimalkan aspek negatif
dari hubungan itu sehingga hubungan di masa datang akan lebih menyenangkan.
3. Keakraban familiarity
Kekerapan berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain. Robert Zajonc 1968. Menunjukkan bahwa orang
mengembangkan perasaan positif pada obyek dan individu yang sering mereka lihat. Dayakisni, 2003:134-135
1.5.3 Kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
Trust atau rasa saling mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan
yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu tindakan yang saling mendukung Hasbullah,
2006:11. Kepercayaan atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan
untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial lainnnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang
diharapkan dan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan saling mendukung. Dalam pandangan Fukuyama 1995-2002 berbagai tindakan kolektif yang didasari
atas dasar saling mempercayai yang tinggi akan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi. Terutama dalam konteks membangun
kemajuan-kemajuan bersama Hasbullah, 2006:4 Kepercayaan yang dijalin memudahkan dibinanya kerjasama saling
menguntungkan, sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprokal telah memenuhi unsure keadilan diantara sama individu. Coleman, menegaskan bahwa
kelangsungan setiap transaksi modal sosial ditentukan ada dan terjaganya kepercayaan amanah kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat. Artinya hubungan
transaksi antara manusia sebagai individu maupun kelompok baik yang bersifat ekonomi maupun nan ekonomi, hanya mungkin terjadi apabila terjadi kepercayaan
atau rasa saling percaya dari pihak-pihak yang melakukan interaksi. Individu-
Universitas Sumatera Utara
individu yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, memugkinkan terciptanya organisasi-organisasi bisnis dagang yang fleksibel yang bersaing.
Untuk itu ada strategi yang dilakukan oleh para pedagang agar barang dagangannya tetap terjual adalah dengan melakukan hubungan-hubungan
sedemikian rupa sehingga pedagang tersebut menjaring konsumen sebagai pembeli tetap pelanggan. Apabila pelanggan telah teebentuk, maka hubungan dengan para
pelanggan tidak hanya sebatas hubungan ekonomi tetapi biasanya berlanjut dalam hubungan-hubungan sosial.
Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai acuan
bersikap, bertindak dan bertingkah laku, serta berhubungan dengan pihak lain. Adapun acuan nilai dan unsur merupakan modal sosial antara lain bersikap yang
partisipatif, sikap percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukung unsur lain yang memegang peran penting adalah kemauan
masyarakat dan kemauan masyarakat atau kelompok tersebut untuk secara terus - menerus proaktif baik dalam mempertahankan nilai-nilai memebentuk jaringan-
jaringan kerja sama maupun dengan penciptaan kreasi dan ide-ide baru Hasbullah, 2006:7-8. Selain itu pada tingkatan institusi sosial. Kepercayaan akan bersumber
dari karakteristik sistem tersebut yang akan memberi nilai tinggi pada tanggung jawab sosial setiap anggota kelompok. Kepercayaan akan mengabaikan salah satu
spektrum penting yang ada didalammnya yaitu rentang rasa mempercayai.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan - hubungan yang terjadi atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan
yang memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama tumbuh berkembangnya suatu akan menciptakan jaringan-jaringan yang solid. Hubungan sosial ekonomi
merupakan sarana untuk mempertahankan serta memperluas pelangganan harga yang diingikan. Keberadaan jaringan sangat signifikan dalam membangun
keberhasilan dalam mengeksploitasi peluang-peluang memperoleh keuntungan yang berdampak positif terhadap hubungan yang terjalin antara pedagang dan pembeli
Damsar, 2002:27. Setiap orang memiliki keterbatasan dalam memperkirakan sesuatu, untuk
mengatasi ketidak pastian tersebut maka dia harus menjalin hubungan kepercayaan dengan orang lain. Apakah seseorang pembeli misalnya, akan datang lagi atau tidak
dalam suatu komuniti lokal untuk teransaksi jual beli setiap pedagang cenderung tidak merasa yakin terhadap prakiraan nya. Oleh karena itu mengikat pembeli dalam
hubungan pelanggan yang dilandasi kepercayaan merupakan sesuatu cara untuk mengatasi ketidak pastian tersebut. Demikian pula di sisi pembeli, apakah barang
yang di beli terlalu mahal atau tidak dari seorang penjual, dia tidak tahu. Untuk mengatasi hal tersebut, pembeli berusaha untuk mengikat hubungan pelanggan yang
didasarkan atas kepercayaan. Hubungan langganan antara pembeli dan penjual merupakan hubungan yang didasarkan atas kepercayaan, yang bisa dipahami untuk
mengatasi ketidak pastian yang mereka miliki, pembeli berkait dengan asimetris dan penjual dengan keuntungan berkelanjutan. dalam Damsar, 2009 :201
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan bukanlah barang baku atau tidak berubah, tetapi sebaliknya kepercayaan terus menerus ditafsirkan dan nilai para actor yang terlihat dalam
hubungan perilaku ekonomi. Bisa saja pada mulanya seorang tersebut memeperoleh jumlah yang besar, tetapi pada waktu-waktu berikutnya memperoleh jumlah yang
sangat kecil. Hubungan resiprokal menyebabkan modal sosial dapat tertambat kuat dan bertahan lama, karena diantara orang-orang melakukan hubungan tersebut
mendapatkan keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Menurut Adam smith 1976:17 jelas bahwa orang mempunyai kecendrungan
untuk memindahkan, menukar, dan memperjual belikan suatu barang kepada orang lain. Pada suatu sisi, Smith menjelaskan secara konsep tindakan ekonomi sebagai
sesuatu yang secara alami. Di sisi lain, dia memandang pengaruh sosial sebagai sesuatu yang merusak tindakan ekonomi. Aktivitas ekonomi dari seseorang individu
hanya jika dan sejauh ia memperhatikan perilaku orang lain. Memperhatikan orang lain dapat dilakukan banyak cara misalnya melihat orang lain, berbicara dengan
mereka, memikirkan mereka, dan seterusnya. Weber mengemukakan bahwa actor selalu memperhatikan orang lain melalui makna yang dibangun secara sosial. Dalam
pandangan ini, actor ekonomi adalah homo sosiologicus. Ini bukan berarti bahwa aktor mengikuti secara otomatis dan mekanis adat istiadat, kebiasaan, atau norma
yang dimilikinya tetapi dia menginterpretasikan verstehen kesemuanya itu dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung.
Dengan cara pandangan demikian, maka kita dapat mengklasifikasikan pembeli atas beberapa tipe:
Universitas Sumatera Utara
1. Pengunjung yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar tanpa mempunyai
tujuan untuk melakukan pembelian terhadap barang dan jasa. Mereka ini adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di lokasi pasar.
Dalam masyarakat perkotaan Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain banyak dijumpai anak-anak muda yang datang ke
lokasi pasar pada waktu-waktu tertentu seperti bubaran sekolah pada hari kerja atau sepanjang waktu pada akhir pekan. Kedatangan mereka ke
lokasi pasar bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya, tetapi hanya sekedar datang untuk melihat orang yang
datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang yang datang ke sana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalupun mereka membeli
sesuatu, biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun dalam rangka mejeng, yaitu mencoba menarik perhatian orang lain terhadap apa
yang dilakukan, dimiliki dan ditampilkan. Pergi ke lokasi pasar untuk memanfaatkan oleh anak-anak muda tetapi juga dilakukan oleh semua
lapisan usia. 2.
Pembeli yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli suatu barang atau jasa. Tetapi tidak mempunyai tujuan ke di
mana akan membeli. Pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan seterusnya seorang pembeli yang ingin mengetahui harga dari
barang yang dibutuhkannya dapat mengetahui harga dari barang yang dibutuhkannya dapat mengetahui langsung dengan mengunjungi toko
swalayan, pusat perbelanjaan , dan sejenisnya yang telah mencantumkan
Universitas Sumatera Utara
label harga pada setiap barang yang ditawarkan. Ia dapat memilih barang yang dibutuhkannya dengan kualitas yang diinginkannya dan dana yang
tersedia. 3.
Pelanggan yaitu mereka yang datang kelokasi pasar dengan maksud membeli sesuatu barang atau jasa dan punya arah tujuan yang pasti di ke
mana akan membeli. Seseorang yang menjadi pembeli tetap dari seseorang penjual tidak terjadi secara kebetulan, tetapi melalui proses
interaksi sosial. Dalam proses transaksi antara penjual dan pembeli, secara sengaja atau tidak, penjual memperlakukan pembeli tidak hanya sebagai
seseorang yang memberikan keuntungan materi kepadanya tetapi juga sebagai seseorang perlu diberi perhatian misalnya dengan menanyakan
sekolah anak, masalah pekerjaan, dan seterusnya. Hubungan sosial penjual dan pelanggan tidak hanya muncul pada pasar. Damsar 2000,
103-105.
1.5.4. Keterlekatan
Granovetter 1985 mengajukan konsep keterlekatan. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan fenomena perilaku ekonomi dalam hubungan sosial. Konsep
keterlekatan, menurut granovetter, merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan
Universitas Sumatera Utara
secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan actor individual sendiri
tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan
hubungan sosial ialah sebagai suatu rangakain hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama diantara individu-individu atau kelompok-kelompok granovetter
dan swedberg, 1992 :2 . Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah terlekat karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain. Cara orang
terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari institusional misalnya, apa yang terjadi dalam
produksi, distribusi dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlakatan orang dalam hubungan sosial. Damsar , 2009: 140
Bentuk keterlekatan 1. Keterlekatan relasional
Keterlekatan relasional merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat embedded dalam jaringan sosial personal yang sedang
berlansung diantara para actor. Konsep disituasikan secara sosial bermakna tindakan ekonomi dalam suatu aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan orang lain atau
dikaitkan dengan individu lain, misalnya tindakan ekonomi dalam hubungan pelanggan antara penjual dan pembeli merupakan suatu bentuk keterlekatan
Universitas Sumatera Utara
relasional. Dalam hubungan pelanggan terjadi hubungan interpersonal antara penjual dan pembeli yang melibatkan berbagai aspek sosial, budaya, agama, dan politik
dalam kehidupan mereka berdua. Hubungan pelanggan terjadi karena adanya informasi yang asimetris
ketidakseimbangan informasi anatara penjual dan pembeli sehingga pembeli perlu melakukan suatu klientasi, yaitu suatu proses resiprokal dalam hubungan yang
simetris, egaliter, dan oposisisonal. Ketika pembeli mengahadapi informasi yang asimetris tersebut. Hubungan langganan bermula dari pencarian pembeli terhadap
kepastian dan keakuratan informasi terhadap suatu barang dan jasa. Dalam situasi pasar, tidak ada yang gratis, semua diukur dari sisi untung rugi. Berbagi informasi
juga dipahami oleh pihak penjual sebagai berbagi keuntungan, bukan berbagi kerugian. Oleh sebab itu, jika penjual mau berbagi informasi dengan pembeli maka
harus ada kepastian bahwa penjual memperoleh keuntungan dari berbagi informasi tersebut dari pihak pembeli. Proses seperti itu berlangsung terus-menerus samapai
ada kepastian dan kepercayaan dari kedua belah pihak bahwa berbagi informasi telah terjadi dan telah menguntungkan kedua belah pihak.
Ketika hubungan anatar pembeli dan penjual telah sampai pada tahap berbagi informasi yang pasti dan akurat serta melibatkan kepercayaan maka hubungan
tersebut mengental pada tahap hubungan pelanggan. Hubungan anatara pembeli dan pelanggan tidak hanya meliputi tindakan ekonomi, tetapi juaga bisa meluas kedalam
aspek sosial budaya dan politik.
2. Keterlekatan struktural
Universitas Sumatera Utara
Keterlekatan structural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas. Jaringan hubungan yang lebih luas, bisa merupakan
institusi atau struktur sosial. Struktur sosial merupakan tatanan tuntutan sosial dalam berinteraksi dan berhubungan dengan individu dan kelompok lain. Struktur sosial
menyadarkan kita bahwa hidup ini dicirikan dengan pengorganisasian dan stabil. Untuk memahami keterlekatan structural lebih dalam, fenomena ekonomi
dari pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan suatu struktur sosial dimana terdapat pola interaksi antara penguasaha swalayan, karyawan, pemasok dan pembeli dalam
aktivitas perdagangan terdapat aturan main, misalnya, jika ingin membawa suatu barang ke rumah, maka pembeli harus terlebih dahulu membayarnya di kasir. Atau
terdapat aturan main antara pengusaha swalayan dan pemasok serta anatara pengusaha swalayan karyawan. Dalam hubungan antar pengusaha dan pemasok
terjalin hubungan kepercayaan. Damsar, 2009:150
1.6. Hipotesis
Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap objek hendaknya dibawah tuntutan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan
sementara yang masih harus di buktikan kebenarannya di dalam kenyataan ,percobaan atau praktek umar:80. Berdasarkan perumusan masalah yang telah
ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah:
H
o
: Tidak terdapat pengaruh positif antara aktivitas pedagang pajak USU terhadap kunjungan pelajar di Medan melalui bekerjanya variabel antara daya tarik X
2
Universitas Sumatera Utara
H
a
: Terdapat pengaruh yang positif antara aktivitas pedagang pajak USU terhadap pelajar di Medan melalui bekerjanya variabel antara Daya tarik X
2
1.7. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain
defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 2006 : 46.
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :
A. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas X
1
adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat.
Tanpa variabel ini maka variabel-variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain bahkan sama sekali tidak ada yang
muncul Nawawi, 1995 : 37. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas ekonomi pedagang
pajak USU dengan indikator : 1.
Produksi
Universitas Sumatera Utara
2. Promosi
3. Tawar-menawar
B. Variabel Antara Intervening Variable Variabel Intervening X
2
adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat
Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel PenyelaAntara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat. http:adityasetyawan.files.wordpress.com200901variable-penelitian-dan-
definisi-operasional diakses 20-05-2010. Variabel intervening penelitian ini adalah daya tarik dengan indikator:
1. Kelengkapan jenis barang
2. Harga yang terjangkau
3. Tempat atau lokasi yang mudah dijangkau
4. Tempat strategis
C. Variabel Terikat Y Variabel terikat Y adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang
ada atau munculnya atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain Nawawi, 1995 : 57.
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat penelitian ini adalah pelajar dengan indikator : 1.
Kemampuan untuk membeli 2.
Kesadaran akan kebutuhan hidup 3.
Mengambil keputusan untuk berbelanja
1.9.Bagan akan variabel yang di operasional kan
Variabel bebas X
1
Variabel antara X
2
Variabel terikat Y
I
ndikatornya 1.
Produksi 2.
Promosi 3.
Tawar-menawar Indikatornya
1. Kelengkapan
jenis barang
2. Harga yang
terjangkau
3. Tempat atau
lokasi mudah dijangkau
4. Tempat
strategis Indikatornya
1. Kemampuan untuk
membeli
2. Kesadaran akan
kebutuhan hidup.
3. Mengambil
keputusan untuk
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas Perdagangan Pajak USU